Télécharger l’application
77.5% Granny’s House / Chapter 31: Bukan maling..

Chapitre 31: Bukan maling..

Daniel mengendap-endap masuk kepekarangan rumah yang luasnya minta ampun kayak lapangan sepak bola. Astaga baru kali ini ngeluh jadi orang kaya, inget sabda Daniel diatas hotman paris masih ada nenek, sangking luasnya mau kerumah aja harus banyak ngeluarin kalori, cocok bangetkan? buat ibu-ibu pengejar seribu langkah beda sama Daniel yang cungkring harusnya dibuat jalanan yang seperti eskalator, tidak perlu keatas tapi lurus saja sampai rumah, kan enak jadinya tidak perlu jalan, tinggal berdiri saja tahu-tahu sampai dalam rumah, tapi stop mikirin begituan, fokus Daniel! sekarang waktunya mikir gimana masuk kerumah gak ketahuan nenek?

Soalnya Daniel baru aja pulang dari rumah teman yang mengadakan pesta. Daniel terpaksa kabur tanpa izin (ya iya dong kalo izin namanya bukan kabur) supaya bisa datang keacara tersebut, soalnya lagi nih kalau tidak datang nanti dibilang anak mami, boro-boro anak mami, maminya saja sudah tidak ada. Anak nenek iyah betul! Cucu deh ralat bukan anak. Tapi serius dia benar-benar terpaksa, sebab kalau izin sama nenek pasti diomelin. Malah nanti kena hukuman tanpa sebab. Nenekan sukanya kasih prank.

Disaat fokusnya memantau situasi, Daniel gak sadar kalau dibelakang Daniel ada seseorang yang ikut mengendap-endap juga, tidak tahu maksudnya apa cuma dia ikut-ikutan tuannya, dikira lagi main perang-perangan kan lumayan malam-malam ada hiburan. Tapi saat Daniel memutar tubuhnya, keduanya hampir terlonjak karena kaget.

"BANGSAAAAAAA....tshhhhhh yang baik tidak akan membiarkan anak mudanya berkata kasar!!! Astaga pak!!!! Ngapain sih malem-malem di semak semak?" Kata Daniel panjang lebar hampir saja berkata kasar pada orang tua, jiwa boleh preman tapi akhlak tetap dijaga.

"Lah bukannya kita lagi main perang-perangan den?" Kata pak darso salah satu penjaga rumah paling unik menurut Daniel, sebab mukanya sangar tapi hati hello kitty, doi fanboy girlband korea.

"Lah siapa yang main perang-perangan?"

"Lah Aden sama saya, kan biasa dulu juga gitu waktu kecil den"

"Lah itukan dulu—" tunggu! Kok Daniel ngerasa ada yang aneh ya? Kok mereka ngomongnya kaya gitu? Ah gaktaulah Daniel pusing, balik lagi mending mikir cara masuk kerumah.

"Pak! Nenek sudah pulang?"

"Lah Sudah den, belom lama ini pulangnya"

"Sudah masuk kamar belom?"

"Lah mana saya tahu den, tadi sih sempat masuk kedapur nenek ada diruang tamu"

"Yee combro.. berarti sekarang ada diruang tamu dong pak?" Lama-lama Daniel kesal juga ngobrol sama pak Darso

"Lah—"

"Stop pak! Pusing saya dengar pak Darso Lah leh lah leh.."

"Hehehe biar gaul den, di grup fanbase pada ngomong gitu anak mudanya."

"Hah apaan tuh Fanbase?"

"Ituloh den tempat kumpulnya yang suka korea gitu, kita suka nge fanchant bareng, liat video, disitu kita ngobrolnya bahasa gaul gitu" Haduh Sumpah Daniel gak ngerti sama apa yang dikatakan pak Darso.

"Saya gak ngerti pak yang begituan, bapak mending dengerin dangdut, sesuai umur! Pas cocok sama bapak! Udahlah saya mau masuk aja. Jangan bilang-bilang nenek ya pak saya pulang terlambat"

"Lah siap den"

Sehabis itu Daniel kembali melakukan aksinya mengendap-endap menuju rumah, dia sudah memutuskan dia akan lewat dapur saja, Jadi nanti kalau ketemu nenek bilang saja abis ambil air. Atau Apalah alasannya bisa dipikirkan nanti. Lalu saat dia sudah sampai di depan pintu, tiba-tiba saja lampu padam, hampir dia teriak kegirangan lantaran kalau mati lampu mengendap-endapnya jadi lebih aman dong. Untung Daniel pintar, tidak mau membuat keributan, ia mencoba membuka pintu dapur dan dalam sekali percobaan ia gagal , kemudian mencobanya lagi dan lagi.. sampai akhirnya pintu kebuka, dan munculah sosok itu.

"SETANNNNNNNNN"

Dukkkkkkkkkkkk

"AWWW!!!" Daniel meringis sakit, jidatnya yang lebar baru aja kena hantaman pantat wajan, panci? Gaktau!! Yang pasti sakit banget ya Tuhan, ia sampai-sampai jongkok sembari mengusap keningnya yang mulai membenjol. Ternyata tak cukup sampai disitu, setan yang dilihat Daniel memukul-mukul punggungnya yang tidak bisa dia lindungi.

"JIHANN.... HANA...." teriaknya membuat Daniel semakin takut, ya ampun setannya manggil korban lain. Tiba-tiba saja dia merapal doa yang dia ingat, berharap lampu nyala, terus setannya hilang, selang tak berapa lama ternyata Daniel anak soleh lampu saat itu nyala dan malah menampakkan sosok yang lebih menyeramkan lagi buat Daniel. Sekarang muncul dua orang berwajah rata dan yang parahnya yang disamping Daniel ternyata wajahnya keriput!! Ini setan teraneh yang Daniel lihat.

"Ya Tuhan, kalau Daniel gak selamat gara-gara setan ini. Daniel minta maaf banyak-banyak dulu suka ngambil celana dalam bang Darren tapi dibalikinnya bolong, terus minjem PS Lucas tapi rusak dan gak mau ngaku tapi ngefitnah bang Jimmy, pernah ngatain geng nenek cewe-cewe lupa umur, terus—"

"Daniel!!!

Bang Darren? Daniel membuka matanya mendapati Darren dibelakang dua setan itu. Ia mulai nangis bahagia. Mau meluk Bang Darren tapi gak berani kesana.

"Bang Darren!!!!! Peluk sini, takut. Huhuhuhu" Darren mengernyit menatap Hana dan Jihan bingung, yang ditatap juga menghembuskan nafasnya frustasi.

"Dari tadi tuh dia heboh sendiri begitu" kata Jihan, bahkan nenek sudah berhenti memukul Daniel.

Plakkkkkk

Nenek memukul kepala Daniel membuat Daniel berteriak lagi.

"Bang setannya mukul lagi bang! Huhuhu"

Darren memijit pangkal hidungnya pelan, ia baru saja pulang tapi sudah mendapatkan adegan seperti itu. Ya Tuhan padahal dipikirannya Darren sudah membayangkan kasur yang empuk, dia butuh tidur.

"Itu Nenek Daniel! Ini Jihan dan Hana! Tidak ada setan!"

Seketika tangis Daniel berhenti, ia menghapus kasar matanya "Ehhhhhhh nenek????"

🍀🍀🍀

Semua orang berkumpul diruang tamu, karena keributan tadi akhirnya Helena memanggil semuanya yang ada dikamar Jimmy. Mereka sempat panik karena Helena bilang ada maling yang masuk kerumah. Yang sebenarnya juga Jimmy yakin kalau itu tidak mungkin terjadi lantaran rumah nenek ini biar besar, yang huni banyak sekali, dari yang normal sampai tidak normal, kalau Jimmy jadi maling, sudah dipastikan dia akan mikir dua kali.

"Uncle brother seperti ikan lohan, jidatnya maju kedepan" kata Arya anak Darren yang ikut nimbrung duduk di pangkuan Lucas.

"Uncle kamukan memang titisan lohan" jawab Jihan ngawur membuat Daniel yang tengah diobati Darren mendelik tajam. "Iya Nyai, hamba kalah" lalu Jihan terkekeh geli melihat Daniel yang cemberut, kasihan Daniel benjolnya besar sekali, pukulan nenek memang tidak main-main.

"Bang itu Daniel gegar otak?"

Daniel melotot horor mendengar pertanyaan Aldrian

"Enggakan bang?" Tanya Daniel ikut memastikan.

"Kamu ngerasa otak kamu eror gak?"

"Daniel mah kapan gak eror bang?" Lucas ikut menimpali.

"Yeee kutu jangan ikut campur"

"Tapi bener juga sih kata Lucas, tenang aman kok, paling kalau tiba-tiba ayan itu efek sampingnya."

"Lah kok ayan?????? Emang ada hubungannya? Bang serius ih jangan bikin takut."

Kemudian semua orang tertawa melihat Daniel yang ketakutan seperti itu, haduh Daniel yang benar saja tidak ada korelasinya antara ayan dengan gegar otak. Tapi Ya sudahlah tidak apa-apa sekali-kali Daniel harus dikerjain.

Saat semuanya tengah tertawa tiba-tiba Daniel teriak lagi, kali ini karena nenek yang menjewernya. "Kamu ngapain pulang malem-malem? Kabur ya dari rumah?"

"Aduh duh nek ampun... Daniel bisa jelaskan beb"

"Tidak ada yang perlu dijelaskan, pokoknya uang jajan kamu nenek potong selama sebulan."

"Yahhhhhh nek!!!! Miskin dong!"

🍀🍀🍀

Yah kalau garing yasudahlah wkwkwkwkwkwk...


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C31
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous