Télécharger l’application
26.44% Heaven Official Blessing / Chapter 32: Master Angin Berpakaian Putih, Meneriakkan Badai Pasir Dari Ketiadaan

Chapitre 32: Master Angin Berpakaian Putih, Meneriakkan Badai Pasir Dari Ketiadaan

Kata-kata Fu Yao terdengar sangat kasar, dan Xie Lian tanpa sadar melangkah maju untuk berdiri di depan San Lang melindunginya. Melihat ini, ekspresi wajah Fu Yao terlihat menjadi lebih jelek dari sebelumnya, "Yang Mulia, apakah kamu tidak ingat tempatmu berada?!"

"Aku tahu persis di mana tempatku berada." Xie Lian menjawab perlahan.

"Lalu beraninya kamu masih berdiri di sampingnya?!" Teriak Fu Yao.

"Karena .. Jika aku berdiri di sampingnya ular-ular itu tidak akan datang mendekatiku." Xie Lian menjawab dengan sungguh-sungguh.

"..."

Mendengar jawaban itu, San Lang mengeluarkan suara 'pfft' dan tertawa terbahak-bahak.

Ekspresi wajah Fu Yao menjadi lebih suram, "KAU--"

Ia tampak lebih suram dan lebih suram, wajahnya tiba-tiba berubah hitam, dan itu bukan hanya wajahnya, tetapi seluruh garis pandang Xie Lian meredup hingga berubah menjadi kegelapan.

Tirai api dan cincin api yang diciptakan oleh Fu Yao tiba-tiba padam sepenuhnya!

Xie Lian mendengar tawa kecil San Lang dan berkata "Tidak berguna!" Sebelum mencengkeram bahunya untuk menariknya mundur. Segera setelah itu, Xie Lian mendengar suara hujan yang tiba-tiba turun yang tak henti-hentinya menghantam di atas mereka, seperti badai yang menerpa payung.

Tidak perlu dikatakan apa yang sedang terjadi, itu adalah banjir ular yang datang mengguyur dan menghantam mereka dengan gila setelah penghalang sebagai bentuk pertahanan terakhir mereka menghilang. Sebuah payung terbuka menghalangi hujan ular itu dan Xie Lian bisa mencium bau darah tebal yang busuk. Dia hendak mengambil sebuah langkah untuk bertarung tetapi San Lang menghentikannya, "Jangan bergerak. Tidak ada kehidupan rendahan yang berani mendekati kita."

Nada bicaranya terdengar begitu percaya diri; kalimat pertamanya lembut dan ramah, namun untuk kalimat yang terakhir memiliki lapisan kesombongan disana. Xie Lian tampak tidak khawatir, tetapi mendengar raungan marah Fu Yao di ujung yang lain, terdengar seolah-olah dia dipenuhi dan dikepung oleh ular, dia berteriak, "San Lang!"

San Lang langsung menjawab, "Tidak."

Xie Lian tidak tahu apakah dirinya harus tertawa atau menangis, "Bagaimana kamu tahu apa yang akan aku katakan?"

"Jangan terlalu khawatir, dia tidak bisa mati," kata San Lang.

Saat itu, raungan lain datang dari sisi lain lubang, "Kejahatan seperti itu! Jika kamu menginginkan aku mati maka minta mereka untuk menggigit dan membunuhku dalam sekejap! Apa-apaan semua ini?!"

"Bukan aku!" Ban Yue menangis. Tampaknya Ke Mo terbangun dari semua pukulan yang Ia terima sebelumnya, mendapati dirinya tertutup dan dikelilingin oleh ular yang tak terhitung jumlahnya, dan percaya itu adalah hasil perbuatan Ban Yue dia menggeram marah.

"Fu Yao, bisakah kamu menyalakan dan menyemburkan api lagi? Lakukan lagi!" Teriak Xie Lian.

Fu Yao berkata sambil menggertakkan giginya, "Sampah di sebelahmu itu membatasi kekuatanku, aku tidak bisa menyalakan apa pun!"

Xie Lian merasa takut, dan San Lang berkata, "Itu bukan perbuatanku."

"Aku tahu itu bukan kamu." Xie Lian berkata, "Tapi justru itulah yang tampak salah. Baik Ban Yue maupun Ke Mo diikat oleh tali Pengikat Dewa; mereka tidak bisa menggunakan kekuatan mereka. Kekuatanku habis, dan kau tidak membatasi kekuatan siapa pun, artinya. ada orang keenam di lubang ini?!"

"Orang keenam apa?" Fu Yao menuntut, "Tidak ada yang mengikutiku! Aku pikir kamu sudah tertipu-"

"Siapa di sana?" Ban Yue tiba-tiba berkata.

"Ban Yue, apa yang terjadi? Apakah ada seseorang di sana?" Xie Lian bertanya.

"Seseorang-" Suara Ban Yue menghilang di tengah jalan; apakah itu karena mulutnya tertutup rapat oleh sesuatu, atau ia kehilangan kesadaran itu sama sekali tidak diketahui. Xie Lian berteriak lagi, "Ban Yue, apa kamu baik-baik saja?"

Fu Yao masih berjuang melawan ular disekelilingnya, dan melemparkan energi spiritual ke semua arah, berkelap-kelip di sana-sini dalam gelap. "Hati-hati! Gadis itu mungkin sudah menipumu!"

Jika Ia berada dalam keadaan yang berbeda, Xie Lian juga mungkin akan curiga bahwa telah ada yang bermain curang disini, tetapi karena seluruh cobaan dan masalah yang terjadi selama ini di Jalan Kecil Di Dalam Ban Yue adalah rahasia miliknya dari para pejabat surgawi, dan dengan peringatan berulang-ulang yang diberikan oleh Ling Wen sebelumnya padanya, semuanya pasti tidak sesederhana itu. Masalah yang dimaksud dan dikhawatirkan oleh semua orang seharusnya muncul sekarang, artinya jika benar-benar ada orang tambahan di dalam lubang tempat mereka berada sekarang ini, Xie Lian takut mereka ada di sana untuk dibungkam mulutnya saat ini.

"Mungkin tidak begitu." Xie Lian berteriak, "Aku akan menyelamatkannya dulu!"

Xie Lian baru saja akan lari menerobos banjir ular di lubang itu ketika dia mendengar suara San Lang di sebelah telinganya, "Baiklah."

Xie Lian merasakan sebuah tangan menggenggam bahunya dengan kencang, dan dalam sekejap mereka melesat maju. Xie Lian menyadari dengan kekaguman yang ada padanya bahwa bocah itu mampu menerobos maju dan menyerang tetapi masih dengan payung di satu tangannya, dan dirinya di tangan lainnya yang masih mendekap erat bahu Xie Lian. Dalam kegelapan, sebuah kilau perak melintasi penglihatannya sekali lagi, mengeluarkan suara berdentang dan berdenting, ketika tiba-tiba, sebuah suara tajam dari dua pedang yang saling beradu terdengar di telinga semua orang.

"Oh?" San Lang berkata, "Benar-benar ada orang keenam. Menarik."

Xie Lian tidak tahu bagaimana San Lang mengendalikan senjatanya, atau senjata macam apa yang Ia gunakan, tetapi apa pun itu, pasti senjata mereka sekarang tengah saling berhadapan satu sama lain!

Pihak lain tetap diam, dan Xie Lian hanya bisa mendengar suara logam menggoreskan logam lainnya saat pertarungan itu menjadi semakin intensif. Dari waktu ke waktu akan ada percikan api menyala dalam kegelapan, tetapi setiap kali percikan api muncul cahaya itu hanya akan muncul sesaat, sulit untuk melihat siapakah wajah yang sekiranya menjadi orang keenam di lubang itu. Mendengarkan suara perkelahian yang masih berlangsung, Xie Lian bisa merasakan Ruoye mencengkeram lengannya semakin erat, dan Ia bergumam untuk menenangkan Ruoye mengelusnya untuk tetap patuh, "Jangan takut, tenanglah. Tenanglah sedikit." Ia merasakan Ruoye melonggarkan cengkeramannya, dan Xie Lian kembali berseru, "Ban Yue, apakah kamu tersadar? Bisakah kamu menjawab?"

Tidak ada yang menjawab, dan Fu Yao berkata, "Mungkin yang sedang bertarung sekarang adalah gadis itu."

"Tidak. Yang sedang bertarung melawan San Lang bukanlah Ban Yue!" Kata Xie Lian.

Ketika San Lang bertarung melawan Ke Mo dalam kegelapan sebelumnya, langkah kakinya tampak terang dan terkesan bermain-main, mempermainkan Ke Mo. Pertarungan ini juga berlangsung dalam kegelapan, tapi Xie Lian tahu bahwa San Lang menganggap pertarungan ini lebih serius. Pihak lain yang bertarung melawannya kini sangat terampil dalam seni bela diri dan persenjataan; Ban Yue bertubuh kecil dan lemah, hanya dengan melihat lengannya itu siapapun dapat menilai dan melihatnya dengan jelas dan Ia tahu bahwa lengannya bukanlah keahliannya, jadi tidak mungkin baginya untuk bertarung melawan San Lang saat ini.

Fu Yao mendecakkan lidahnya, "Seseorang yang akan mengkhianati negaranya sendiri tidakkah dia berbeda dengan Xuan Ji, mengapa kamu masih percaya padanya?"

"Fu Yao, bisakah kamu tidak begitu kesal?" Xie Lian ber "Kamu .. tunggu. Apa yang baru saja kamu katakan?"

Fu Yao memukul menggunakan kepalan tangannya yang lain, dan menghempaskan segerombolan ular yang menyerangnya, "Aku berkata, mengapa kamu masih percaya padanya seperti halnya kamu mempercayai sampah di sebelahmu!"

"Tidak, bukan itu - kamu menyebutkan Xuan Ji. Kamu mengatakan nama Xuan Ji!" Kata Xie Lian.

Bodoh, bodoh, bodoh!

Xie Lian tidak percaya butuh waktu selama ini untuk menghubungkan semua titik-titik yang ada!

"Berhenti bertarung," teriak Xie Lian, "Tidak perlu lagi bersembunyi. Aku tahu siapa dirimu!"

Setelah mendengar kata-katanya, dentangan pedang yang sejak tadi beradu terhenti sejenak tetapi kemudian kembali berlanjut. Xie Lian dengan sabar berkata, "Apakah kamu pikir aku berbohong, Jenderal Kecil Pei?"

"Kamu bicara dengan siapa?" Fu Yao berkata dengan tidak percaya, "Jenderal Kecil Pei? Jangan gila. Kamu pikir dia siapa? Jika dia turun, semua orang akan tahu dan menyadarinya."

"Kamu benar sekali," kata Xie Lian, "Tetapi jika bukan dirinya yang sebenarnya yang turun bagaimana?"

Dalam kegelapan, pedang yang sejak tadi tengah bertarung kemudian berhenti.

Xie Lian bernafas dan berkata dengan tenang, "Butuh waktu terlalu lama untuk memikirkan semua ini. Aku seharusnya menyadarinya sejak awal."

Dia tahu bahwa selama hampir dua ratus tahun ada sesuatu yang menyebabkan malapetaka terjadi tetapi tidak ada pejabat surgawi yang peduli, dan tidak ada yang berani membicarakannya, jadi pasti ada satu atau beberapa pejabat yang membungkus dan menutupi skandal ini. Tapi dia tidak terbiasa dengan banyak pejabat, jadi dia tidak berani untuk menempelkan dan membicarakan masalah ini pada siapa pun.

Baru saja ketika Fu Yao menyebutkan nama Xuan Ji itu mengingatkannya pada sesuatu. Ketika Ia memikirkan tentang Xuan Ji, tidak sulit untuk menghubungkannya dengan dua Jenderal Pei bersamanya, dan utara adalah wilayah milik mereka. Fu Yao pernah mengatakan secara sepintas bahwa sebelum kenaikannya, Jenderal Pei Kecil pernah membantai sebuah kota.

Kota yang mana?

Itu bisa jadi satu-satunya adalah kerajaan Ban Yue!

Pengadilan surgawi tidak akan memandang dengan sebelah mata pada sesuatu seperti ini; setiap orang perlu menumpahkan darah jika mereka ingin melakukan hal-hal besar. Tetapi membantai sebuah kota sama sekali bukan sesuatu yang mulia, dan jika cerita mengenai masalah ini menyebar terlalu jauh itu akan mempengaruhi jumlah orang baru yang percaya, jadi tentu saja akan ada beberapa hal yang ditutup-tutupi setelah kenaikannya. Jadi, bahkan jika semua orang tahu sesuatu seperti itu telah terjadi, mereka mungkin tidak tahu detailnya atau tidak peduli untuk mengetahui detailnya. Selain itu, jika bukan karena dendam yang mendalam, siapa yang punya waktu untuk peduli dan menggali masa lalunya serta menyinggung pendukungnya di belakangnya?

Xie Lian berbicara perlahan, "Wajah lumpur itu mengatakan ada seseorang di antara kita yang sudah mengunjungi benteng ini lima puluh hingga enam puluh tahun yang lalu. Awalnya aku berpikir dia berbohong untuk menipu kita agar mendekat, tetapi, kata-katanya mungkin mengandung kebenaran."

"Dalam kelompok orang itu, yang paling aku curigai adalah kamu. Karavan yang mengikutimu, dan kamu bisa membawanya ke mana saja. Aku belum pernah melihat ular kalajengking pada tahun-tahun ketika aku tinggal di perbatasan Ban Yue, dan ketika mereka tengah sekadar mencari tempat perlindungan acak dari badai pasir, ular-ular itu kemudian muncul? Aku memintamu untuk menemani mencari pakis ShanYue bersama kami, tetapi tepat sebelum kami pergi, kamu memberikan petunjuk mengenai lokasi reruntuhan kepada yang lain sehingga mereka dapat mengikuti langkah-langkah kami jika mereka tidak bisa hanya duduk diam menunggu. Sebelumnya di atas tembok, aku sudah mengatakan jika terjadi sesuatu, aku akan maju terlebih dahulu; tapi apa yang kamu lakukan? Kamu yang selalu tampak tenang tiba-tiba melompat, mati tanpa arti."

Xie Lian melanjutkan setelah jeda, "Tindakanmu terkesan aneh dan tidak logis, dan aku butuh waktu lama sampai sekarang untuk menyadari siapa dirimu. Benar kan, Jenderal Pei Kecil? Atau harus aku katakan, A-Zhao!"

Itu adalah keheningan yang lama sebelum sebuah suara yang terdengar cukup dingin berkata, "Apakah kamu tidak curiga bahwa wajah lumpur itu mungkin berbicara tentang anak laki-laki berpakaian merah yang ada di sebelahmu?"

Aliran api tiba-tiba menyala di dalam Lubang Pendosa.

Di bawah cahaya api itu, dua siluet berdarah terungkap. Salah satunya adalah San Lang, berpakaian merah, tegap dan berdiri dengan senjatanya yang sudah terselip. Yang lainnya adalah seorang pemuda berpakaian sederhana dengan pedang yang masih dipegang erat-erat, masih dalam posisi siap.

Pria muda berpakaian polos itu berlumuran darah, tampak seolah-olah dia juga berpakaian merah. Ekspresinya terkesan dingin dan pendiam, membawa seseorang di atas bahunya - itu adalah A-Zhao!

Agar adil, apakah itu Jendral Pei Kecil yang merupakan sosok sejatinya atau A-Zhao, tampak sabar, tenang dan kesan kebersamaannya yang tidak pernah berubah; hanya saja, Xie Lian tidak pernah menuruni pemikiran itu sehingga dia tidak menghubungkan keduanya.

Yang dia bawa di bahunya adalah Ban Yue. Sepertinya dia telah memanggil dan meminta ular untuk mencurinya selama kekacauan berlangsung. Sekarang setelah identitasnya terungkap, dia tidak perlu lagi membuat kekacauan, dan banjir ular berhenti membombardir mereka. Dia menyarungkan pedangnya dan dengan lembut meletakkan Ban Yue di tanah. Di sampingnya, Ke Mo tampak tertegun, "Siapa kamu? Bukankah kamu seharusnya mati saat jatuh dari atas sebelumnya???"

A-Zhao tidak memandang ke arah Ke Mo, sebaliknya menatap San Lang dengan waspada. "Ke Mo, kamu benar-benar tidak berubah dalam ratusan tahun ini," katanya dalam bahasa Ban Yue.

Mungkin nada ketenangan yang menjengkelkan ini terlalu akrab, wajah Ke Mo langsung mengerut marah, "... ITU ADALAH KAMU!!! PEI SU!!! ORANG DATARAN TENGAH YANG LICIK!"

Jika bukan karena tali Pengikat Dewa yang mengikatnya dengan kuat, Ke Mo akan bergegas membawanya untuk bertarung.

Tidak heran ketika tentara Ban Yue mengutuk sebelumnya, kata-kata 'jalang' bercampur aduk dengan kalimat kutukan yang lain. Bukan karena mereka mengarahkan kata-kata itu kepada Xie Lian, tetapi karena ia adalah seorang dari Dataran Tengah, dan itu mengingatkan mereka pada Jenderal Pei Su, yang pada gilirannya terhubung dengan Ban Yue, jadi mereka secara tidak langsung mengutuknya juga.

"Apakah Ban Yue yang mengajarimu cara mengendalikan ular kalajengking?" Tanya Xie Lian.

Dia curiga bahwa jika Ban Yue benar-benar tidak mengendalikan ular kalajengking yang menyerang orang yang lewat, dan tidak ada alasan nyata mengapa mereka tidak lagi patuh padanya, maka satu-satunya penjelasan lain adalah ada orang lain yang bisa mengendalikan mereka.

Ketika ada dua orang yang mengendalikan kelompok ular yang sama, maka tentu saja setengah dari mereka tidak akan mendengarkan perintah Ban Yue. Ini logika yang sederhana.

"Dia tidak mengajariku," kata Pei Su, "Tapi bagaimana dia melakukannya, aku bisa mempelajarinya sendiri."

Xie Lian mengangguk dan berkata, "Jenderal Pei Kecil sangat cerdas. Jika aku menebaknya dengan benar, kalian berdua sudah saling kenal selama bertahun-tahun, benar?"

Ban Yue diintimidasi dan diabaikan oleh anak-anak Ban Yue lainnya ketika dia masih muda, dan hanya anak-anak dataran tengah yang mau bermain dengannya. Meskipun Xie Llan tidak ingat satu pun dari mereka, ia ingat bahwa anak-anak itu banyak yang berasal dari keluarga militer, dan banyak juga yang mendaftar sebagai tentara ketika mereka bertambah dewasa. Mungkin Pei Su adalah salah satu dari anak-anak itu. Kalau tidak, akan sulit untuk menjelaskan bagaimana seorang anak yang pendiam dan suram seperti Ban Yue dapat berteman dan bekerja sama dengan Jenderal musuh. Itu hanya tebakan, tetapi dengan reaksi Pei Su, dia tidak salah menebak soal ini.

"Apakah Ban Yue benar-benar memberikan semuan informasi kepadamu, bergabung denganmu, dan membuka gerbang benteng?" Tanya Xie Lian.

"Itu benar." Jawab Pei Su.

Di sisi lain, Ke Mo mendecakkan lidahnya dan berteriak, "Pei Su yang licik. Lepaskan tali ini, biarkan aku melawanmu sampai mati!"

Pei Su berkata dengan tenang, "Pertama-tama, kita sudah bertempur sampai mati dua ratus tahun yang lalu, dan kamu kalah; kedua, bagaimana mungkin aku licik?"

Ke Mo berteriak, "JIKA KALIAN TIDAK BEKERJA SAMA, BAGAIMANA MUNGKIN BANGSA KAMI BISA KALAH?!"

"Ke Mo, jangan menyangkal." Pei Su berkata, "Aku hanya memiliki dua ribu pasukan bersamaku pada saat itu, tetapi dua ribu itu jauh lebih unggul dari empat ribu pasukan milikmu. Apakah jika gerbang dibuka, kamu pasti akan dikalahkan."

Xie Lian tidak bisa tidak bersimpati dan berpikir,'Menyerang negara dengan pasukan dua ribu? Apakah Jenderal Pei Kecil diintimidasi lebih dari apa yang dialami olehku ketika dia menjadi tentara?"

Dia tidak berpikir Pei Su berbohong tetapi berpikir semua itu terdengar aneh, dan bertanya, "Jika itu pasti membawa kemenangan, mengapa harus berkolusi dengan Ban Yue?"

Pei Su berhenti memikirkan Ke Mo dan kembali menggunakan dialek Han, "Untuk memungkinkanku memusnahkan kerajaan."

Semua orang kecuali Ke Mo tertegun.

Xie Lian merasa seluruh cobaan itu aneh, tetapi masih dengan tenang melanjutkan pertanyaannya, "Apa maksudmu? Mengapa kamu harus memusnahkan kerajaan jika kemenanganmu sudah dekat?"

"Karena kemenanganku sudah dekat, kita harus segera memusnahkan kota." Pei Su berkata, "Karena malam sebelum serangan mendadak, ada pertemuan rahasia antara banyak keluarga Ban Yue besar yang memutuskan plot."

Apa pun alasannya, itu akan terdengar mengejutkan dan mengganggu, dan Xie mengerutkan alisnya. "Plot apa?"

Lian Pei Su melanjutkan dengan lambat, "Orang-orang Ban Yue memiliki sifat kekerasan, dan membenci orang Dataran Tengah sampai ke tulangnya. Bahkan mengetahui bahwa mereka akan dikalahkan, mereka tidak akan mengakuinya. Jadi seluruh penduduk kerajaan, muda, tua, wanita, dan pria, semuanya bersatu untuk mengumpulkan hal ini."

"Apa?" Xie Lian bisa menebak tetapi dia tidak yakin, dan kata yang keluar dari mulut Pei Su membenarkan kecurigaannya. "Bahan peledak."

Pei Su perlahan mengucapkan setiap kata, "Mereka telah memutuskan bahwa jika kerajaan itu jatuh, maka setiap warga masing-masing akan membawa bahan peledak masing-masing di tubuh mereka, melarikan diri ke Dataran Tengah, menuju ke daerah-daerah yang ramai, dan meledakkan bom bunuh diri itu. Berarti bahkan jika mereka harus mati, maka mereka akan harus menyeret sebanyak mungkin orang Dataran Tengah untuk mati bersama mereka. Jika kerajaan itu jatuh, maka mereka akan menteror negara yang menyebabkan kejatuhan mereka!"

Xie Lian langsung menoleh ke arah Ke Mo, meringkas apa yang telah dijelaskan oleh Jenderal Pei Kecil secara kasar untuknya dalam bahasa Ban Yue, dan bertanya, "Apakah ini benar?"

Ke Mo tampak gentar dan mungkin berpikir tidak ada yang salah dengan itu, dan berkata dengan kepala tinggi, "Itu benar!"

San Lang mengangkat alisnya dan berkomentar, "Sungguh keji."

Dia mengucapkan kata-kata itu dalam bahasa Ban Yue, mungkin dengan sengaja. Ke Mo menjawab dengan marah, "Keji? Apa hakmu untuk menyebut kami keji? Jika bukan karena serangannya, kami tidak akan dipaksa untuk melakukan itu. Kamu menghancurkan bangsa kami, tanah kami, saudara-saudara kami, jadi kami membalas dendam. Bagaimana mungkin semua itu salah?! Dimana kami akan menunjukkan wajah untuk mereka!!"

Pei Su menanggapi dengan dingin, "Sungguh sekarang. Bagaimana kalau kita membuka semua kebenaran yang telah terjadi?"

Dia memiringkan kepalanya dan berkata, "Berapa kali Ban Yue memulai kerusuhan di dekat perbatasan? Berapa banyak karavan dan pelancong yang pergi ke Dataran Barat dari Dataran Tengah yang disergap oleh Ban Yue? Kamu dengan sengaja melindungi bandit-bandit yang meneror Dataran Tengah, dan membunuh tentara kami yang pergi untuk memusnahkan mereka dengan dalih penyeberangan perbatasan secara ilegal. Bagaimana mungkin itu tidak keji?"

Pei Su berbicara dengan tidak tergesa-gesa dan nadanya terdengar tenang, tetapi setiap kata yang dikeluarkannya tajam seperti pisau. Ke Mo berpendapat, "Bagaimana denganmu? Mengapa tidak mengatakan bahwa kamu secara paksa menduduki tanah kami terlebih dahulu?"

"Perbatasan selalu tidak mengandung kejelasan, jadi bagaimana kau bisa mengatakan kami secara paksa menduduki tanahmu?" Pei Su membalas.

"Garis-garisnya jelas ditarik! Itu adalah kamu yang tidak menjaganya sendiri!"

"Garis itu ditarik oleh Ban Yue, Dataran Tengah tidak pernah setuju untuk itu. Dan perbatasan wilayahmu memiliki oasis untuk Kau simpan sendiri, hanya menyisakan tanah gurun bagi kami, omong kosong."

Wajah Ke Mo memerah, "Oasis itu milik kita! Itu selalu menjadi milik kami!"

Kedua belah pihak memiliki kisah mereka sendiri; hanya mendengarkan mereka berdebat membuat Xie Lian bingung. Permusuhan ini membuatnya mengingat betapa parahnya dia dipukuli di tengah-tengah kedua belah pihak, dan dia bisa merasakan rasa sakit di wajahnya yang muncul kembali. Pei Su tampaknya sudah cukup bertengkar dengan Ke Mo, dan menjatuhkannya sekali lagi dengan pukulan. Lalu dia berbalik ke arah Xie Lian, "Jadi, begitu."

Pei Su menarik napas dalam-dalam, "Ada banyak hal di dunia ini yang tidak dapat didefinisikan atau diselesaikan dengan jelas. Kamu hanya bisa bertarung."

Xie Lian menghela nafas, "Aku akan menyetujui bagian pertama."

San Lang di sisi lain berkata, "Hm. Aku akan menyetujui bagian terakhir."

Xie Lian memperhatikan Ban Yue yang terbaring di lantai dengan kepala tertunduk sejenak dan berkata, "Aku tidak bisa mengatakan siapa yang benar atau siapa yang salah, jadi aku tidak akan mengatakan apa-apa. Tidak peduli alasan mengapa Ban Yue membuka gerbang, dia sudah jelas membukanya, dan karenanya Ia harus bertanggung jawab untuk itu. Jadi itu sebabnya dia digantung di atas Lubang Pendosa oleh para prajurit itu? Begitu mereka mati, semuanya sudah berakhir."

Pei Su kembali ke ekspresi tenangnya, "Ya."

"Utang apa pun yang jatuh tempo saat masih hidup harus dibayar saat masih hidup. Jika masih ada kekacauan setelah kematian maka itu adalah cerita yang lain yang sama sekali berbeda," kata Xie Lian.

"Ban Yue tidak menyebabkan kekacauan." Kata Pei Su pelan.

"Jenderal Pei Kecil, apakah itu berarti kamu mengakui telah memikat semua orang yang lewat dari Jalan Kecil Di Dalam Ban Yue untuk menuju ke reruntuhan?"

Pei Su terdiam beberapa saat sebelum berkata dengan suara rendah, "Ya."

"Kenapa?" Xie Lian bertanya.

Kali ini Pei Su tidak menjawab. Xie Lian mendorongnya lebih keras, "Sudah hampir dua ratus tahun. Kamu perlu memberikan alasan yang tepat, sebuah jawaban untuk orang-orang yang terpikat."

Pei Su masih tetap terdiam dan tanpa ekspresi. Dia menanggapi setiap pertanyaan yang diberikan padanya sebelumnya, tetapi sekarang sepertinya dia telah mengambil keputusan, dan berhenti menanggapinya sama sekali. Xie Lian ingin terus menginterogasi ketika saat itu, ada suara aneh yang terdengar.

Suara itu datang dari atas kepala mereka, melolong dan mengerang seperti angin gila yang berteriak. Ketika suara itu datang mendekat, Xie Lian bisa memastikan - itu benar-benar teriakan angin yang menggila!

Hembusan angin itu datang terlalu tiba-tiba, terlalu agresif, dan sebelum Xie Lian menyadarinya, seluruh tubuhnya bersandar pada sesuatu, dan dia mulai melayang!

Angin ribut yang tiba-tiba ini memasuki Lubang Pendosa dari atas, menyapu sampai ke bawah, dan mendorong semua orang ke udara!

Xie Lian segera meraih San Lang yang paling dekat dengannya dan berteriak, "Hati-hati!"

San Lang menangkapnya juga, wajahnya tidak berubah. Mereka berputar di udara, tubuh mereka dengan cepat naik, dan begitu mereka keluar dari lubang, mereka berhenti, dan segera mulai jatuh. Xie Lian melepaskan Ruoye dan membujuknya di tengah kekacauan ini, "Baiklah, baiklah, semuanya berakhir. Cepat, Ruoye-ku yang baik, sudah keluarlah dan bantu kami!"

Setelah dua tepukan yang Ia berikan, Ruoye akhirnya bereaksi. Namun, dengan tidak ada apapun di udara yang bisa diambil selain dari Lubang Pendosa yang berukuran raksasa di bawah, Ruoye terbang sekali dan kembali menyusut ke ukurannya semula. Merasa tak berdaya, Xie Lian hanya bisa menyesuaikan wujudnya untuk mendarat di udara. Jika seperti sebelumnya, dia akan membuat kawah kepala pertama berukuran tiga kaki ke tanah, tapi kali ini, tepat sebelum mereka menyentuh tanah, San Lang mengulurkan tangan dan memberinya sebuah tarikan, dan dia benar-benar mendarat dengan kaki rata yang menyentuh tanah! Ketika sepatunya menyentuh tanah dengan kuat, dia bahkan sedikit tidak percaya. Tapi perasaan itu hilang dengan sangat cepat ketika siluet berpakaian hitam datang terhuyung di depannya.

Xie Lian melihat siapa orang itu dan dengan senang hati memanggil, "Nan Feng!"

Memang itu adalah Nan Feng, tapi Nan Feng tampak begitu berantakan. Sepertinya dia digulung dalam kotoran selama sepuluh kali sebelum dilemparkan ke sarang binatang buas untuk menghabiskan malam. Pakaiannya tampak berantakan dan compang-camping sampai keseluruhannya; mendengar panggilan dari Xie Lian, dia hanya melambaikan tangannya dan diam-diam menyeka wajahnya, tidak dapat berbicara.

Xie Lian menatapnya dari bawah ke atas, "Apa yang terjadi? Apakah kedua wanita itu mengalahkanmu?"

Saat itu, dua sosok muncul di belakang Nan Feng dan berjalan mendekat.

8. Salah satu dari mereka adalah kultivator wanita berpakaian putih dengan cambuk ekor kuda di lengannya, dan dia menyapa Xie Lian dengan riang, "Bagaimana kabarmu, Yang Mulia."

*ini bisa juga di artikan dengan pengocok, tapi vampli rasa yang di maksud pengocok itu setau vampli yang seperti digambar=cambuk ekor kuda.

Meskipun Xie Lian tidak tahu dan sama sekali tidak mengenali siapa wanita ini, etiket yang tepat masih harus dijaga; tetapi dia tidak tahu bagaimana menanganinya, jadi dia hanya bisa tersenyum dan melambai. "Salam, rekan kultivator."

Wanita berpakaian hitam di sampingnya melirik ke arah Xie Lian dengan dingin tetapi tampaknya tidak peduli padanya. Ketika matanya beralih ke arah San Lang, dia berhenti, sepertinya berpikir dalam diam dia adalah sosok yang meragukan, dan memperhatikannya.

Angin sebelumnya telah meniup semua orang keluar dari lubang, dan kedua wanita itu berjalan melewati Xie Lian, langsung menuju ke arah Pei Su. Dia melihat mereka mendekat dan tidak tampak terkejut; lagipula dia sudah melihat mereka di kota ketika dia masih memainkan peran sebagai A-Zhao. Dia berlutut di tempat dia berada, menundukkan kepalanya kepada pembudidaya wanita berpakaian putih, dan memanggil dengan tenang, "Tuan Master Angin."

Xie Lian tertegun mendengar kata-kata itu.

Dan di sini dia berpikir bahwa dia adalah iblis atau monster yang mengancam, siapa tahu itu sebenarnya adalah pejabat surgawi? Dan itu adalah Master Angin, yang mengeluarkan sepuluh ribu pahala sekaligus dalam array komunikasi!

Tetapi sekarang setelah dia memikirkannya secara mendetail, tidak ada yang aneh pada tempatnya. Pada saat itu dia mengatakan sesuatu di sepanjang baris, "Ke mana mereka semua pergi? Apakah aku harus menggali dan membunuh mereka satu per satu?" Dan membuatnya berpikir dia mengejar mereka. Pada kenyataannya, "mereka" ini mungkin tidak berarti mereka (kelompok Xie Lian); itu bisa berarti prajurit Ban Yue. Hanya saja, Xie Lian mengira dia sendirian dalam penyelidikan ini dan secara alami mengira kultivator wanita itu adalah orang yang aneh dan jahat.

Untuk pejabat surgawi yang dapat dengan mudah membagikan sepuluh ribu pahala, Xie Lian tidak bisa membantu tetapi merasakan penghormatan tanpa nama. Dia menyikut Nan Feng, "Mengapa kamu tidak memberitahuku ini adalah Master Angin dengan lebih cepat? Dan di sini aku berpikir dia mungkin semacam roh ular atau roh kalajengking ganas. Memalukan!"

Ekspresi Nan Feng menggelap, "Aku tidak tahu itu adalah Master Angin. Aku belum pernah melihat Master Angin seperti ini sebelumnya. Master Angin selalu ... sudahlah."

Kedengarannya seolah-olah Master Angin tidak memiliki penampilan yang sama saat berada di pengadilan surga, tidak heran. Xie Lian mengerti. Dia bertanya, "Bagaimana Master Angin datang ke Jalan Kecil Di Dalam Ban Yue?"

"Untuk membantu," kata Nan Feng. "Ketika kami melihat mereka berjalan-jalan di jalanan sebelumnya, mereka sebenarnya sedang mencari prajurit Ban Yue itu."

Xie Lian ingat sekarang bahwa pertama kali dia bertanya tentang Jalan Kecil Di Dalam Ban Yue di jajaran komunikasi, di tengah-tengah kesunyian yang sunyi, itu adalah ketika dilepaskannya dengan tiba-tiba dari sepuluh ribu pahala yang diberikan oleh Master Angin yang mengalihkan perhatian semua orang. Master Angin mungkin sudah memperhatikan pertanyaannya saat itu.

Saat Xie Lian merenungkan masalah itu, Master Angin membungkuk di depan Pei Su, "Jenderal Pei Kecil, apa yang telah kamu lakukan kali ini mungkin telah melewati batas."

Sebagai pejabat surgawi, bahwa ia akan melepaskan peniru untuk menyebabkan malapetaka di Jalan Kecil Di Dalam Ban Yue selama hampir dua ratus tahun, memikat banyak pejalan kaki di jalan yang salah untuk menuju ke arah reruntuhan, dan mereka mati di mulut tentara Ban Yue, tidak peduli bagaimana ia bisa memutarnya, itu bukan masalah kecil. Pei Su tidak membantah, hanya menundukkan kepalanya dan berkata, "Yang muda ini tahu."

Master Angin menyapu kipasnya, "Selama kamu mengerti. Renungkan dirimu dan pikirkanlah. Kita akan membicarakan mengenai masalah ini di surga."

"Aku mengerti." Kata Pei Su pelan. Selesai dengan pembicaraan dengan Pei Su, Master Angin memasukkan kipas kecil ke dalam kerah di belakang jubahnya, berdiri, dan tersenyum kepada Xie Lian. "Yang Mulia, Putra Mahkota. Aku sudah banyak mendengar hal-hal tentangmu."

Bagi Xie Lian, "Mendengar banyak hal tentangmu" benar-benar bukan hal yang baik, tetapi bagaimanapun juga itu adalah basa-basi yang tidak berarti, jadi dia membalas dengan tersenyum, "Aku yakin itu bukan apa-apa. Aku juga mendengar banyak tentangmu, Tuan Master Angin."

"Maaf untuk yang sebelumnya, ngomong-ngomong," Tuan Angin berkata.

Xie Lian berhenti, "Sebelumnya? Apa yang terjadi sebelumnya?"

"Bukankah kalian semua mengalami badai angin besar di padang pasir?" Xie Lian bisa mengingat suapan pasir di mulutnya dan menjawab, "Ya?"

"Aku yang memulai itu." Kata Master Angin.

"..."

Master Angin melanjutkan dengan santai, "Badai angin itu dimaksudkan untuk menghentikan kalian semua untuk pergi mendekati kerajaan Ban Yue, tetapi kalian tidak terbawa dan terlempar menjauh oleh badai angin itu, dan akhirnya berakhir di Ban Yue."

Sesuatu terdengar tidak beres.

Master Angin memulai badai angin untuk menghalangi mereka pergi ke Jalan Kecil Di Dalam Ban Yue, tetapi tiba-tiba mereka kembali muncul di tengah-tengah itu semua. Apa artinya ini semua? Tapi Xie Lian tidak menanggapinya, menunggu untuk melihat apa yang akan dikatakan oleh orang lain. Setelah jeda yang cukup lama, Master Angin melanjutkan, "Tetapi, sehubungan dengan seluruh cobaan ini, aku akan merekomendasikan Yang Mulia untuk mengurus urusanmu sendiri dan berhenti menempatkan tanganmu di tempat yang bukan milikmu untuk kamu tanganni."

Xie Lian mencuri pandang ke Ban Yue yang meringkuk di tanah, dan Ia merasa takut.

Dia sudah khawatir bahwa jika skandal ini mencapai pengadilan surga, para pejabat dapat dengan mudah membersihkan dan meniadakan kebenaran yang ada, menambahkan pukulan ke tempat yang tidak ada, dan membuat Ban Yue yang disalahkan sementara Pei Kecil kabur tanpa harga yang harus Ia bayar. Dengan kemunculan Master Angin yang tiba-tiba, memberitahunya untuk tidak mempermasalahkan urusan ini, bukankah hubungan antar kawan di antara mereka ini akan membuat mereka melindungi Pei Kecil?

Tanpa mengubah ekspresinya, Xie Lian melangkah maju untuk berdiri di depan Ban Yue, menyembunyikannya di belakangnya, dan berkata dengan hangat, "Tapi aku sudah memasukkan tanganku ke bisnis ini, aku tidak mungkin meninggalkannya sekarang. Selain itu, masih banyak yang belum dijelaskan oleh Jenderal Pei Kecil."

Master Angin memperhatikan gerakannya dan tersenyum, "Jangan khawatir. Kamu bisa membawa Kepala Pendeta Ban Yue bersamamu."

Itu tidak terduga. Xie Lian tertegun, dan Master Angin melanjutkan, "Ketika kamu semua berada di lubang, kami sudah mendengar semuanya dari atas sini. Meskipun Kepala Pendeta telah berubah menjadi di tingkat 'Ancaman', ketika aku tengah menjelajahi kota aku melihat bahwa dia telah menggambar barisan array untuk menjebak tentara Ban Yue dan melepaskan semua manusia yang ditangkap. Dia tidak menyakiti siapa pun, dan bahkan menyelamatkan para manusia. Satu-satunya yang akan aku ambil adalah Jenderal Pei Kecil dan Ke Mo, kamu tidak perlu khawatir aku akan menyalahkan kesalahan ini hanya pada orang tertentu."

Karena pihak lain sudah berbicara secara langsung seperti ini, Xie Lian berhenti mengkhawatirkan apa yang ada dalam pikirannya sebelumnya dan mengucapkan permintaan maaf, tetapi Master Angin berkata, "Tidak, itu wajar untuk khawatir."

Wanita berpakaian hitam itu tampak seperti tidak bisa tinggal hanya untuk waktu yang lebih lama lagi, dan berbicara, "Sudah selesai? Jika sudah selesai maka ayo pergi."

Master Angin membantah, "Tsk! Kenapa terburu-buru? Semakin kamu terburu-buru, semakin aku ingin bicara! Uh!" Namun, dia menoleh dan tersenyum, mengeluarkan kipas lipat dari pinggangnya dan berkata, "Yang Mulia, jika tidak ada yang lain, kita akan melihat dan bertemu denganmu lagi di pengadilan surga?"

Xie Lian mengangguk, dan Master Angin membuka kipasnya. Pada kipas itu terdapat kata untuk angin 'Feng' yang tertulis miring, dan tiga garis miring seperti angin di belakangnya. Ini pasti alat spiritual yang digunakan oleh Master Angin. Dia mengipasi maju tiga kali, dan mundur tiga kali. Tiba-tiba, embusan angin bertiup dari tanah yang rata.

Angin menghembus debu dan pasir, dan Xie Lian menggunakan lengan bajunya untuk memblokir puing-puing yang berterbangan akibat embusan angin itu. Ketika angin mereda, kedua wanita itu, Pei Su, dan Ke Mo semuanya menghilang, hanya menyisakan Xie Lian, San Lang, Nan Feng, dan Ban Yue yang tertidur lelap.

Xie Lian menjatuhkan lengan bajunya, masih sedikit bingung, "Apa yang baru saja terjadi?"

San Lang dengan santai berjalan mendekat, "Suatu hal yang cukup bagus."

Xie Lian mengawasinya, "Apakah itu?"

"Ya. Sang Master Angin mencoba membantumu dengan memberi tahumu untuk tidak terlibat."

Nan Feng berjalan mendekat, "Itu benar. Kamu sudah menggali terlalu dalam di bisnis ini. Satu-satunya yang tersisa untuk dilakukan adalah mengajukan keluhan kepada Dewa Besar. Jangan melibatkan diri lagi."

Xie Lian mengerti, "Apakah karena Jenderal Pei?"

"Benar." Nan Feng berkata, "Kali ini kamu benar-benar menyinggung dia."

Xie Lian tertawa, "Aku tahu aku akan menyinggung seseorang suatu hari nanti cepat atau lambat, kurasa tidak masalah siapa dia."

Nan Feng mengerutkan alisnya, "Jangan berpikir aku bercanda. Selain dari Aula Istana Bela Diri Besar, istana bela diri yang paling kuat setelahnya adalah Ming Guan. Jenderal Pei sangat menghargai Pei Kecil, dan selalu berusaha menahan Quan Yi Zheng. Dia akan datang mengetuk untuk membuat dan mencari masalah."

"Quan Yi Zheng adalah dewa perang yang memerintah wilayah barat, bukan?" Tanya Xie Lian.

"Itu salah satunya." Nan Feng menjawab, "Quan Yi Zheng juga seorang pejabat baru. Dia naik sekitar waktu yang sama dengan Pei Su. Dia masih muda, dan kecil. Tapi sangat kuat. Jenderal Pei ingin Pei Su mengambil semua pendukung di barat, dan dia melakukannya dengan baik untuk dirinya sendiri, terutama beberapa tahun terakhir ini. Sekarang dengan kamu yang menyeret skandal ini ke tempat terbuka, itu tidak terlihat baik untuk Pei Su, mungkin dia bahkan akan dibuang. Jika dia dibuang, itu juga tidak akan terlihat bagus untukmu."

Xie Lian menggosok dahinya, secara mental mencatat bahwa mulai sekarang ia harus lebih berhati-hati saat makan, minum, dan berjalan. Namun San Lang, tidak menganggap itu masalah besar. "Jangan khawatir. Pei Ming terlalu sombong. Dia tidak akan melakukan apa pun yang curang."

Nan Feng menatap San Lang dan berkata, "Ya. Jenderal Pei tidak akan melakukan apa pun yang curang, tapi tetap saja. Awasi dirimu sendiri."

"Bagaimana dengan Master Angin?" Xie Lian bertanya, "Dia memberitahuku untuk tidak terlibat, jadi dia yang akan mengajukan keluhan? Bukankah itu berarti dia akan menjadi orang yang menyinggung Jenderal Pei? Aku tidak bisa membiarkan itu. Mari kita panggil dia kembali. Nan Feng, apakah kamu tahu kata untuk susunan komunikasi pribadinya?"

"Kamu tidak perlu khawatir tentang Master Angin," Nan Feng berkata, "Jenderal Pei bisa menyakitimu, tapi dia tidak akan menyentuhnya. Dia mungkin lebih muda darimu tapi dia jauh lebih sukses di surga."

"..."

Xie Lian tidak terkejut dalam keheningan, tetapi malah berpikir, 'Siapa di surga yang lebih gagal daripada aku? Aku tidak pernah berpikir ada seseorang seperti itu.'

San Lang tertawa, "Dengan dukungan itu, tentu saja dia berhasil."

"Apakah kamu berbicara tentang wanita berpakaian hitam?" Xie Lian bertanya.

"Tidak," jawab San Lang, "Tapi wanita berpakaian hitam itu juga seharusnya merupakan salah satu dari master unsur yang membentuk 'Angin, Air, Hujan, Bumi, dan Guntur'. Mungkin ada baiknya kita juga seharusnya tidak menyinggung perasaannya."

Master Angin bisa memulai angin puting beliung dari nol, dia jelas kuat. Tapi wanita berbaju hitam itu lebih kuat. Xie Lian ingat cara dia memandang San Lang seolah-olah dia menemukan sesuatu padanya, dan merasa agak khawatir. "Aku setuju."

Tapi tetap saja, ada kata-kata yang ditelan Xie Lian. Dia berpikir, 'Bahkan dengan dukungan kuat kamu mungkin tidak akan berhasil. Kembali pada hari itu, Pangeran Xian Le mendapat dukungan dari Dewa Besar yang memerintah ketiga kerajaan selama ribuan tahun. Dan apa? Lihatlah! Dia masih gagal!'

Xie Lian mengambil topi jerami miliknya yang jatuh, menepuk nepuk membersihkannya, melihat bahwa topi itu tidak rusak, Ia bernapas lega. Dia mengikatnya kembali di lehernya dan benar-benar menatap Nan Feng. "Apakah kamu berkelahi dengan dua wanita itu sejauh ini?"

"Iya. Kami bertarung sepanjang jalan." Nan Feng menjawab, dan wajahnya tampak gelap.

Xie Lian menepuk pundaknya, "Terima kasih atas kerja kerasmu." Tiba-tiba, dia ingat ada satu lagi yang bekerja keras, dan berbalik, "Di mana Fu Yao?"

"Bukankah dia sedang menjaga yang terluka?" Nan Feng menjawab.

Xie Lian tidak ingat Ia melihat Fu Yao setelah tertiup keluar dari Lubang Pendosa. Sebenarnya, sejak A-Zhao mengungkapkan dirinya yang sebenarnya tidak terdengar lagi suara darinya, Jika dia tidak pergi saat itu, dia pasti sudah pergi ketika angin bertiup.

Fu Yao bisa menjaga dirinya sendiri, Xie Lian tidak khawatir, tetapi mendengar Nan Feng berkata "terluka", dia terkejut dan keduanya berteriak pada saat yang sama, "Pakis ShanYue!"

"Langit baru saja cerah, tidak perlu terburu-buru." Kata San Lang.

Tidak ada yang namanya "tidak perlu terburu-buru" dalam hal menyelamatkan nyawa seseorang. Bahkan jika saat itu waktu yang tersisi lebih lama dari 24 jam, siapa yang tahu jika sesuatu terjadi sepanjang waktu penyelamatan mereka? Xie Lian tidak punya waktu untuk memikirkan Fu Yao. Dia buru-buru membawa Ban Yue di punggungnya, dan berlari menuju halaman istana.

Begitu tiba di istana, Xie Lian membaringkan Ban Yue, dan segera mengambil beberapa tanaman besar pakis ShanYue. Wajah lumpur itu masih di tanah, wajahnya berantakan di antara tulang-tulang putihnya. Di masa lalu Xie Lian pasti sudah menguburnya, tapi pertama, dia terburu-buru untuk menyelamatkan orang, dan kedua, pria itu dimakamkan di tanah selama lima puluh hingga enam puluh tahun, dia pasti tidak ingin kembali. Tetapi mayat pedagang yang mati sebelumnya ada disana menghilang, dan Xie Lian berhenti, ingin tahu. Saat itu San Lang muncul dari istana dengan pot tanah liat kecil.

Xie Lian melihatnya dan tersenyum, "Tuan Memberkatimu, San Lang."

Semua makhluk yang tidak manusiawi dapat disimpan dalam pot tanah liat. Ban Yue lemah dan tidak akan bangun, jadi Xie Lian menyusutnya dan memasukkannya ke pot tanah liat. Kelompok mereka terus mengumpulkan pakis, dan bergegas kembali. Sudah sekitar delapan jam sejak mereka pergi.

Kembali ke tempat Fu Yao yang sudah menggambar lingkaran pelindung disana, Xie Lian melihat bahwa ada banyak orang yang masih berada di dalam lingkaran itu, takut untuk keluar. Orang tua yang telah meminum pil pemberian dari Nan Feng tampak baik-baik saja, dan setelah mengoleskan ramuan pada lukanya, dia bisa berdiri dan berjalan setelah beristirahat sebentar. Hanya saja, Xie Lian tidak berpikir ada kebutuhan untuk memberi tahu mereka ramuan apa itu dan bagaimana cara menumbuhkannya.

Setelah beberapa waktu, para pedagang semuanya tampak tenang, dan mulai bertanya-tanya ke mana perginya kelompok Tian Shen dan mengapa mereka tidak kembali. Xie Lian terlalu sibuk memetik ramuan sebelumnya dan tidak peduli dengan Tian Shen dan yang lainnya. Dia hanya berpikir tentang kembali ke reruntuhan untuk mencari mereka ketika dia mendengar suara seorang anak laki-laki berteriak gege dan paman mendekat. Xie Lian menoleh, dan cukup yakin itu adalah Tian Shen. Bocah itu membawa gantang besar pakis ShanYue di lengannya, dan di belakangnya ada dua pedagang mengikutinya, semuanya tampak terengah-engah.

Ternyata, ketika mereka masih berada di atas dinding Lubang Pendosa, Ban Yue menyapu para prajurit Ban Yue, dan menangkap Tian Shen dan para pedagang. Mereka ketakutan, tetapi Ban Yue hanya membawa mereka turun menjauh dari lubang, dan mengarahkan mereka ke mana harus pergi sebelum mengirim mereka kembali dalam perjalanan. Mereka melarikan diri, mengambil tanaman obat, menguburkan tubuh pedagang yang sebelumnya mati, dan berlari kembali, namun entah bagaimana mereka masih lebih lambat daripada Xie Lian.

Bagaimanapun, Xie Lian terpaksa mengawal karavan keluar dari gurun Gobi, dan mengakhiri perjalanan ini.

Sebelum mereka mengucapkan selamat tinggal, Tian Shen menyelinap untuk menemukannya dan berbisik secara misterius, "Gege, aku punya pertanyaan untukmu."

"Bertanyalah," jawab Xie Lian.

"Kamu seorang dewa, kan?"

"..."

Xie Lian heran.

Di masa lalu, ada saat ketika dia berteriak dan mengumumkan kepada dunia, "Aku adalah dewa! Aku adalah putra mahkota, Yang Mulia!" Dan tidak ada yang akan percaya padanya. Kali ini, dia bahkan tidak mengatakan apa-apa dan pihak lain bertanya apakah dia dewa, sangat mengejutkannya.

Tian Shen segera menambahkan, "Aku melihatmu menggunakan mantra! Jangan khawatir, aku tidak akan mengatakannya kepada siapapun."

'Bagaimana kamu tahu. Tentu tidak ada yang akan mempercayaimu.. ' Pikir Xie Lian.

Tian Shen melanjutkan, "Jika bukan karena kamu, aku akan dilemparkan ke dalam lubang itu oleh para prajurit iblis jelek itu. Ketika aku sampai di rumah aku berjanji akan membangun sebuah kuil kecil untukmu dan menyembahmu."

Xie Lian memperhatikannya menepuk dadanya dan membuat gerakan tangan 'sangat besar, sangat besar', dan tidak bisa menahan tawa dan tersenyum, "Kalau begitu, terima kasih banyak."

Meskipun anak-anak tidak tahu berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membangun sebuah bait suci, namun, menerima janji seperti itu, dipenuhi atau tidak, masih merupakan peristiwa yang membahagiakan untuk Xie Lian. Tiba saatnya untuk berpisah Xie Lian melambai tangannya kepada mereka orang Karavan dan berjalan ke arah yang berlawanan.

Nan Feng menarik Array Pemendek Jarak lain dan mengirim mereka semua kembali ke Kuil Pu Qi. Membuka pintu, Xie Lian mengeluarkan tikar jerami, membentangkannya di tanah, dan roboh seperti mayat. Dia melakukan semua ini dalam satu nafas. San Lang duduk di sebelahnya, dengan tangan menopang dagunya, dan mengawasinya. Xie Lian menghela nafas, "Berapa lama kita pergi?" "

Sekitar tiga, sampai empat hari." Jawab San Lang.

Xie Lian menghela nafas lagi, "Hanya tiga, sampai empat hari, mengapa tubuhku begitu lelah."

Sejak dia naik, dia selalu bekerja sampai ke tulang seperti anjing, tidak bohong. Itu sungguh!

Setelah dia selesai mendesah, Xie Lian mendongak, "Eh? Nan Feng? Mengapa kamu belum melaporkannya kembali?"

"Laporkan kembali ke mana?" Tanya Nan Feng.

"Bukankah kamu pejabat junior dari istana Nan Yang? Bukankah jendralamu akan merindukanmu setelah tiga, atau empat hari?"

"Jenderalku tidak ada di istana sekarang, jadi dia tidak akan merindukanku." Nan Feng menjawab.

Xie Lian berguling dan bangkit, "Baiklah. Akan lebih baik jika kamu tinggal."

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Nan Feng.

Xie Lian menatapnya dengan riang, "Aku akan memasakkanmu makanan. Sebagai hadiah atas kerja kerasmu. Sudah lama sekali sejak aku memasak ah!"

Wajah Nan Feng dengan segera berubah pucat. Dia mengangkat tangannya, menyatukan dua jari dan menyentuh pelipisnya, seolah menerima komunikasi pribadi dari seseorang. Dia bangkit dan berbalik, "A-Ada keadaan darurat di istana, aku harus kembali, sampai jumpa nanti."

Xie Lian melambaikan tangannya, "Apa? Nan Feng, jangan pergi! Bagaimana bisa tiba-tiba ada keadaan darurat? Aku benar-benar ingin mengucapkan terima kasih atas segalanya-"

"ADA KEADAAN DARURAT!" Nan Feng meraung seperti ketakutan, dan berlari keluar pintu. Xie Lian duduk kembali di atas tikar tampak sedih dan menatap San Lang, "Kurasa dia tidak lapar."

Ada ledakan yang cukup keras terdengar sebelum San Lang bisa menjawab, dan Nan Feng yang tiba-tiba kembali, setelah membanting pintu dengan terburu-buru. "KALIAN BERDUA...!!"

Xie Lian dan San Lang duduk bersama di atas tikar dan keduanya mengangkat kepala untuk menatapnya, "Ada apa dengan kita berdua?"

Nan Feng mengarahkan jarinya ke San Lang, lalu ke Xie Lian, kata-katanya tersangkut di tenggorokannya, tidak bisa keluar untuk berbicara. Lalu akhirnya mengucapkan, "Aku akan kembali!"

"Terima kasih." Kata Xie Lian.

Nan Feng menunjuk jarinya kearah San Lang mengancam untuk yang terakhir sebelum pergi dengan tidak rela meninggalkan Xie Lian berduan dengan San Lang. Xie Lian menyilangkan tangannya, memiringkan kepalanya seperti San Lang, dan berkata, "Sepertinya memang ada keadaan darurat."

Dia berbalik untuk melihat anak laki-laki di sebelahnya dan tersenyum riang, "Dia tidak lapar, bagaimana denganmu?"

San Lang balas tersenyum ceria, "Kalau begitu Aku kelaparan."

Xie Lian semangat berdiri lagi, berbalik untuk membersihkan meja altar, dan berkata, "Baiklah kalau begitu. Apa yang ingin kamu makan, Hua Cheng?"

di belakangnya, ada keheningan sebentar. Lalu setelahnya suara tertawa kecil terdengar.


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C32
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous