ok sorry readers, aku monanyak ngepost cerita baru caranya gimana ya? maklum masih baru.tiap aku draft baru selalu nyatu sama cerita ini.😩😩. tolong bantuannya ya.trims
WILLIAM
entah sejak kapan aku mulai menyukai katia, mungkin saat mendengar pertama kali denyut jantung bayi kami atau saat dia memesan begitu banyak makanan dan menghabiskan semuanya tanpa malu meski beralasan dia hamil.sebenarnya kalau ku buatkan list banyak hal yang bisa membuat orang menyukainya.apalagi ketika aku memberinya anting anting padahal aku tau dia tidak memiliki tindikan ditelinganya. wajahnya itu membuat aku berusaha keras untuk tidak tertawa. aku tau dia kecewa tapi tetap berusaha keras menutupi rasa kecewanya.waktu dia merajuk dan hendak pergi ke rumah ayahnya. aku hanya asal bicara saat mengatakan ada bibi june dan supir, dan reaksinya itu .kalau dia berani memukulku pasti aku sudah tergeletak di lantai kamar kami.mana mungkin aku melewatkan cek up nya setelah mendengar denyut jantung bayi kami.
aku merasa seseorang membelai rambutku membuatku terjaga dari tidur.pagi tadi dokter mengijinkan putriku untuk keluar dari nicu dan mengunjungi ruangan katia.dia hanya butuh 24 jam lagi sebelum di ijinkan pulang." katia" panggilku tak percaya melihat mata katia terbuka."oh tuhan terima kasih" gumamku langsung memeluknya, tanpa kusadari aku mulai menangis ." william " panggilnya dengan suara lemah." apa yang terjadi?".tanya katia bingung."kau tidak ingat ?" tanyaku kawatir.sesaat katia tampak mengingat."oh tuhan " bisiknya mulai mengingat."bayi ku" bisik katia panik dan mulai menangis.dengan segerah aku memeluknya."sst.. you alright babe" bisikku menenangkannya."bayi ku" ulangnya dengan suara lemah."bayi kita selamat" jawabku sambil menghapus air matany. " kau pendarahan dan dokter melakukan cesar untuk menyelamatkan bayi kita".jelasku."sukurlah" ucapnya lega.dengan cepat aku menekan tombol emergensi.
" akhirnya kau memutuskan untuk bangun" kata dokter memasuki ruangan diikuti suster.mereka langsung memeriksa kondisi katia." jangan.." pinta katia mendengar dokter memerintahkan untuk memberi obat tidur ke infusnya." aku baru bangun. tolong bawa kemari bayiku. please" katanya memohon padaku ." oke sayang" ujarku mengecup keningnya. "tolong bawa putri kami kemari" ujarku pada dokter." putri?" tanya katia." anak kita perempuan?".tanyanya. "iya sayang. anak kita perempuan". jawabku sambil menggenggam telapak tangannya." siapa namanya?" tanyanya. " aku menunggumu bangun untuk memberi putri kita nama". jawabku." i dont have a name yet" ujarnya sedih." hei babe, its ok. gak usah buru buru. kita bisa panggil dia little goddes sebelum kita memutuskan namanya".kataku.
suster masuk sambil mendorong box berisi putri kami." oh god" bisik katia mulai menangis lagi. setelah menaikkan kepala ranjang katia suster mengangkat putri kami dan membaringkannya disisi katia."she is so cute" bisik katia tersenyum.little goddes kami hanya menggeliat sedikit kemudian kembali tertidur nyenyak." she is beautifull". pujiku."dia lahir prematur sebulan lebih cepat, but she is a fighter like her mom"kataku sambil mengelus pipi putri kami."premature??" tanya katia kawatir ."tapi dia terlihat sehat dan ,"
"iya dia premature, dia lahir sebulan lalu katia" potongku."sebulan?" tanyanya bingung." iya.sayang kau koma selama sebulan" kataku
setelah lima belas menit lebih suster menaruh kembali little goddes ke dalam box nya."bisakah dia disini?" tanya katia penuh harap."maaf bu , sebaiknya putri anda tetap di ruang bayi biar suster bisa memantau kondisinya, besok pagi kami akan membawanya ke ruangan ibu lagi"jelas suster.dengan berat katia merelakan putri kami di bawa kembali keruang bayi." its ok, besok pagi pagi suster akan membawanya kesini lagi" hiburku.katia hanya mengangguk.
"am sorry for what happened" bisikku .katia menggeleng." aku tidak mau membicarakannya"balasnya." oke, tapi kita tetap harus membicarakannya. kapan kau siap untuk mendengarkannya." ujarku. " iya" jawabnya singkat." aku harus memberitahu mama kalau kau sudah bangun". kataku sambil mengeluarkan ponsel ku.
" jam berapa ini?" tanya katia."jam 04:00 pagi" jawabku melihat jam dinding ruangan katia."tolong jangan telpon ayahku" ujar katia pelan membuat tubuhku membeku." aku belum ingin membicarakan hal itu".sambungnya melihat reaksiku."dan jika dokter membolehkan aku pulang, aku mau pulang ke kontrakanku". tubuhku langsung lemas mendengar kata katanya. apa yang kau harapkan william, tentu saja dia ingin pulang ke rumahnya meski hanya kontrakan kecil."dimana mira?". tanyanya mencari sosok mira."we not there anymore katia, selepas operasimu dan dokter mengijinkan pemindahanmu aku membawa mu pulang" jawabku." barang barang ku?" tanyanya." di rumah kita, aku pergi ke kontrakanmu dan mengemasi semua barang barangmu dan membawanya pulang ke rumah kita". jawabku." tidak" tukasnya."aku tidak mau pulang kesana, theres nothing for me in there".ucapnya sambil menarik tangannya lemah berusaha melepaskannya dari genggamanku.rasanya seolah olah aku kehilangan katia sekali lagi."am tired, you can go now" bisiknya mengalihkan pandangannya dariku."you can sleep,but am not going anywhere.i will be here for you"ucapku mengecup rambutnya.
pagi ini ponselku berdering menunjukkan nama mira." hai william" sapanya." i dont know how to tell you this, but i should say it." katanya ragu ragu."theres a lawyer called me yesterday asked to speak with katia, he said katia was left him a message about divorce".terangnya. rasanya seperti aku pertama kali mendengar kabar kecelakaan katia."i am so sorry, i dont know about it, she never talked to me about your problem". lanjut mira simpati." its ok mira, i will tell her about this lawyer thing when she is in better condition" jawabku." am so sorry, say hai to katia from me, i will come to visiting her when i can". katanya sebelum menutup telpon.katia menelpon pengacara untuk perceraian."william" suara panggilan mama membuatku menoleh mengusir pikiran tentang perceraian keluar kepalaku."where is she?" tanyak mama melihatku berdiri sendiri di depan ruangan katia." masih tidur, dia sadar jam empat subuh tadi"jawabku." kau mau kemana?" tanyak mama." aku,, i need coffee. aku pergi ke kantin sebentar". jawabku."baiklah mama akan masuk dan menunggu katia bangun".
"william,," rengek katia di telpon. saat itu aku hampir tiba di gerbang kompleks saat telponku berdering."oh hai sweetheart".sapaku membalas telponnya."aku pengen makan makanan thailand, tolong beli kan" ujarnya." aku sudah di gerbang komplek katia. pesan delivery aja ." saranku." kalau aku mau delivery aku sudah telpon dari tadi" ketusnya." oke baiklah". jawabku menarik nafas." putar balik rian" suruhku pada supir pribadiku." thank you" ucap katia sebelum memutus telpon.setengah jam kemudian saat aku di jalan pulang habis menjeput makanan thailand telponku kembali berbunyi dari katia.apalagi kali ini."where are you?"semburnya tanpa basa basi."on my way home" jawabku 🙄🙄"kenapa lama sejali?" . please help me god 😠."honey i was going back to buy your thailand food" kataku mengingatkan."i already eat them". ujarnya membuatku menatap tajam makanan thailand yang ada bersamaku." aku menelpon delivery tadi, baru aja siap".😤😤😤😤"oke baiklah love, no problem 5 menit lagi aku sampai. see ya". ujarku menutup telpon tanpa menunggu balasannya.😡😡😡😡😡
dering telponku membuyarkan pikiran ku yang berkecamuk."paman thomas" gumamku menatap namanya di layar ponselku. nada pesan masuk terdengar setelah panggilan telpon paman thomas aku acuhkan.
paman thomas :
ayah dengar katia sudah bangun. bisa ayah menjenguknya?.
tanpa membalas pesan tersebut aku mengantongi ponselku kembali.kopi dihadapanku telah dingin tanpa tersentuh. apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan rumah tanggaku.kalau aku menolak perceraian ini katia yang akan tersiksa, kalau aku menyetujui apa aku sanggup berpisah darinya?