Keduanya saling berpelukan dan tidur sampai pagi.
Sudah pukul tujuh ketika Shen Qinglan bangun. Biasanya dia selalu bangun pukul enam, hari ini tidak biasanya dia kesiangan.
Dia membuka matanya. Begitu bergerak dia merasakan sepertinya ada yang tidak beres. Dia meraba dengan tangannya, tapi dalam sekejap langsung menariknya kembali.
Shen Qinglan menyadari apa itu. Matanya melebar, wajahnya langsung memerah dengan kecepatan yang dapat terlihat oleh mata telanjang lalu menyebar, bahkan lehernya pun memerah.
"Apakah cukup memuaskan?" Suara serak Fu Hengyi bergema di telinga Shen Qinglan. Shen Qinglan langsung melompat karena kaget, namun dia lupa kalau saat ini dia berada dalam pelukan Fu Hengyi, dan Fu Hengyi mengangkat kepalanya perlahan lalu menatapnya.
Kepala Shen Qinglan langsung membentur dagu Fu Hengyi. Shen Qinglan mendesis, sedangkan Fu Hengyi langsung mengerang.
"Qinglan, apa kamu benar-benar berniat untuk membunuh suamimu?"