Chapitre 165: Kekosongan di Sekitarku

Kadang-kadang saya membiarkan rasa iri saya menguasai diri saya dan melupakannya, tetapi ketika saya memikirkannya, saya tahu bahwa Michael mencintai saya. Cara dia berdiri di depan saya, dia memandang saya, dan dia memeluk saya. Setiap detail kecil membuat saya merasa dicintai.

Saya mungkin telah marah, ragu, dan sedih terhadapnya, tetapi di kedalaman hati saya, tidak ada saat dimana saya tidak merasa bahwa dia tidak mencintaiku, dan tidak ada saat dimana saya tidak mencintainya.

Ibu saya menatap langit di atas kami. Cahaya bulan masih lembut menyinari kepala kami dalam waktu yang lama. Dewi Bulan selalu toleran dan berpikiran luas, memperhatikan semua orang tanpa diskriminasi.

"Sudah larut. Kamu pasti lelah hari ini. Bisa tidur lebih awal?" ibu saya berkata dengan lembut.

"Baiklah, Bu. Ibu juga sebaiknya tidur lebih awal," saya berkata.