Chapitre 177: Melibatkan Seseorang

Berjalan didalam keheningan malam seorang diri. Rasanya seperti berjalan dengan belenggu di kaki. Berjalan lurus tanpa memperhatikan keadaan sekitar, tanpa memikirkan rasa sakit pada beberapa bagian tubuh.

Wajah yang cantik terlihat pucat dan lesu dalam sekejab mata. Tak ada gairah sedikitpun dalam dirinya. Sampai-sampai, orang bisa mengatakan dia sebagai mayat berjalan. Kedua matanya sayu, berkali-kali keluar air dari mata indah itu. Tak ada yang bisa membuatnya berhenti keluar.

Darah merah mengalir dari hidung mancungnya. Berulang kali ia singkirkan saat menyentuh bibir.

Darah memenuhi kedua telapak tangan. Baju putih yang dikenakannya berubah menjadi bercak-bercak merah tak beraturan. Tidak ada satupun orang lewat disekitar jalan yang ia lalui. Ia mungkin tak mengharapkan bantuan dari orang lain. Yang ada dipikirannya sekarang hanyalah ingin kembali ke rumah.