"Clara, tolong buatkan saya kopi. Dan bawa ke ruangan saya"
"Baik, Pak"
Aksa bergegas memasuki ruangannya tanpa menoleh ke arah teman-temannya yang sedang bekerja sekaligus memperhatikan wajah Aksa yang sedikit murung.
"Rin, si Aksa kenapa, ya? Mukanya asem banget"
"Gak tau, Dar. Kayaknya dia lagi ada masalah deh"
***
Aksa meremas rambutnya sedikit kencang. Entah rasanya kesal, marah dan geram ketika ada siapa pun yang menanyakan perihal anak.
"Gue nggak bisa bohong sama diri gue sendiri, kalo gue emang pengen punya anak" kata Aksa sebari menelungkupkan wajah di atas meja.
"Permisi, Pak"
"Masuk, Clara"
Clara berjalan dengan anggun seperti biasanya. Ia membawa secangkir kopi yang ditaruh di atas nampan.
"Ini Pak, kopinya"
"Makasih, ya"
"Kalo gitu saya permisi dulu"
"Tunggu, Ra" cegah Aksa cepat
"Kenapa, Pak? Apa ada yang harus saya kerjakan lagi?"
"Bukan, bukan masalah kerjaan. Tapi, bisa temani saya sebentar?"