"..."
Isabella diam.
Bukan karena dia menyetujui perkataan Alfin. Tapi ada sebagian dalam sudut hatinya, terluka karena perkataan Alfin. Lalu dia sadar kalau Alfin memang tidak pernah memberikan hatinya pada Isabella. Bagaimana pun hubungan mereka dulu. Sejak awal Alfin memang sudah menegaskan kalau hubungan mereka tidak akan berkembang ke hal-hal yang lebih serius.
Sehingga Isabella mulai menebak-nebak.
"Apa mungkin gadis yang waktu itu kamu peluk dan akui dia sebagai pacarmu di depan ayahku, adalah wanita yang selama ini menjadi penghalang bagi semua mantan pacarmu untuk mendapatkan hatimu, termasuk aku?"
Alfin bergeming.
Pertanyaan ini terlalu komplek dan mengusik area pribadinya. Sehingga Alfin enggan menjawab. Namun sikap dingin ini menjawab banyak hal bahwa ucapan Isabella adalah benar. Dan bahkan tepat jika dia sudah merangkumnya dengan sedemikian rupa setelah dia telah mempelajari seluruh sifat Alfin selama ini.
Isabella tersenyum kecut.