Télécharger l’application
42% KEMBALI PADAMU / Chapter 63: Kebersamaan

Chapitre 63: Kebersamaan

Hanya 2 malam Alan di Rumah sakit dan Dokter sudah memperbolehkan pulang, Muka Alan sudah segar dan saat itu juga Raya meminta surat rujukan pasien untuk melanjutkan pengobatan di indonesia,

Setelah membereskan semuanya mereka menuju Bandara untuk pulang ke indonesia, Yos dengan setia mendampingi Alan dan Raya tentunya untuk membantu Alan karena kondisinya masih belum stabil.

Alan duduk di kursi pesawat dan menyandarkan dirinya ke sandaran kursi, Raya sesekali melihat Alan tersenyum, membuatnya ikut tersenyum juga,

"Aku akan menemui keluargaku... terutama Lexa..."Raya mengangguk,

"Kalau begitu beristirahatlah!" Raya tidak ingin Alan terus memikirkannya karena sakit kepalanya bisa kambuh lagi,

Alan memejamkan matanya dan terlelap sepanjang perjalanan,

Setelah Pesawat landing, dengan pelan Raya membangunkan Alan,

"Sudah sampai yank..." Mata Alan melebar dan senyumnya mengembang,

"Ayo...!" Alan berdiri dan mereka turun dari pesawat menuju mobil yang sudah terparkir di depan pintu keluar Bandara, sepanjang perjalanan Alan tidak begitu tenang sampai akhirnya mobil masuk kepekarangan rumah dan semua menyambutnya, yang pertama memeluk Alan adalah mamanya dengan airmata bercucuran pelukan mama Alan erat sekali,

"Terimakasih telah kembali untuk kita, mama bahagia."

"Iya mam..." pelukan pindah ke papa Alan dan terus yang lainnya sampai Alan berhenti dan terpana pada Lexa yang di gendong pengasuhnya, Alan mengulurkan tangannya dan menggensong Lexa,

"Ini papa nak... maaf baru menemuimu." Alan menghujaninya dengan ciuman dan di bawa masuk kerumah diikuti yang lainnya, Alan langsung bermain dengan Lexa,

"Yank istirahat dulu, kamu tidak boleh capek! kalau tidak Lexa nya di bawa kekamar biar kamu bisa sambil berbaring." Alan mengangguk dan begitu duduk kepalanya mulai pusing, Raya segera mengambil Lexa dari tangan Alan,

"Papa tolong bantu Raya bawa Alan kekamar!"

Papa Alan dengan cepat memapah Alan untuk masuk kekamar dan menidurkan Alan, lalu mengambil Lexa,

"Aku ambil makanan dan obat dulu!" Alan cuma mengangguk dan meremas tangan Raya,

dengan cepat Raya mengambil makanan dan mulai menyuapi Alan lalu menyodorkan obat untuk Alan,

"Istirahat ya!" Raya mengecup kening Alan,

Alan terlelap setelah beberapa saat di temani Raya,

Raya keluar dari kamar setelah menyelimuti Alan, Orang tua Alan menatap Raya meminta penjelasan, Raya dengan detail memberitau semua yang terjadi semua mengangguk setelah mendengarkan cerita Raya,

"Syukurlah kalian di persatukan kembali." mama Alan tersenyum bahagia walau keadaan Alan belum pulih,

"Kata Dokter butuh waktu mam buat kesembuhannya, Raya akan menjaganya sebisa Raya."

"Mama apa kabar?" Sapa Natan dari luar, Natan dengan Herlambang membawa sekeranjang buah dan beberapa boneka buat Alexa tentunya,

"Baik sayang, mama kangen" Raya memeluk Natan dengan erat, pandangan Natan di arahkan kesemua ruangan,

"Mam papa bos mana?"

"Papa lagi istirahat, kita tunggu, sebentar lagi bangun." Natan mengangguk, Raya memeluk Herlambang,

"Sabar ya sayang, Alan pasti sembuh."

"Iya pah, tapi saat sakit kepalanya kumat, dadaku terasa sesak." Herlambang mengusap punggung Raya terus duduk di sofa,

"Sebentar pah Raya liat Alan dulu." Herlambang mengangguk, Raya segera masuk ke kamar pelan- pelan, terlihat Alan sudah terbuka matanya tapi posisinya sama belum berubah,

"Dah bangun yank..." sapa Raya lembut sambil mengelus pipi Alan.

"Baru bangun..."

" Masih pusing? Alan menggeleng,

"Ayo mandi!" Alan melirik Raya,

"Mandi bareng ya yank..." Raya menunduk tampak ragu tapi anggukan kepalanya membuat Alan tersenyum,

Alan menarik tangan Raya masuk kekamar mandi dan main- main di dalam hingga lelah dan mengakhirinya,

Raya mamakaikan pakaian untuk Alan setelah Raya berpakaian tentunya, Alan selalu tersenyum menatap Raya dengan segala aktivitas yang memanjakannya, hanya satu kata yang ada di fikiran Alan untuk menilai Raya yaitu "sempurna."

"Ayo kita keluar! Papa sama Natan juga berkunjung, mereka menunggumu."

"Baiklah..." tangan Alan melingkar di pinggang Raya ketika berjalan menuju ruang keluarga,

"Cie pengantin baru... lengket amat..." Mama Alan menggoda Raya dan Alan, Raya yang sadar mencoba melepaskan tangan Alan namun Alan sengaja bahkan mencuri ciuman di pipi Raya, muka Raya merah seketika dan sedikit mencubit Alan,

"Aww... sakit yank..." Alan meringis tapi tangannya masih melingkar di pinggang Raya sampai mereka duduk di kursi, Natan yang tadinya asik main menoleh ke arah ruang keluarga dan segera lari setelah melihat Alan,

"Papa bos..." Alan yang melihat Natan tersenyum dan mengulurkan tangannya, mengangkat tubuh Natan kepangkuannya,

"Apa kabar pangeran papa?"

"Baik papa bos sayang..." Alan mencium kening Natan dan memeluknya,

"Papa bos lama pulangnya..." celoteh Natan dan mengerutkan keningnya, Alan tersenyum

mendengarnya,

"kerjaan papa banyak." Natan hanya mengangguk mendapat jawaban dari Alan tanpa bertanya lagi, lalu perlahan Natan turun dari pangkuan Alan dan bermain kembali,

"Apa kabar pah?" tatapan Alan melihat kearah Herlambang, Herlambang tersenyum.

"Papa baik dan lebih baik lagi saat mendapat kabar kalau kamu kembali."

"Maaf pah menyusahkan kalian, maaf juga meninggalkan Raya begitu lama."

"Papa tahu itu bukan maumu..." Alan mengangguk, dengan tidak malu memeluk Raya di hadapan orang tuanya,

"Aku bahagia memiliki Raya pah... dan aku juga beruntung hanya aku yang mendapatkan cintanya..."

"Raya tak akan mudah jatuh cinta lagi kecuali kalo di sakiti..." Herlambang tersenyum, tampak bangga memiliki anak seperti Raya,

"Dan mama juga bahagia karen kalian membuat hidup mama sempurna..." mama Alan memeluk Raya,

"Ayo semuanya pada makan, Bu Mimin telah menyiapkan untuk makan malam kita." Mama Alan berdiri lalu menarik tangan Raya,

"Mam aku ?" Mama Alan melirik sekilas,

"Kamu mau di gandeng juga sama mama?"

Alan nyengir lalu mengikuti Raya dari belakang,

Selama makan semua orang melihat Alan dan Raya yang begitu mesra seakan tak menganggap orang lain yang ada disana itu ada, sesekali Alan mencium pipi Raya dan berbisik di telinga Raya, entah apa yang di bisikin Alan hingga pipi Raya jadi merona,

semua yang melihat kemesraan mereka ikut tersenyum bahagia.

Langkah kaki terdengar memasuki ruang makan, semua yang ada di ruang makan melihat kearah suara,

"Fano... " senyum Mama Alan mengembang melihat Fano ada di hadapannya, Mata Fano melihat Alan dan tubuhnya membeku,

"Kak Alan..." Fano mengucek matanya berkali- kali,

"Iya itu kakakmu Alan, beruntung Tuhan masih bermurah hati dan mengembalikan Alan kehadapan kita."

Fano memeluk mama Alan, dan tentunya memeluk Alan...

Sekilas Fano melihat Raya dan ada rasa yang aneh saat melihat Raya di samping Alan dengan wajah yang begitu bahagia.

"Makasih, selama ini telah menjaga Raya..." Fano hanya tersenyum, yang pasti Fano memaksakan senyumnya,

"Sama- sama kak, Aku senang melakukannya dan berada di sekitar Raya sangat menyenangkan." Entah apa yang ada di fikiran Alan, mendengar jawaban Fano membuat Alan cemburu.

"Makan Fano, kamu pasti belum makan kan?" Raya menggeser kursi yang masih kosong di sebelahnya, Fano mengangguk dan duduk bergabung untuk makan.


L’AVIS DES CRÉATEURS
Yanti_Wina Yanti_Wina

Selamat membaca untuk bab ini...

semoga senang

jangan bosan ya untuk kasih Ps setiap harinya dan jangan lupa kasih bintang untuk saya, agar lebih semangat nulisnya

makasih untuk comentnya juga

terimakasih

next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C63
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous