Rain memindahkan Jeanna ke tempat tidur dan berbaring di sebelah gadis itu, memeluknya. Rain menunduk dan menatap lekat wajah Jeanna. Sisa air mata masih ada di ujung mata Jeanna. Rain mengusapkan ibu jarinya ke sana, menghapus jejak air mata itu.
Menatap Jeanna seperti ini, Rain jadi teringat kata-kata gadis itu dulu. Tentang keluarga. Seolah Rain berhak untuk memiliki itu.
Namun, saat ini Jeanna hamil anak Rain. Jika Rain memutuskan untuk tinggal …
Rain refleks melepaskan pelukannya pada Jeanna ketika menyadari pikiran gilanya itu. Rain beranjak duduk dan akan turun, tapi ia merasakan kedua tangan Jeanna menahan tangan Rain.
Rain menoleh kaget pada gadis itu. Matanya sedikit terbuka, tapi sepertinya dia masih belum sepenuhnya bangun.
"Jangan pergi …" pinta gadis itu.
Rain akhirnya kembali berbaring dan memeluk Jeanna, tapi gadis itu terisak pelan dalam pelukannya.
"Apakah semua akan lebih baik jika kita tidak pernah bertemu?" tanya Jeanna dalam isaknya.