"Mudah lemah bukanlah sifat para anak buahku."
Farez kembali membuka matanya saat mendengar ucapan tajam nan dingin dari Tuannya, menoleh pada wajah dingin yang tertutup majalah di sampingnya dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Ia menghela napas pelan dan menegakkan kembali duduknya, menuruti ucapan Tuannya agar tak kembali mendapat hinaan halus seperti sebelumnya, ia tak suka jika seseorang terus menghinanya tanpa tau alasan sebenarnya. Matanya tak sengaja melihat ke arah Torito yang melihat penuh ke arahnya, seakan memperhatikannya secera diam-diam namun terlanjur ketahuan. Ia tak peduli dengan tatapan itu, lantas mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tak penting juga menebak-nebak apa yang dipikirkan pria itu bukan?