Merry menarik nafas beberapa kali, berusaha menenangkan jantungnya yang berdetak kencang. Dia selalu tahu kalau momen ini akan datang, bahwa dia tidak bisa menyembunyikan rahasianya selamanya.
Sasha menusuknya dengan tatapan mengejek. "Kalau kamu tahu aku bibimu, kenapa kamu berusaha kabur begitu kamu melihatku?"
Kemudian tatapan Sasha beralih ke ruang ganti Lilia, yang tidak sempat dikunci oleh Merry. Dia memicingkan matanya dengan ekspresi jengkel.
"Kenapa kamu bersama dengan Lilia Pangestu?" Tuntut Sasha.
Merry menutup mulutnya rapat-rapat, tapi Sasha sudah punya dugaan tersendiri. Hanya saja, Sasha masih merasa kalau dugaannya itu tidak masuk akal. Merry adalah putri kesayangan Keluarga Hiroshi. Mana mungkin kakak tertuanya yang overprotektif itu membiarkan Merry bekerja sebagai asisten seorang model?
"Apa kamu tidak mendengar pertanyaanku?" Desak Sasha saat Merry tidak kunjung menjawab.
Merry menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "K-Kamu tidak perlu tahu soal itu!"