Télécharger l’application
72.38% Laskar Dewa Series Sitija (Sang Yadawa Terakhir) / Chapter 76: Sang Batara Kala Dan Wisanggeni

Chapitre 76: Sang Batara Kala Dan Wisanggeni

Raden Wisanggeni, Raden Antasena, Raden Srenggini, Raden Wisangkhanta dan Resi Mayangkara Berpamitan Kepada Batara Ismaya. Melanjutkan perjalanan Mereka Kearah Alas Krendhawahana Wilayah Kerajaan Setragandhamayit. Kerajaan Para Lelembut Dipimpin Oleh Aditya Berbentuk Raksasa Bernama Batara Kala Dan Permaisurinya Batari Durga. Mereka Berempat Terbang Melesat Kembali Menuju Bumi. Ketika Mereka Memasuki Wilayah Sebuah Desa Yang Bernama Sama Di Daerah Surakarta Jawa Tengah. Mereka Berempat Mencari Tempat Sepi Untuk Mendarat. Sambil Menyamar Layaknya Orang Biasa. Mereka Berempat Berpura pura Bertanya Pada Penduduk Sekitar. Akhirnya Mereka Berempat Membuat Kesepakatan Akan Memasuki Wilayah Setragandhamayit Pada Waktu Malam Hari. Ketika Malam Tiba Akhirnya Mereka Memasuki Wilayah Hutan Yang Terkenal Sangat Angker Dalam Anggapan Masyarakat Sekitar. Bulan Purnama Menambah Suasana Mencekam Di Wilayah Alas Krendhawahana. Terdengar Suara Burung Hantu Dan Lolongan Anjing Menambah Berdirinya Bulu Kuduk Siapapun Yang Melewati Hutan Itu Pada Malam Hari. Akhirnya Mereka Berempat Sampai Di Pintu Gerbang Kerajaan Setragandhamayit. Mereka Berempat Berhenti Kemudian Duduk Saling Berhadap -hadapan. Sambil Membuat Api Unggun Raden Wisanggeni Mengeluarkan Seekor Burung Gagak Lalu Menyembelih Burung Itu. Kemudian Setelah Membersihkannya Raden Wisanggeni Segera Melepas Baju yang Dikenakannya. Kemudian Dengan Bertelanjang Dada Mereka Berempat Bercanda Sambil Membakar Dua Ekor Burung Gagak.

"Kalo Bau Sedap Begini,Dedemit -dedemit Sini Datang Nggak Iya…?"Celetuk Raden Srenggini.

"Hi…Hi…Hi…Hi…!"Samar Terdengar Suara Perempuan Tertawa Di Belakang Sebuah Pohon Besar Dibelakang Mereka Berempat.

"WADDUOOOHHH…!,APA…IT…IT…ITU…!,Hiiiii…SUERREEMMM…!"Teriak Raden Antasena sambil Menunjuk dengan tangan Kirinya Kearah Sesuatu yang Berada DiCabang Pohon Beringin Besar.

Seraya Menutup Kedua matanya menggunakan Telapak Tangan kanannya.Terlihat Sosok Perempuan Berambut Sangat Panjang Berpakaian Putih Seperti Gaun Panjang Duduk Sambil Mengayun -ayunkan Kakinya Di Cabang Pohon Itu.Perempuan Itu Sebetulnya Bermuka Cantik. Tapi Kulitnya Diwajahnya Yang Berwarna Putih Pucat Menatap Kearah Mereka Berempat Sambil Tetap Tertawa.

"OOOalah …,Nggak Usah Lebay Dong …,Kakang Antasena…,BIASA AJA…!!,WADDUOOOOHH…!!"Habis Berkata Seperti Itu Raden Srenggini berteriak karena Terkejut sekaligus Terperanjat.

Seketika Raden Srenggini Melompat Dan Merangkul Raden Antasena.Karena ketika Memalingkan Wajahnya.Raden Srenggini Melihat Persis Di Depan Mukanya Ada Sosok Mengerikan. Yang Tiba Tiba Sudah Berada Di Depan Muka Raden Srenggini sambil Memandanginya. Sosok Itu Bermuka Hancur Penuh Darah. Kepalanya Hilang Separuh dan Salah Satu Bola Mata yang Tersambung Uratnya Jatuh Kearah Pipi Kanannya.

Raden Wisanggeni, Raden Wisangkhanta dan Resi Mayangkara Yang Sedari tadi Terdiam Tersenyum Kearah Dua Orang Sepupu dan Cucunya. Melihat Ulah Konyol Mereka yang Sok -sok'an Berpura-pura Terlihat Seperti Penakut. Resi Mayangkhara (Hanoman) Tertawa Terpingkal-pingkal Sambil Menepuk-nepuk Dahinya.Sebenarnya Mereka Berempat Menyadari. Bahwa Kehadiran Mereka Telah Dipantau Oleh Ratusan Ghana (Dedemit,Hantu)anak Buah Sang Batara Kala. Sosok Genderuwo, Sundel Bolong, Banaspati, Kemangmang,Kuntilanak,Hantu Pocong, Kolong Wewe, Tuyul Dan Jenis Ghana Lain Menatap Kearah Mereka Berempat.

"Heiii…,Paman …!"Kata Raden Wisanggeni Kearah Hantu Berkepala Setengah Hancur yang Sedari Tadi Menatap Raden Srenggini.

"Aku tahu…Aku Tahu …,Siapa Angger Berlima…!"Kata Hantu Yang Bermuka Tak Utuh Itu Kearah Mereka.

Dengan Suara Lirih Setengah Parau Seraya Mengangguk -anggukkan Kepalanya.

"Tidak ada…Manusia yang berani Masuk wilayah ini.Seandainya Mereka Berani Pun Mereka Akan Mati Binasa,Ngger.Jalma Moro, Jalma Mati (Siapa Manusia Yang Datang,Manusia itu Akan Mati)"Kata Sosok Makhluk Dengan Suara Bergetar Ketakutan. Makhluk Tinggi Seperti Sosok Raksasa.

Bermata Merah Menyala Bergigi taring Atas Dan Bawah Dengan bulu Lebat (Genderuwo).

"Paman-Bibi…Kalian Tidak Usah Membohongi Aku.Atau Aku Akan Menghabisi Kalian Semua.Hingga Hantu -hantu Bejat Atau Dedemit -dedemit Bangsat Seperti Kalian. Tidak Akan Sampai Kearah Swargaloka.Apakah Paman dan Bibi Paham…!?"Kata Raden Wisanggeni Tenang Kearah Mereka semua.

Raden Wisanggeni Berbicara Dengan Senyuman Mengejek Kearah Para Dedemit Di Depan Mereka.

Seketika Para Hantu Itu Bersimpuh Kearah Mereka Berempat.

"Ngger ,Ampuni Kami Mahasenapati Jagad Raya. Kami Tahu Kami Terpaksa Membohongi, Angger.Hanya Orang orang yang Berhati Kotor. Yang Bisa Kami Ajak Kearah Junjungan Kami ,Ngger. Ampuni Kami …! "Kata Salah Satu Dari Mereka Yang Berbadan tak Utuh.

"Kami Telah Banyak Membunuh Jutaan Ekor Burung Gagak.Itu Adalah Makanan Kesukaan Kalian Kan,Paman-Bibi...?,Jadi Kalian Semua Sebagai Penduduk Dan Punggawa Di Kerajaan Setragandhamayit Ini.Jangan Menghalangi Jalan Kami Berempat Untuk Bertemu Raja Dan Permaisuri Di Kerajaan Kalian.Apa Kalian Mengerti apa yang Aku Katakan…!,"Kata Raden Wisanggeni setengah Menghardik Para Dedemit.

"SENDIKO…DAWUH…,NGGER…!"Seru Semua Penduduk Kerajaan Setragandhamayit kearah Mereka Berempat.

Sambil Membuka Jalan Menuju Pintu Gerbang Kerajaan Setragandhamayit.

Tubuh Raden Wisanggeni bersama adik Kandung Dan Kedua Sepupu beserta Eyangnya Resi Mayangkhara Segera Terbang Mengambang Dengan Posisi Berdiri Di Udara. Dengan Kecepatan Kilat Mereka Berempat terbang Memasuki Pintu Gerbang Kerajaan Setraganhamayit. Kerajaan Di Wilayah Athala (Kasat Mata)Di Dunia Manusia. Para Yaksa Penjaga Gerbang Segera Menghaturkan Hormat Kearah Mereka Berempat. Kedatangan Mereka Berempat Akhirnya Disambut Oleh Sosok Makhluk Berwajah Aneh. Kepalanya Yang Besar Botak melebihi Tubuhnya yang Kerdil. Sedangkan Rambut Belakangnya Memanjang Sebahu. Sosok dengan Tubuh Mirip Orang Kerdil. Dengan Mata Membelalak, Hidungnya Pesek, Mulutnya lebar dan Monyong Kearah Depan. Perutnya Yang Buncit Ketika Sosok Itu Berjalan Juga agak Bongkok. Beliau Adalah Rakrian Mahamantri Kerajaan Lelembut dan Para Dedemit Setragandhamayit. SangHyang Antaga atau Rakrian Togog Wijamantri. Rakrian Togog Bersama dengan Sosok Yang Mempunyai Wajah Mirip Dengan Sang Rakrian. Hanya Saja Tubuhnya Agak Sedikit Kurus. Sosok yang Bernama Jaka Tambilung yang Selalu Cengengesan.

"Atah…,atah…,atah…,Waduh…,Ndugal Kewarisan Para Berandal Kayangan…Sekali Salah Ngomong Bisa Masuk Keranda Mayat Kita, Ndoro…!"Seru Jaka Tambilung yang Sengau langsung Menepuk Jidatnya sambil Mewek(Mau Menangis).

Jaka Tambilung Curhat kearah Junjungannya Ki Togog

" "Ehh…Ada Tamu …,Ada Angger Wisanggeni Ada Angger Antasena,Ada Angger Wisangkhanta…dan Ada Angger Srenggini,Lah Yang Ini …YANG INI…!"kata Ki Togog Wijamantri Sambil Mewek kearah Resi Mayangkhara (Hanoman).Ulah Mereka Berdua Membuat Resi Mayangkhara Tertawa Terpingkal -pingkal.

Raden Wisanggeni Menatap Kedua Bawahan Sanghyang Batara Kala Sambil Tersenyum.

"HEIII…Mbah…Mana Junjunganmu…!"kata Raden Antasena Kearah Mereka Berdua.Raden Antasena Terbang Mendarat Dengan Melandai Pelan Ketanah.Mendekati Rakrian Mahamantri Sang Hyang Antaga Dan Jaka Tambilung.

"Di…di…di…"Jawab Ki Togog Sambil Kakinya Gemetaran.

Tak Terasa Ada Air Mengalir Lewat sela-sela Pahanya membuat Celananya Basah. Airnya bau pesing mengalir jatuh berkumpul di tanah tempat Mereka berdua berdiri.Raden Srenggini Yang Melihat Itu Langsung Tertawa Bersama Resi Mayangkhara Eyangnya.

Raden Antasena Mendekat Kearah Muka Mereka Sambil Memegang Dagu Keduanya.

"Di mana…?"Tanya Raden Antasena Kembali kearah Mereka Berdua.

Sambil Tersenyum Raden Antasena Terus Mendekatkan Mukanya Kearah Ki Togog Yang Ketakutan.Jaka Tambilung yang Langsung Merangkul Lengan Ki Togog Wijamantri.

"DE…DED…DED…DIIIiii…!"Jawab Ki Togog gagap.

"Da…di…Da…di…,DiJeEEE…,Bukan NightClub Loh Ini…!"Kata Raden Antasena setengah Membentak Mereka Berdua.

"Di Da…Da…Dalam…,NGGER…!"Teriak Mereka Berdua Kaget Mendengar Suara Raden Antasena yang Setengah Membentak Mereka.

Kontan Saja Raden Srenggini dan Resi Mayangkhara semakin Menjadi -jadi Tertawa melihat Mereka. Raden Wisanggeni Tersenyum sambil Menggeleng -gelengkan Kepalanya Seraya Menepuk -nepuk Jidatnya.Sesekali Raden Wisanggeni Menghela Nafas panjang Melihat Ulah Kakak Sepupunya.

"NGOMONG KOK SUSAH…,Kalo Susah Itu Mikir Jangan Ngomong…Budaya Kebanyakan Orang Itu Nggak bakalan Mbantu. Kalau Susah Diomongkan.Yang ada Malah Nyukurin.Sukur Kamu Susah …Kalo Kamu Senang Saya Malah Susah, Jadi Jika Mbah Berdua Ingin Senang dan Nggak Susah Untuk Ngomong.BELAJARLAH CURHAT SAMA JAMBAN DI TOILET.Ngomong Tanpa Bersuara Hanya Menggunakan Ekspresi Wajah. Sampai Keluarnya Anugrah DiDunia yang paling Hakiki.IYAA…MBAHHH…!"Kata Raden Antasena Menasehati KiTogog dan Jaka Tambilung.

"IYAAAA…!"Sahut Ki. Togog bersama Jaka Tambilung bersamaan lalu menundukkan kepalanya lesu kepada Raden Antasena.Suasana Di Kerajaan Setragandhamayit Menjadi GERRR …!,Mendengar Celetukan Raden Antasena


next chapter
Load failed, please RETRY

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C76
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous