Télécharger l’application
47.61% Laskar Dewa Series Sitija (Sang Yadawa Terakhir) / Chapter 50: Korban Dari Sebuah Perselisihan

Chapitre 50: Korban Dari Sebuah Perselisihan

Mereka Saling Berpandangan sesa'at Lalu menuruti Perkataan Dhani. Setelah Mereka semua Memasuki Elevator itu Dhani pun menyusul kemudian Dhani memencet tombolnya menuju kelantai paling dasar.Ketika Elevator itu terbuka terdapat sebuah Ruangan yang menakjubkan. Seperti Sebuah Gua dengan Stalagmite, Stalactite berikut jalan setapak menuju kearah Monitor Besar dan Sebuah Meja bundar . Monitor Bergambar Peta Dunia dan ada banyak cahaya berpendar berwarna merah seperti Radar. Arya Susena dan keempat sepupunya menunggu Mereka semua disana.

Arya Susena kembali menyapa A.K.P Wayan Wira, Kolonel Suta dan rekan -rekannya. Kemudian Mengajak mereka semua bersalaman dan mempersilakan mereka duduk diantara Meja bundar.

"Terimakasih Karena Beli semua memenuhi permintaan Saya untuk datang kesini..."Kata Arya Susena mengawali pembicaraan.

Lalu Arya Susena mengeluarkan sesuatu dari Balik Bajunya yang ternyata adalah Dua buah telepon genggam. Dan memberikan pada A.K.P Wayan Wira dan Kolonel Suta.

"Beli Wira dan Beli Suta Didepan Itu adalah H.P Korban Saya.Sebelum Saya dan Para Sepupu Saya menghabisi Mereka.Disitu Silahkan Beli Putar Video Ulah Mereka pada sa'at Mereka belum menemui ajal mereka ditangan Saya...!"Kata Arya Susena Tersenyum Seraya melapangkan telapak tangan kanannya.

A.K.P Wayan Wira Dan Kolonel Suta menuruti Perkataan Arya Susena. Mereka memutar Video yang dimaksud Arya Susena. Selang Berapa Lama Wajah Kolonel Suta tiba -tiba berubah. Raut Mukanya menjadi Tegang karena Marah yang tak tertahankan.

"BIADABBB...,MEREKA...INI... IBLISSSS...!!,"Teriak Kolonel Suta.

"Beli Sena Apakah Mereka semua yang melakukan tindakan keji ini...,Sudah Beli Bunuh...!"Kata A.K.P Wayan Wira.

Arya Susena Tersenyum dan hanya menganggukkan kepalanya. Arya Susena juga Mengeluarkan Sesuatu mirip Seperti Tongkat dari Sebuah Bambu Sebesar Ibu jari dengan panjang Setengah meter dan berujung runcing. Lalu memberikan pada Mereka.

"Itu Bukan Sebuah Bambu, Beli.Itu adalah Lambang musnahnya suatu Kaum.Yang Kalian Lihat seperti Bambu itu. Itu adalah Rumput Eurekha,Kalian telah melihat dari tayangan Video Hp Bajingan -bajingan itu.Di Video Yang Beli Suta Lihat, Mereka berpakaian seperti Para Medis, Ada Sosok anak Balita disitu menangis.Anak itu diikat kedua tangan dan kakinya.Ada Sosok Seorang berpakaian Dokter yang Memenggal kepala anak kecil itu dengan kejam. Lalu Mereka memutilasi tubuhnya,Seluruh organ dalamnya dikeluarkan.Mulai Otak, mata, Jantung, Begitu juga Video Yang Beli Wira Lihat Barusan. Hanya korbannya Sosok Perempuan Muda, Sebetulnya Cara bentuk membunuh Mereka, hampir sama. Hanya saja Sang Perempuan Muda itu Diperkosa terlebih dahulu. Kemudian Mereka Menguliti Tubuhnya sebelum membunuh. Mereka adalah Organisasi Terlarang Yang Anggota anggotanya Saya Bantai, Beli Sekalian.Organisasi Ini mengarah pada pembantaian Generasi Kalian semua,Ras Manusia.Dan Anggota Dari Organisasi ini Adalah dari Ras Kalian Sendiri,Manusia.Disetiap Korban yang saya bunuh Saya menemukan Rumput Eurekha Itu. Rumput Eurekha Adalah Lambang Musnahnya Suatu Kaum yang bernama Yadawa, Beli...!,Kaum Yadawa Adalah Kaum terkuat dimasanya.DAN KAUM ITU ADALAH KAUMKU,AKU ADALAH BAGIAN DARI MEREKA, BELI,AKU PUTRA SANG KHRISNA IBUKU PRATIWI.Aku terlahir mempunyai darah Bangsa Wresni.Ras kalian Selalu membuat Ibuku menangis.Ibuku adalah sekarang yang Kalian injak ini. Ras Kalian memotong Rambut Ibuku, tapi Ibuku Diam.Ras Kalian Mengotori Tubuhnya, Tapi Ibuku Tetap Diam.Jika ada yang membuat Ibuku menangis, Maka sebagai Putranya Aku akan sakit Hati.Tapi Ibuku Tidak ingin Kalian Saling menyakiti,Apalagi Membunuh Sesama kalian.Aku Dan Ibuku ada Karena Kalian semua, Beli.Namaku Sebetulnya Adalah Sitija,Orang Lebih Mengenalku Sebagai Bhomanarakasura.Mereka Berlima bukan sepupuku tapi Mereka Adalah Paman-pamanku.Sebetulnya Rumput Eurekha Itu terbentuk dari sebuah Gadha yang bernama Mausala.Gadha itu keluar dari dalam perut Adik yang kusayangi Dia bernama Samba,Samba adalah bagian hidup Ayahku,Beli. Samba yang Nakal telah Mengerjai Seluruh Brahmana atau Resi di Sebuah Upacara Agama.Tapi Dia dan teman -temannya tidak sengaja melakukannya.Adikku tidak mengetahui jika salah satu diantara Resi itu ada Sosok Dewa yang menyamar,Dewa itu adalah Batara Narada.Samba menyamar karena menuruti kemauan teman-temannya.Dia berpura -pura menjadi Seorang Wanita Hamil.Dari Situlah Kutukan Batara Narada terbentuk.Dan Ketika Mausala keluar dari tubuh Adikku, Eyangku Ugrasena segera meleburnya sehingga menjadi sebuah Serbuk.Serbuk itu akhirnya ditabur ke sebuah Sungai.Tak berapa lama Serbuk besi itu menjadi bentukan Rumput Eurekha yang sekarang Kalian pegang.Dan ketika ada sebuah perayaan tanpa sengaja Ayahku mengarahkan Semua kerajaan dari Kaumku menuju kesungai tempat Eurekha berada.Dari hanya sebuah perselisihan kecil antara Pamanku Setyaki dan Pamanku lainnya yaitu Kertawarma Akhirnya Mereka saling Membantai Satu sama lain tanpa tersisa.Beli,Yang Akhirnya Ayah dan Uwakku Kakrasana Menyesali kejadian itu.Ayahku Akhirnya Juga menemukan ajalnya terkena panah yang terbuat dari Rumput itu, Beli.Dilayar yang tergambar peta Dunia itu ada Jutaan atau bisa puluhan juta sinar berpendar, Beli Semua.Sinar berpendar itu adalah letak dimana Rumput Eurekha Berada.Dan Aku berani pastikan Selama Sinar berpendar dipeta itu ada.Maka Akan ada kejadian seperti yang Anda tonton barusan Di Video H.P itu. Anda Semua mengemban Tugas dari Atasan anda untuk menangkap Saya dan Paman Saya, ,Lakukan Perintah Atasan Anda. Silahkan Beli Semua..."Kata Arya Susena Menggenggam kedua tangannya dengan tersenyum dan menyatukannya ditujukan pada Mereka Semua.

"Tunggu Dulu...Semua...,Wira…TAHAN…!!"Seru Kolonel Suta.

Seraya melebarkan telapak tangannya memberi isyarat pada yang lainnya.

"Beli Sena,Biarkan semua bukti ini Kami berikan pada kantor Pusat Kami.Ini masalah serius Buat Bangsa Kita.Tidak hanya Bangsa Kita Tercinta tapi juga Dunia tempat Kita Huni dan bernaung..!"Kata Wayan Wira.

"Biarkan Kiranya Kita Semua Berpikir tentang masalah ini, Beli.Beri Kami Waktu,Beli Sena...!"Sambung Kolonel Suta.

"Aku mengenal Sosok Kakiangmu Beli Wira, Dan Aku Juga mengenal Sosok Kakiangmu Juga Beli Suta.Seandainya Aku Terlahir Seperti Kalian, Aku mungkin Akan Sama dengan teman -temanku yang Meninggal Karena Serangan Penjajah Belanda Di wilayah Desa Marga,Tabanan. Aku dan Kakiangmu Beli Wira Pada waktu itu berada dalam Batalyon yang sama. Yaitu Dewan perjuangan T.K.R Sunda Kecil. Dan Pasukan yang diberi nama Ciung Wanara. Batalion Ciung Wanara dipimpin oleh Orang Hebat Yang bernama Letkol I Gusti Ngurah Rai.Kejadiannya kira-kira pada tanggal 20 November 1946 .Pada tanggal 19 November tengah malam. Kita Semua Melakukan Gerilya di sekitar Kota Tabanan. Kita Semua mendapatkan Perintah Dari Pak Rai merebut Senjata NICA pada waktu itu.Dan Pasukan Kita Berhasil sesuai rencana Intruksi Pak Rai.Lalu Kitapun Kembali Kearah Desa Marga.Tapi Setelah Kita Sampai Ternyata Pada Pagi Buta Kita Telah dikepung oleh Batalyon Stoetroepen dan Gabungan Infanteri Gajah Merah KNIL.Kita Semua Bertempur tanpa rasa takut, Karena Pak Rai memberi Komando Pada Kita semua untuk Bertempur Sampai mati. Sebetulnya Kita Sudah Hampir menang telak Waktu itu,Pasukan Gabungan Mereka Kocar Kacir. Banyak yang Mati diantara Mereka Beli.Tapi Tiba -tiba terjadi Serangan Udara yang membalikkan keadaan. Tanpa Kita semua Sadari Mereka Memanggil Bala bantuan Berupa Pasukan Pesawat pengebom, Tapi Kita Semua tetap bertahan pada Waktu itu,Hingga Korban Dari pihak Kita Tumbang Tak sedikit Sampai Akhirnya Itupun Juga mengenai Pak Rai... "kata Arya Susena tanpa terasa Air Matanya menetes membasahi pipinya.

"Aku sebetulnya takut memperlihatkan siapa sebetulnya diriku, Beli.Aku hanya ingin dikenal sebagai Sosok seperti kalian.Aku pun Berpura-pura Mati seperti Mereka.Tapi sa'at itu Aku merasakan Dua degup jantung yang masih hidup.Pada waktu itu Mereka Berdua adalah sahabatku sendiri.Mereka adalah Sersan Wayan Dharma dan Sersan Putu Langsag Kedua Kakekmu,Beli Wira dan Beli Suta.Dengan Kecepatanku Aku membawa mereka menjauh dari tempat itu.Aku menyembunyikan keduanya Di daerah Uluwatu.Aku Meminta bantuan dari penduduk untuk menyelamatkan Mereka Berdua.Aku Menunggu Kedua Kakiangmu Sampai Sehat Dan Dia dirawat oleh Seorang Perawat yang bernama Ni Luh Ariti dan Ni Komang Dhayana. Mereka berdua adalah Naniangmu,Iya kan Beli...?,Tapi Ketika Mereka berdua Sembuh Aku hanya mengajak Putu Langsag Kakiangmu Beli Suta.Karena Aku Melihat Wayan Dharma Lebih Menyukai Bidang Pengobatan Dibandingkan Bidang Militer.Empat tahun Aku Hanya mendapat kabar Jika Kakiangmu kembali menempuh Pendidikan di Bidang Kedokteran Hingga Bisa Memperoleh Gelar Sarjana Di luar Negeri.Dan Kakiangmu Beli Suta Beliau tetap berada di Kemiliteran sampai pensiun kan? "jelas Arya Susena.

"Setelah hampir Delapan tahun Belajar diluar Negeri Kakiangmu kembali.Tiga tahun Sesudah itu Pandemi Kolera Terjadi di Indonesia.Kakiangmu Beli Wira, Dia Berusaha mencari Penyembuhnya.Sebab Naniangmu juga terjangkit Wabah itu.Sa'at Itu Ayahmu Masih Kecil,bersama Adiknya. Beli Putu.Kakiangmu berusaha keras membuat Antiserum dan Serum untuk Memusnahkan Virus Kolera.Dia Kakiangmu meminta Sampel Darahku dan Kelima pamanku, Beli.Hingga Sampai Naniangmu Meninggal, Serum itu Belum Bisa ditemukan.Dan Itulah Mengapa Sejarah Darahku itu bisa Berada Ditanganmu sekarang Beli..!"Ungkap Sena Kepada Semua Yang berada Di Ruangan itu.

"Beli Sena, Ma'af Jika Selama ini Saya Beserta Keluarga Saya Menyusahkan Anda, Beli..."Kata Wayan Wira.

"Tidak ada yang perlu dima'afkan dalam masalah ini, Beli semua.Kami juga Sama Seperti Kalian semua.Harusnya Kami yang meminta ma'af pada Kalian, Semua Beli.Karena Keberadaan Kami sangat Merepotkan Beli Semua..."Kata Dhani tersenyum kemudian menyatukan kedua telapak tangannya

,Sambil menundukkan kepala diikuti oleh Keempat Saudaranya.

"Kalau Begitu Kami Mohon Pamit...,Pada Beli Semua.Saya Mohon Agar Bisa membawa Barang bukti ini ke Mabes Kami, Beli...!"

"Silahkan, Beli..."Kata Sena.

Kemudian Sena Melakukan Hal yang sama Seperti yang Dilakukan Oleh Kelima Pamannya.

"Terimakasih, Beli Sena"Jawab Kolonel Suta Mewakili Yang lainnya Sebelum Berlalu Meninggalkan Ruangan Bawah Tanah itu.


next chapter
Load failed, please RETRY

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C50
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous