---
Ekspresi panik tidak bisa di pungkiri dari raut wajah Vino sekarang, bagaimana tidak dengan tiba-tiba Bryant malah udah Otw untuk ke rumah Vino sekarang.
Duhhh aku balas chatnya kok malah centang doang sih, memang yah bule satu ini ndak bisa di atur. Geram Vino sambil berdiri dari kursi dan berjalan menuju ke arah kamar Tristan.
Vino berjalan dengan perlahan dan membuka pintu kamar Tristan juga dengan sangat hati-hati, dia tidak mau sampai kakaknya itu terbangun gara-gara Vino membuka pintu kamarnya.
Aduh gimana nih Kakak masih tidur sedangkan Bryant sudah OTW ke sini nanti kalau dua orang ini ketemu bisa jadi perang dunia nih!
Tak perlu berpikir lama Vino langsung menutup pintu kamar kakaknya tersebut dan dia kembali menuju ke dapur untuk berpesan kepada Bi Inah.
"Bi aku mau jalan-jalan keluar bentar ya, mau cari angin nanti. Kalau kak Tristan bangun, bilang aja kalau aku lagi jogging ke taman aja ya Bi!" jelas Vino sembari menuju ke kamarnya untuk bersiap.
Nggak mungkin aku bawa Bryant ke rumah aku jadi mendingan aku saja yang keluar dengan dia.
Setelah sampai kamar Vino langsung mengambil tas selempang Mininya dan membawa beberapa kebutuhan yang dia butuhkan seperti permen dan juga parfum dan tentunya handphone. Tak lupa Sebelum dia keluar dari kamarnya dia berkaca dan merapikan rambutnya sedikit.
Duh rasanya aku Udah kelihatan Cakep jadi udahlah langsung cabut aja.
Gumam Vino pada waktu berkaca sambil langsung cabut menuju ke luar rumah.
Sumpah ya nih anak memang dasar, sukanya apa apa mendadak ndak jelas gini. Geram Vino sambil duduk di kursi teras.
Matanya tidak berhenti mengintai antara jalan depan rumah dan dalam rumah, dia jaga-jaga siapa yang akan keluar duluan untuk menemui Vino. Apakah Bryant? Atau Tristan?.
Tapi gak mungkin juga sih kalau si Tristan bangun, karena kalau dia tidur udah pasti ngebo.
Menunggu kehadiran Bryant membuat Vino menjadi gugup dan gemetar. Terlintas sejenak akan apa yang terjadi kemarin pada waktu Vino berada di rumah Bryant.
Karena gugup dan cemas akhirnya Vino mencoba untuk mengalihkan perhatiannya dengan handphonenya. Vino membuka Instagram dan beranda untuk meng- scroll atau melihat postingan dari orang-orang yang di follow.
Namun inbox Instagram mengalihkan perhatiannya pada saat itu. Dia penasaran akan pesan apa yang dikirimkan oleh Daniel kepadanya.
Hampir 5 menit Vino hanya melihat handphonenya tanpa mengutak ngatik apa yang akan dia lakukan setelah ini.
Aduh gimana ini? Apakah aku harus membaca pesan dari Daniel lagi? Namun jikalau aku tidak membacanya ya rasanya kayak kurang gimana itu!
Namun pilihan yang saat ini Vino lakukan adalah membuka inbox dan mengklik pesan yang dikirim oleh Daniel.
🔽 Hi How are you?
🔽 Still remember me right?
🔽 Hmm aku ndak ada maksud apa-apa untuk chat kamu
🔽 Aku cuma ingin sebuah kepastian ada diantara kita, ya aku tahu bahwa kita sudah berbeda sekarang.
🔽 But please, jawab pertanyaan Vin.
🔽 Apakah kamu tahu bahwa aku masih mencintai mu?
🔽 Apakah kamu memikirkan hal itu?
🔽 Sungguh sakit sebenarnya pertemuan pertama ku denganmu di rumahku sendiri, pertemuan yang tidak ku sangka sebelumnya.
🔽 Hmmm aku tahu kok kalau Bryant pasti memiliki rasa juga denganmu.
🔽 Secepat itukah kamu berubah?
🔽 Namun jikalau memang itu pilihan mu, aku gak papa.
🔽 Aku akan mengalah, karena aku ndak mau juga menyakiti adik kandung aku sendiri.
🔽 Aku bahagia Vin
🔽 Cukup melihat kamu bahagia dengan orang lain.
🔽 Itu sudah cukup bagiku.
🔽 But please jangan pernah jauh dariku ya, tetap jadi Vino yang aku kenal
🔽 meskipun itu gak bisa lebih
🔽 I Always Love U Vin.
Aku terdiam detik itu juga pada saat membaca pesan dari Daniel. Aku merasa bahwa aku jahat sekali terhadapnya. Memang ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh Daniel. Namun situasi yang sekarang aku alami sangat berbeda dengan beberapa tahun lalu. Meskipun terlihat jahat dan sakit aku harus rela Melepaskanmu Daniel.
Karena tidak mungkin aku bisa melanjutkan hubunganku denganmu. Yang aku mau adalah kita bisa menjadi kakak dan adik dan kenal dan bisa dekat itu sudah cukup bagiku.
Semoga kelak engkau mendapatkan yang lebih baik dariku.
Memang aku hanya bisa mengatakannya dalam hatiku sekarang karena aku belum siap mengatakan apa yang barusan aku batin kan langsung kepadanya.
Tak lama setelah itu Bryant datang menggunakan motor Nmax nya.
Pada saat Vino mengetahui hal tersebut dia langsung berlari menuju ke arah dimana Bryant hendak memarkirkan motornya.
"Eitsss tunggu, tumben bawa motor?" tanya Vino secara langsung.
"Hah, kenapa menangnya ndak boleh?"
"Aish ya ndak papa, cuma nanya doang kali!" jawab Vino ketus.
"Ehh iya iya, aku cuma pengen bawa motor aja mangkanya aku bawa motor!" ujar Bryant melembut sembari hendak turun dari motornya.
Mengetahui hal tersebut Vino langsung dengan sigap melarangnya untuk turun dari motornya.
"Ahhh ngapain, jangan turun!"
Ujar Vino sambil langsung melompat naik ke boncengan nya Bryant.
Ya semua itu dia lakukan alih-alih agat Bryant gak ketemu dengan si Tristan.
"Eh ngapain? Mau aku ajakin keluar? Mau jalan sama aku? Eh btw kita ngedate?" Sahut Bryant langsung ngelantur seenaknya.
"Aishhh Ngedate kata siapa!"
"Halah lah terus ngapain kok tiba-tiba naik motor hayo?" desak Bryant sambil mendekatkan wajahnya dengan Vino.
"A.. Ahh!"
Sudah ditebak pasti bahwa Vino bakalan gelagapan. Bagaimana tidak cowok bule yang ganteng yang nggak kewalahan itu mendekatkan wajahnya sambil mencoba untuk menggoda Vino. Cowok atau cewek mana yang gak bakalan meleleh kalau cowok se macho Bryant apalagi bule, mendekatkan wajahnya dengan sangat dekat ke wajah orang yang berada di boncengannya.
"Aishhh traktir aku aja deh buruan jalan!" Ujar Vino sambil mendorong tubuh Bryant yang sebelumnya sangat dekat sekali dengannya.
Aduh Tuhan sumpah jantungku rasanya mau copot, gimana Nggak Bule ini wajahnya dekat banget dengan wajahku, kalau gue sempat khilaf udah gue santap nih orang.
Njirrr masih sempat-sempatnya gue mikir kayak gitu, dasar. Eh Vin, please bangun jangan bego. Gumam Vino sambil mencubit tangannya sendiri
"Okay siap dengan senang hati dong, apasih yang nggak buat kamu!?"
Goda Bryant sambil mengangkat alisnya dan mengedipkan mata sebelah kanannya itu.
Anjir nih orang gila apa gimana sih.
"Ya udah cepet jalan!"
"Tapi ada syarat nya dong!"
"Aduh apalagi sih Bryant?" jawab Vino kesal.
"Kalau aku bonceng harus pegangan erat sama aku!" jelas Bryant sambil memberikan senyuman manisnya itu.
"Aduh iya iya buruan!"
"Pegang dulu dong!"
"Ini udah lo Bryant!" jawab Vino sambil memegang jaket yang Bryant pakai.
Tanpa banyak ngomong Bryant langsung mengambil tangan Vino dan melingkarkan nya di perutnya.
Detik itu juga Vino yang terpana dan gelagapan tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya menuruti Apa yang sedang dilakukan oleh Bryant sekarang.
Aduh sumpah, nih perut atau roti sobek sih, anjir sixpack banget nih anak. Gak tahu ah aku hanya bisa pasrah aja.
.
.
.
.
.
Bagaimana guys hehehe... Hot Mana sih Tristan atau Bryant?
---
Gak paham pake banget kenapa hari ini tiba-tiba terjadi seperti ini, bisa di bilang sebenarnya aku bingung sih, ya karena di satu sisi aku cinta dan sayangnya sama kakak gue sendiri, tapi di sisi lain aku di sukai sama bule satu ini dan aku gak tau apakah ini rasa suka juga sama dia? atau hanya sebatas care semata?
Dan di sisi yang tersembunyi lagi, ada Daniel yang tiba-tiba hadir, Aduh sumpah kacau aku ini!
Ahhhh Tau ah kenapa aku jadi bingung sekarang!
Aku gak tau apa yang di rencanakan oleh sih bule satu ini, karena tiba-tiba datang ke rumah, alih-alih untuk menghindari pertemuan Bryant dan kak Tristan jadi aku memutuskan untuk pergi keluar bersama dengan Bryant. Meskipun Terpaksa, Ingat TERPAKSA.
Tapi sebenarnya ndak juga sih Hehe.
"Ngapain di lepas pegangannya? aku gas nih!" Ujar Bryant yang membuat lamunanku langsung membuyar.
"Hisss iya iya!" Dengan cepat aku langsung pegangan sangat erat ke perut Bryant.
"Nih Puas!" Ujarku kesal padanya.
Dia hanya menimpali ku dengan senyuman manisnya, njir nih orang waras ndak sih, padahal aku pegang perut nya dengan sangat erat, kok dia malah biasa aja sih.
Beda lagi kalau kak Tristan, pasti aku udah di omelin.
"Btw kita mau kemana sih?" tanyaku penasaran
"Udah kamu diam saja, nanti juga bakalan tau!" jawabnya sok ketus.
Selama perjalanan aku hanya diam sambil menikmati indahnya pemandangan yang berada di sisi kiriku, karena rasanya aku jarang sekali lewat jalur ini, dimana jalur ini kalau aku ingat-ingat adalah jalur menuju ke tempat Paralayang.
Waduh jangan bilang bahwa dia akan mengajakku ke situ! Kalau memang iya, gak nyangka banget sih! Karena itu tempat yang pengen aku datengin dari dulu...
"Bryant? bukannya kalau mau nyari sarapan itu ke kiri bawah yah? Lah kok kita ambil jalur yang ke kanan atas? jangan bilang..." belum sempat aku selesaikan ucapanku, namun telah di potong langsung Olehnya.
"Yup benar sekali aku mau take you to fly!" Potong Bryant sambil meringis ke arahku.
"Aishhhh Sumpah yahhh!" Seruku jengkel, karena lagi-lagi dia pasti ada niat sesuatu yang tersembunyi pakai banget.
Tak lama setelah mengikuti jalur yang sedikit terjal alias naik pakai banget, akhirnya sampailah pada tujuan.
Pada waktu aku menoleh ke arah kananku, aku diam tidak bisa berkata-kata, karena bisa di bilang bahwa pemandangan nya keren indah pakai banget, astaga gue selama ini kemana aja, sampai gak tau ada tempat seindah ini.
Ini adalah puncak tertinggi di kota tempat tinggal ku, dimana jikalau kita berdiri di sini, kita bisa melihat pemandangan yang sangat indah. Ya pemandangan kota ku!
Aku hanya diam dan masih terkagum akan indahnya pemandangan yang aku lihat sekarang.
"How?"
"Hah?" Tanyaku bingung pada Bryant yang tiba-tiba membisikkan pertanyaan itu padaku.
"Bagaimana? Kamu suka?" Jawabnya sambil tersenyum di sebelah ku.
Aku yang menoleh melihat dia tersenyum dengan lembut itu membuat ku membeku beberapa saat karena bisa di bilang
'Kenapa lo ganteng banget njir!'
"Ah.. a ya, It's beautifull, I love it! Thanks btw udah ngajak aku kesini" jawabku sambil terbata-bata sembari memalingkan wajah ku dari pandangan nya lalu melihat ke arah pemandangan yang sangat indah ini.
Suasana pagi sangat cerah disini, jadi semua kota pun terlihat tanpa terselimuti oleh kabut sedikit pun.
Aku melihat sekeliling bahwa ternyata disini masih agak sepi, dan sekarang juga aku masih di atas motor di boncengan nya si Bryant.
"Mau mencari tempat duduk?" Ujar Bryant sambil mengulurkan tangan kanannya ke hadapan ku.
Aku yang melihat dia sok romantis itu langsung ku balas ajakan tangannya dengan Tos dariku.
"Ayo!" Jawabku sambil melompat turun dari motor, tanpa mengambil dan memegang uluran tangannya.
Aku tidak memperdulikan apa ekspresi yang akan dia berikan kepadaku setelah aku dengan halus menolak uluran tangannya.
Tapi yang buat aku emosi adalah kenapa tiba-tiba tangan dia yang di ulurkan tadi sudah berada di pundak ku saat ini!
Aku melirik ke arah jemari tangan Bryant yang sudah terbenam di pundak ku saat ini.
"Let's Go kita cari tempat!" ujar Bryant dan langsung menggeret ku dengan paksa.
Aku yang mencoba melepaskan diri dari rangkulannya itu rasanya sia-sia, karena di lihat dari postur badan aja udah pasti besar dia, apa daya aku yang kurus ini mau memberontak pun tidak lah berdaya baginya.
Vino dan Bryant berjalan menuju ke arah gazebo yang berada di pojok dari tempat paralayang ini, sebenarnya Bryant sudah merencanakan untuk menaiki parasut bersama dengan Vino. Berhubung petugas nya belum siap dan masih dalam persiapan jadi mereka berdua memutuskan untuk mencari tempat duduk terlebih dahulu.
Tanpa sepengetahuan Vino, Bryant sudah membeli tiket untuk dua orang yaitu untuk dirinya sendiri dan juga cowok yang di bawa sekarang.
Hari ini pokoknya adalah kesempatan aku untuk memanjakan anak satu ini. Gumam Bryant sambil melihat terus ke arah Vino.
"Apaan sih liat-liat mulu!"
Vino yang menyadari hal itu langsung menoleh kan pandangan Bryant dengan kedua tangannya agar melihat segerombolan cowok dan cewek yang sedang duduk di Gazebo seberang.
"Dan maksdunya apa?" tanya Bryant yang bingung kepada Vino.
"Noh liatin sono aja, biar gak liat aku melulu!" jawab Vino ketus.
Dengan cepat Bryant langsung menggenggam tangan Vino dan melepaskan tangannya dari wajahnya sambil berkata.
"Aku lihat kamu saja sudah cukup buat aku, jadi aku nggak bakalan liat yang lain lagi!"
Ucap Bryant sambil melihat dalam ke arah Vino.
Deg Deg
Detik itu juga Vino langsung membeku lagi dan lagi.
Nih orang rasanya punya sihir apa sih kok bisa-bisa nya aku terus tersipu akan setiap apa yang dia lakukan dan dia katakan.
Aku yang masih terdiam akan kalimat yang dia ucapkan dan juga pandangan yang menatap ku begitu dalam sekarang, sulit untuk membuat ku bangun dari waktu yang membeku sekarang.
Tuhan aku harus bagaimana?
"Vin, are u okay?" Tanya Bryant sambil memegang pipi Vino dengan kedua tangannya.
Dan detik itu juga Vino tersadar akan lamunannya.
"Ahh katanya mau traktir makan, aku udah laper nih!" Dengan spontan Vino langsung mengubah topik dan kemudian langsung memalingkan wajah dari Bryant.
Bryant yang melihat itu, dia hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Iya iya, tunggu sini ya, aku cariin sarapan buat Vino!" Jawab Bryant sambil membelai rambut Vino dengan halus.
"ah iya" sahutku singkat.
Kenapa nih bule satu dari tadi buat Hati gue naik turun kayak roller coaster njir.
Aku melirik ke arah dimana Bryant pergi memesan sarapan untuk mentraktir ku, dan dari belakang aja Vibes nya dia udah cool banget njir, aduh gimana sih hati gue ini.
Aku meringis sambil memegangi dadaku yang dari tadi di pacu dengan cepat pakai banget.
Satu-satunya orang yang bisa membuat perasaan ku tergoyahkan adalah bule satu ini, Hussshh Vino ayo kamu harus bisa ngontrol perasaan kamu okay, jangan plin-plan begini dong.
Aku bergelut dengan perasaan ku sendiri, untuk selalu mengingat kan bahwa ada hati yang harus ku jaga.
"Haii Nasi Goreng!"
Aku terkejut ketika Bryant hadir langsung menyodorkan nasi goreng ke arahku.
"Hisss kaget tau"
"Ahh sory sory, sengaja wkwkwk!" Ujar Bryant sambil tertawa.
"Hmmm yaya!"
"Ya udah Ayo sarapan dulu sebelum kita naik bareng!" ucap Bryant sambil mempersiapkan sendok untuk makan.
"Hah? Naik Bareng?" Tanyaku bingung.
"Yup kan kita mau naik dan terbang bareng pakai itu!" jawab Bryant sambil menunjuk ke arah Parasut yang sedang di siapkan oleh petugas paralayang.
Aku hanya diam dan melihat ke arah dimana parasut itu sedang di siapkan...
Sumpah nih anak beneran mau ngajakin aku terbang bareng, sumpah demi apa!
.
.
.
Hai Hai Guys Apakah ada yang masih baca kisah nya Vino?
Komen yuk biar Tau heheh
Jangan Lupa bahwa Kisah nya Vino akan di Upload secara terus menerus loh di bulan ini dan seterusnya jadi tetap staytune
Vous aimerez peut-être aussi
Commentaire de paragraphe
La fonction de commentaire de paragraphe est maintenant disponible sur le Web ! Déplacez la souris sur n’importe quel paragraphe et cliquez sur l’icône pour ajouter votre commentaire.
De plus, vous pouvez toujours l’activer/désactiver dans les paramètres.
OK