Beberapa menit sebelumnya, di medan medan perang yang sama. Seorang kesatria berzirah putih menerjang dengan cepat hingga seraya mengayunkan pedangnya.
"Gh!"
Meski begitu lawannya tak kalah lihai dari serangannya. Cambuk itu terus menangkis segala serangannya. Bukanlah cambuk biasa yang musuhnya–Bell, the Puppets Magician– gunakan. Cambuk itu amat keras layaknya baja, namun tampak ringan bagaikan tali.
Meski berulang kali Lilia mencoba menembus pertahanan musuhnya dengan pedangnya, tetapi semua serangannya di tahan dengan cambuk itu. Justru beruntung selama ini pedang Lilia tidak terikat dengan cambuk itu. Jika itu terjadi, maka ia tak lagi memiliki senjata untuk melawannya.
Lilia menghentikan serangannya, bersamaan dengan Bell pula yang menjaga jarak tanpa menyerangnya. Kedua mata mereka menyipit tajam seakan saling mengawasi satu sama lain.
"Pedang itu ... Apa yang terjadi dengan pedang kebanggan mu itu?"