Pria itu bergeming tak bergerak di depan sebuah kulkas yang masih terbuka, ia masih berada pada khayalan fantasinya yang tidak bisa ia lupakan, ia tersenyum tipis seraya menggoyangkan gelas kaca yang berisikan jus segar. Matanya memperhatikan es batu yang bergerak di dalam gelas tersebut, kemudian kembali tersenyum. Sudah seperti orang bodoh.
Pintu kulkas itu tiba-tiba di tutup "Kau tidak ke sekolah hah?" tanya kakaknya.
Aarun agak mundur hingga badannya mengenai meja makan "Masih pagi tapi anak ini tersenyum seperti orang gila hemmn," ujar Arin seraya berkacak pinggang.
Aarun tidak peduli akan ucapan kakaknya ia masih berada pada fantasi khayalannya membuat Arin menggelengkan kepalanya "Kau itu sedang memikirkan apa hah!" Arin mengambil sendok dan memukul kepala Aarun membuatnya tersadar.
Aarun langsung memegangi kepalanya seraya merintih kesakitan "Sebenarnya apa yang kau pikirkan? Beritahu pada kakak," kata Arin sedikit menuntut.