"Apapun rencana diantara kalian. Jangan jerumuskan putriku pada hal yang buruk. Dia putriku satu satunya jangan kau ubah didikanku menjadi didikanmu yang kejam dan licik itu!!"
Cipto malah terkekeh mendengar jawaban Wulan. Suara tawanya menggema pada ruang kerjanya yang luas.
"Kau sedikit berbeda dengan putrimu. Jika kau lebih pasrah dan menyerah dengan jalan hidupmu. Berbeda dengan putrimu yang justru berusaha berjuang memperjuangkan impiannya yang kandas."
"Aku memang pernah mendidiknya untuk tak pernah menyerah dan terus mencoba ketika gagal. Bukankah setiap orang tua selalu memberi nasehat sepeeti itu? Lalu apa yang salah?"
"Tidak ada yang salah. Tentu saja kau sudah benar. Hahaha."
Wulan merasa tak mendapatkan info dan jawaban yang berarti hari ini. Padahal sebelumnya ia sudah memberanikan diri menemui pria tua yang berstatus sebagai suaminya.