"Astaga. Bukan disini"
"Maksud, lo?"
"Kan kita parkir di belakang. Sekarang malah keluar dari depan"
Andi menghela nafas. Berduaan dengan Galih benar-benar membuat setengah nafasnya hampir hilang.
Mereka kembali agar dapat keluar melalui pintu belakang.
"Kita jauh-jauh ke mall cuman buat beli balon?" tanya Galih yang di angguki oleh Andi.
Galih menggelengkan kepalanya. "Cuman dapet capeknya doang"
Andi dengan setia mendengarkan ocehan Galih tanpa ada niat untuk menjawab. Tubuhnya sudah lelah, ditambah lagi dengan Galih yang sejak tadi membuat kepalanya pusing
"Lih, gue pengen pingsan"
***
"Ini nanti konsepnya gimana?"
Mereka semua sedang berkumpul di rumah Arin. Tentu saja tanpa kehadiran Aksa.
"Besok, jam lima sore. Irona telpon Aksa. Lo pura-pura diculik dan mau diperkosa. Lo cukup pergi ke tempat yang cukup jauh dari rumah Aksa" ucap Daffa terjeda. "Nanti kita semua nunggu di deket rumah Aksa. Setelah Aksa pergi, kita masuk kesana diem-diem"