Written by : Siska Friestiani
Hello, My Little Girl! : 2021
Publish Web Novel : 20 September 2021
Instagram : Siskahaling
*siskahaling*
Viona tidak tahu apa yang terjadi. Tapi sekarang, begitu ia bangun ia sudah berada di apartemen Alex. Viona cukup mengenali kamar maskulin yang sekarang ia tempati ini. Apa lagi aroma Alex tercium jelas di indra penciumannya.
Tadi siang, setelah Alex memberinya susu dan teh chamomile yang Louis bawa, pria itu memaksanya untuk istirahat di ruangannya. Dan ketika bangun ia sudah berada di kamar mewah milik boss nya itu.
Pintu kamar terbuka, Alex muncul di balik pintu dengan baju santai yang tetap saja membuatnya terlihat tampan.
"Kau sudah bangun?" pertanyaan retoris, tapi Viona tetap mengangguk sebagai jawaban.
Alex melangkah mendekat, meletakkan segelas susu yang ia bawa di meja nakas.
"Perutmu masih sakit?" tanya Alex sembari mendudukkan tubuhnya di ranjang kosong sebelah Viona.
Viona menggeleng "Sudah tidak sesakit tadi, Sir" jawabnya. Alex menjentik kening Viona gemas.
"Mau sampai kapan kau memanggilku dengan panggilan menyebalkan itu, hmm?" Viona mengerucut kesal.
"Anda atasan saya, jadi saya harus memanggil seperti apa lagi"
Mati-matian Alex menahan diri melihat Viona yang saat ini terlalu menggemaskan.
"Ini di luar kantor, kau bisa memanggilku apa saja yang kau mau, Angel" tawar Alex lalu mengambil gelas susu di nakas memberikannya kepada Viona.
"Kenapa anda selalu memanggil saya Angel, Sir?" tanya Viona setelah meneguk susu yang diberikan Alex.
Alex terkekeh, kenapa Angel nya ini baru menanyakannya sekarang? Padahal sudah lama Alex memanggilnya dengan panggilan Angel.
"Kau baru menanyakannya sekarang setelah kita melewatkan banyak momen?" tanya Alex masih dengan tawa kecilnya.
"Kemari"
Alex menepuk pahanya menyuruh Viona untuk duduk dipangkuannya. Viona menurut saja, ia meletakkan gelas susu ke meja nakas, lalu duduk dipangkuan Alex, ia sudah tidak begitu canggung melakukan skinship dengan pria di depannya ini. Karena Alex pelan-pelan memperlakukan Viona dengan begitu lembut hingga membuat Viona mulai merasa nyaman berada di dekatnya.
Alex langsung melingkarkan lengannya di pinggang Viona, sedangkan Viona menyandarkan tangannya di bahu Alex.
"Sekarang, di posisi ini, apa kau bisa menebak kenapa aku memanggilmu Angel? tanya Alex, sambil mengusap lembut pinggang Viona.
Viona menggeleng.
"Angel...." bisik Alex lembut, lalu mengecup sekilas bibir merah muda Viona.
"Tidak ada perempuan yang aku perlakuan seistimewa ini selain dirimu" lagi, Alex mengecup bibir Viona.
"Tidak ada perempuan yang membuatku begitu terobsesi sampai membuatku nyaris gila ketika aku berjauhan dengan nya" satu kecupan kembali Alex berikan.
Sedangkan Viona, cuma bisa terdiam mendapat perlakuan manis dari Alex.
"Dan tidak ada perempuan yang bisa membuatku bertekuk lutut, dan rela memberikan apa saja agar bisa membuat nya tertawa bahagia" setiap satu ucapan, Alex memberikan satu kecupan.
"Jadi, gadis kecil. Apa sekarang kau sudah tau kenapa aku memanggilmu dengan panggilan istimewa?"
Viona menunduk dengan pipi memerah. Ia memang tidak pernah pacaran sebelumnya. Tidak pernah ada laki-laki yang mendekatinya selama ini kecuali Alex dan Edgar teman sekantornya. Tapi Viona mengetahui maksud dari perkataan yang Alex katakan. Viona tidak sepolos itu sampai tidak mengetahui maksud dari perkataan pria di hadapannya ini.
"Angel, aku sedang bicara padamu, kau ingin di pecat karena tidak menanggapi perkataan bosmu?" Alex membuat nada serius di ucapannya. Berniat menggoda Viona. Ia tahu gadisnya sedang tersipu malu.
"Angel?"
"Yes, Sir" jawab Viona lalu mendongak. Memberanikan diri menatap Alex.
"Aku akan menghukummu jika kau masih memanggilku dengan panggilan sialan itu" ucap Alex kesal.
"Tapi, Sir... Emm"
Alex langsung membungkam bibir merah muda Viona dengan bibirnya sebelum gadis itu menyelesaikan ucapannya. Alex menyesapnya perlahan dengan lembut, melumat dengan begitu ahli walaupun bibir Viona hanya diam tanpa membalas pergerakannya.
Rasanya manis. Sial! Alex membutuhkan lebih dari ini.
Alex menarik pinggang Viona agar semakin merapat ke tubuhnya. Masih menikmati bibir merah muda Viona, Alex menyesap dan menggigit gemas bibir Viona hingga membuat Viona terpekik kaget karenanya.
Tidak menyiakan kesempatan, Alex menyelusupkan lidahnya memasuki lebih dalam.
Sedangkan Viona hanya bisa menikmati permainan lidah Alex yang begitu memabukkan. Ia tidak memiliki perbandingan karena ini adalah ciuman pertamanya. Tapi getaran dan gejolak yang tersembunyi di dalam tubuhnya tiba-tiba saja meledak mengirimkan gelenyar nikmat di setiap sel tubuhnya.
Viona bingung harus seperti apa. Ia tidak tau cara membalas pagutan yang Alex lakukan. Desahan tak rela keluar dari bibir Viona saat tautan bibir mereka terlepas. Seketika Viona menunduk, merasakan sesuatu yang keras dan mengganjal di bawah sana. Mendesak lembut miliknya hingga membuat Viona gemetaran.
Viona tahu itu apa, setiap anak Adam memiliki satu masing-masing nya.
"Bisa kita lupakan milikku di bawah sana Angel?" suara serak Alex menyentak Viona. Dengan wajah memerah Viona menatap Alex karena ketahuan sedang melihat milik pria itu.
Alex tersenyum lembut, mengusap bibir Viona yang sudah merah dan membengkak.
"Ia memang akan seperti itu ketika aku sedang berhadapan denganmu seperti ini. Aku harap kau akan terbiasa" ucap Alex menambahkan.
"Sekarang kita lanjutkan tadi. Ikuti gerakanku Angel" bisik Alex serak sarat akan gairah. Lalu kembali membungkam bibir Viona dengan bibirnya.
Viona mengikuti pagutan Alex di bibirnya. Mengikuti belaian lidah Alex yang terasa basah dan panas.
'Ya Tuhan, kau sungguh manis sayang' batin Alex semakin rakus melumat bibir candunya.
Alex mengeksplor dengan lidahnya, gairahnya semakin tersulut saat Viona membalasnya dengan canggung.
Tangan Alex pun mulai bergerak ke atas. Mencoba mencari sesuatu yang lembut milik Viona. Alex langsung meremas keduanya ketika berhasil menemukannya yang langsung di hadiahi desahan tertahan milik Viona.
Alex dengan berat hati melepas tautan bibir mereka saat Viona mulai kehabisan napas. Bibir Viona bengkak dan sedikit terbuka dengan napas yang terengah karena ulahnya.
Alex sendiri pun sama terengahnya. Tubuhnya terasa panas dengan gairah yang sudah siap untuk meledak. Tapi Alex menahannya. Ia tadi hampir lepas kontrol jika saja Viona tidak memukul dadanya meminta menyudahinya.
Alex bersyukur karena itu ia bisa kembali mendapatkan kontrol tubuhnya. Jika tidak mungkin ia sudah kehilangan kendali dan menyakiti Viona kerena perbuatannya.
"Sir....." lirih Viona di tengah napasnya yang terengah-engah.
Alex mendengus. Tidak suka dengan panggilan yang Viona sematkan untuknya.
"Panggil nama ku Angel. Atau aku akan menghukummu lagi"
Viona menggeleng, lalu menutup bibirnya dengan kedua tangannya.
"Coba, panggil aku dengan nama" pinta Alex, merapikan rambut Viona yang berantakan karena ulahnya barusan.
"Alex....." lirih Viona nyaris tak terdengar. Tapi Alex masih dapat mendengarnya dengan jelas.
"Ulangi" pinta Alex menatap Viona dengan sinar mata yang berbinar senang.
"Alex" ulang Viona kali ini dengan suara yang lebih jelas.
"Ya, panggil namaku Angel. Aku menyukainya saat kau memanggil namaku" aku Alex, lalu menyatukan dahinya dengan dahi Viona.
Alex tidak bisa berhenti tersenyum. Kegiatan mereka barusan benar-benar menyenangkan. Walaupun Alex harus menahan mati-matian untuk tidak menyentuh Viona lebih dari itu dengan gairahnya yang sudah bergejolak hanya karena sebuah ciuman.
Viona pun sama, jantungnya terus berdebar kencang sejak ciuman mereka tadi. Ini pengalaman baru untuknya. Dan Viona, merelakan Alex untuk mengambil ciuman pertamanya. Apalagi saat Alex meremas bukit kembarnya. Viona tidak bisa menahan desahan nikmat yang ia rasakan.
Dan yang lebih gila?!
Viona ingin mengulang ciuman mereka barusan.
*siskahaling*
Hallooo...
Ketemu lagi kan sama aku-nya. Hahaha...
Semoga suka sama cerita baru ku kali ini ya. Terima kasih sudah membaca.
Jangan lupa baca cerita ku yang lain juga ya. Terima kasih banyak udah mampir untuk baca guys.