Selesainya keluar dari kasino bawah tanah ini, Randika menggelengkan kepalanya. Dia berpikir berjudi memang buang-buang waktu, lebih baik waktunya digunakan untuk menggoda perempuan cantik.
Tidak ada yang mengalahkan sensasi bercium atau sensasi tangannya meremas dada yang empuk.
Setelah sadar dari delusinya, dia memutuskan untuk pergi ke kantor dan mencari Viona. Setelah diingat-ingat, peristiwa memalukan yang dialaminya di rumahnya masih melekat di benaknya. Kalau saja tidak ada orang tua Viona pada waktu itu, dia dan Viona sudah….
Ini sudah ketiga kalinya hubungannya dengan Viona diganggu, Randika selalu selangkah lagi untuk meresmikan hubungan mereka. Kejadian pertama dan kedua masih dapat dimaklumi, tetapi yang ketiga itu benar-benar memalukan, dia sudah tidak punya wajah untuk bertemu dengan orang tuanya Viona lagi.
Mungkin sebaiknya malam ini dia membuka kamar bersama Viona.