Setelah kepergian Evalina semua terdiam, Monika merasa bersedih melihat kondisi sahabatnya yang tengah depresi.
Ingin rasanya dia memeluk, memberikan kekuatan pada sahabatnya itu dalam menjalankan cobaan hidupnya saat ini.
Monika tertunduk lemas beberapa saat, kemudian menatap semua orang.
"Aku rasa sebaiknya kalian pulang saja, aku butuh istirahat. Apalagi nanti malam mertuaku akan datang. Aku tak mau terlihat tidak fresh karena kekurangan istirahat.
Tak butuh waktu lama mereka pun akhirnya pergi hanya ada Alfando bersama Monika, menyadari istrinya tengah bersedih pria ini memeluk erat tubuh istrinya.
"Apa menurutmu Sammy mau berubah sepertimu?demi anaknya." Pertanyaan Monika tak mampu Alfando jawab.
Dia bukan Tuhan, mana tahu tentang hal itu.
Tapi tak mau mengabaikan pertanyaan istrinya Alfando menjawab dengan bijak.
"Aku tidak tahu, tapi tidak ada yang mustahil jika Tuhan berkehendak, bukan." Alfando mencium kening Monika cukup lama.
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!
Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!
Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius