Télécharger l’application
18.67% I Love You, Goodbye / Chapter 31: 31. Kembali ke Jakarta

Chapitre 31: 31. Kembali ke Jakarta

Thalita's POV

"Salamun Aleykum...."

"Aleykum salam..."

Nyonya Zubeyde menelponku dan aku pun bergegas menjawabnya.

"Nine ada apa menelpon saya?"

"Thalita, saya ingin mengundangmu besok ke rumah... saya ingin mengenalkanmu dengan calomn istri Furkan yang sesungguhnya."

"Maksud Nine apa?"

"Saya tahu kamu mungkin adalah wanita pilihan menantu saya Burcu, namun sayangnya saya juga memiliki calon lain untuk Furkan. Saya lihat kamu adalah wanita baik dan sopan, saya sejujurnya menyukaimu namun Saya juga punya pilihan wanita lain untuk Furkan."

"Nine, lalu..."

Aku pun tak mengerti, apa- apaan maksudnya ini semua.

"Saya ingin membuat semuanya clear. Hubunganmu dengan Furkan selanjutnya bagaimana... Saya harap kau datang ke rumah saya!"

"Baik Nyonya..."

Aku pun akhirnya mengakhiri percakapanku dengan Nyonya Zubeyde. Aku harus bagaimana? Apa memang Turki ini bukan nasib bain untukku? Apakah aku seharusnya kembali saja ke Jakarta? Ini sangat berat untukku. Uang yang telah kuterima sebesar 200 juta rupiah ini sudah kugunakan 50 juta, Aku harus mencari sisa uang yang kupakai apabila ingin mengembalikannya.

Thalita's POV end.

**

Burcu sangat khawatir dengan keadan keponakan dan anaknya. Kini Yusuf dan Furkan telah bearada d rumah Furkan.

"Elhamdulillah tidak ada hal yang mburuk menimpa kalian berdua."

"Tidak ada Bibi... Saya aman- aman saja, juga FURKAN Abi. Kami sangat aman." Yusuf meyakinkan Burcu.

"Yusuf. Bibi khawatir jika kau kenapa- napa..."

"Anne, jangan khawatr... Yusuf sudah bias amenghadapi hal seperti ini. Dia kan tentara NATO." Furkan mengambil minum dari kulkas.

"Tetap saja Furkan..." Burcu melirik ke arah Furkan.

"Bibi Burcu, terimakasih. Aku paham akan semua kecemasan yang Bibi rasakan."

"Yusuf, besok Nine mau datang kesini." Burcu menatap Furkan.

"Zubeyde Nine?" tanya Yusuf.

"Benar!"

"Aku juga rindu dengan Zubeyde Nine. Aku ingin bertemu dengannya."

"Ya sudah Kau besok kemari juga ya Yusuf!"

Yusuf mengangguk.

"Nine mau apa kesini Anne?"

"Soal perjodohanmu."

"Abi, selamat atas pertunangannmu ya... aku lupa mau menyelamatimu!" Yusuf menatap Furkan.

Furkan hanya tersenyum saja.

"Yusuf, kau harus menyemangati Furkan terus... Dia itu kan playboy, harus mulai belajar seqtia pada seorang wanita terutama kepada istrinya..." Burcu tersenyum geli.

Yusuf membalas tersenyum.

"Anne, kau bicara apa sih? Yusuf.. kau tk usah dengarkan Anne ku!" protes Furkan.

"Calon istri Furkan itu jadinya siapa Bi? Thalita atau Dilla?"

"Thalita!"

"Dilla!"

Furkan dan Burcu menjawab tak kompak. Burcu menjawab Thalita, Furkan menjawab Dilla.

Yusuf menjadi bingung. "Jadi mana yang benar?"

"Sudahlah jangan dipikirkan!" ujar Furkan sembarqi menenggak minumannya.

"Jadi kau benar sudah pasrah dan mau menerima jodoh dari nenekmu Furkan?" tanya Burcu.

"Mau bagaimana lagi... rencana kita tak berhasil kan Anne?"

Batin Yusuf. Ini artinya Furkan Abi akan melepaskan akan melepaskan Dilraba bukan?

Yusuf mengetahui jika Dilraba adalah salah satu agen intelijen China yang menyamar di Turki. Ia telah mengetahui identitas Dilraba yang sebenarnya. Yusuf pun menyadari jika Dilraba adalah anak perempuan yang dicarinya. Ia pernah satu sekolah dengan Dilraba saat SD di Xinjiang, Chhina karena Ia tinggal dengan Ayahnya yang harus berpindah- pindah tugas negara. Yusuf pun menjadi sangat penasaran dibalik pnyamaran Dilraba yang bernama asli Yasemin tersebut. Ia ingin mencaritahu lebih dalam.

**

Yusuf sudah pulang dari rumah Furkan.

Ia kini tinggal berdua dengan Sang Ibu.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Dilla?" tanya Burcu. Furkan memberitahu Ibunya masalah pengeboman dan Dilla yang hilang saat pengeboman tersebut.

"Aku bersyukur Dilla selamat dn tak terluka sama sekali."

"Kau ini yang benar saja? Jadi kau jatuh cinta beneran dengan Dilla?" tanya Burcu.

"Anne, Dilla menurutku tak buruk. Aku pikir wajar Nine menyukai Dilla."

"Tapi tetap saja, kalau kau memiliki istri dari jodoh yang ditentukan Nenekmu maka istrimu nantinya akan dikontrol penuh oleh Nenekmu!"

"Anne, aku janji akan menjadi suami yang tegas dan tak akan emmbiarkan istriku kelak dikontrol oleh siapapun kecuali oleh aku suaminya!" tegas Furkan.

"Kau yakin bisa melakukan hal itu?" Burcu tak yakin.

"Anne, kalau tak begitu, aku tak akan mendapatkan hak waris yang Anne mau..."

"Kau benar Furkan... Harta warisan itu jauh lebih penting! Aku tak tahu mengapa Ayahmu sangat bodoh tak mau mengambil hak warisan yang sudah menjadi haknya! Dia benar- benar suami yang tak bisa diandalkan!" ujar Burcu ketus.

"Kau jangan bicara seperti itu mengenai Baba... Aku sangat menghormati Baba..."

"Oleh karena itu, Anne lebih senang denganmu ketimbang Babamu!" jawab Burcu lagi ketus. "Untung Anne punya anak yang pintar dan cerdas sepertimu!"

Ternyata benar tak lama Zubeyde menelpon Burcu. Ia memberitahukan kedatangannya ke rumahnya besok dan menguidang semua calon menantunya.

Ia akan meluruskan semuanya agar tak terjadi kesimpang siuran kabar lagi dn calon istri Furkan jelas ditetapkan.

**

Thalita bertemu dengan Furkan di kantornya. Ia sedang berada di ruangan Furkan.

"Tuan, Saya diminta Nine Zubeyde untuk ke rumah Anda. Ia mau meluruskan hubungan Kita. Aku sendiri tak mengerti apa yang harus diluruskan!" Thalita menunduk saja.

"Ini adalah hari masuk kantor, besok sudah libur panjang. Aku minta maaf karena masih merepotkanmu soal pekerjaan ya Thalita!" Furkan tersenyum dan menandatangani cek sebesar 50 ribu TL dan memberikannya kepada Thalita.

"Tuan..." Thalita terkejut dengan cek dari Furkan tersebut. "I... ini apa lagi Tuan?"

"Thalita, sepertinya rencana kita gagal..."

Thalita menyipitkan matanya.

"Aku akan menikah dengan wanita pilihan Nine."

"Begitu Tuan? Lalu cek ini buat apa?" tanya Thalita tak paham.

"Pokoknya ini adalah uang kompensasi tambahan untukmu, anggap saja bentuk rasa terimakasihku padamu."

"Tapi kan rencana Tuan gagal?"

"Gagal tapi setidaknya sedikit berhasil."

"Tapi tetap banyak gagalnya!"

"Aku telah merepotkanmu jadi kau berhak ats tambahan uang ini!"

Thalita takut- takut mengambil cek tersebut. "Tuan... saya tak bsia menerimanya."

"Ambilah Thalita... nanti malam kau tak usah datang juga tak masalah!""

"Kenapa Tuan?"

"Kau tahu jga kan Turki sedang tak aman, sedang ada teroris berkeliaran di Istanbul. Musim pemilu seperti ini memang menjadi hal yang sangat mengerikan di Istanbul. Kau sebaiknya pulang saja ke Jakarta, aku takut kau kenapa- napa bila masih tetap tinggal di Istanbul."

"Aku tak mengerti maksudmu Tuan?"

"Aku takut Iistanbul tambah tak kondusif apalagi sebentar lagi sudah libur lebaran! Aku yakin kau mau melewati lebaranmu di Indonesia kan?"

"Jadi kau mengharapkanku kembali ke Indonesia?" Thalita pun semakin tak mengerti. Bahkan Furkan memintanya kembali saja ke Indonesia. Ia saja ke Turki karena ingin melupakan Rayhan, bagaimana mungkin baru sebulan dia sudah kembali lagi ke Indonesia.

**


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C31
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous