Télécharger l’application
0.58% GOD of MAFIA / Chapter 1: DEMON DEVIL
GOD of MAFIA GOD of MAFIA original

GOD of MAFIA

Auteur: Horoar

© WebNovel

Chapitre 1: DEMON DEVIL

Seorang wanita menjerit kesakitan berusaha memberikan sebuah nafas baru kehidupan, selama sembilan bulan hidupnya tersiksa tidak seperti kebanyakan wanita yang mengandung.

Bayi kecil lahir dari wanita yang memiliki ambisi besar berdarah Demon, sebuah keluarga yang selalu bergelut dengan kejahatan. Benih dari seorang pria tampan yang sangat dicintai wanita itu, tetapi yang sangat disayangkan pria itu tidak sedikit memiliki ambisi seperti istrinya.

Bayi bernama Malphas Devil tidur di samping ibunya yang terlihat pucat setelah bertarung nyawa demi bayinya. Ayahnya memandang dengan lega istrinya selamat setelah berjuang sembilan jam sebelum melahirkan putra sulungnya.

Stolas Devil seorang pekerja rendahan di kantor pemerintahan. Memiliki wajah yang sangat tampan khas pria romawi . Ketampanannya membuat seorang wanita berambisi besar memupuskan harapannya. Saat mereka bercinta pertama kali, Stolas memberikan getaran yang membuat Lilith tunduk padanya di sisa hidup wanita itu. Seorang wanita yang tidak takut pada siapa pun tunduk kepada seorang pria lemah karena ketampanan dan getaran cintanya.

Bahkan sang kakak Azazel Demon yang ditakuti banyak orang tidak bisa membuat Lilith tunduk kepadanya.

Mata Azazel tertegun melihat bayi munggil di samping adiknya. Otak briliannya berpikir, meskipun menyandang nama 'Devil' tetapi secara fisik dia seorang Demon. Bahkan anak-anak Azazel saat baru lahir tidak menunjukan ciri-ciri 'Demon'. Setelah beberapa bulan, barulah mereka menunjukan darah mereka yang sebenarnya, yaitu seorang Demon.

Bagaimana mungkin bayi baru lahir sudah memiliki hidung mancung runcing seperti milik Azazel, matanya pun sudah memancarkan mata Demon, bahkan rambut hitam sedikit bergelombang dengan bulu mata panjang dan lentik.

Azazel sebenarnya memiliki banyak sekali anak, tetapi hanya beberapa yang memiliki rambut hitam seperti miliknya. Bayi bernama Malphas itu lebih cocok menjadi anaknya dari pada anak Stolas si pria bodoh itu.

Melihat bayi itu hati Azazel luruh, sebelumnya ia selalu menentang hubungan mereka. Wanita cantik dan pintar seperti Lilith, bagaimana bisa memilih lelaki bodoh seperti Stolas.

Ketika telunjuk Azazel, diletakkan di telapak tangannya, bayi itu langsung mengengggam erat dan tidak ingin melepasnya. Azazel selalu melakukan hal ini pada semua anak-anaknya yang baru lahir. Hanya Apollyon—putra satu-satunya—yang seperti itu, anak-anak yang lainnya hanya menggenggam sebentar terus dilepaskan bahkan ada yang tidak bereaksi sedikit pun. Azazel yakin, Apollyon akan tumbuh dengan sifat dan ambisi yang sama dengannya, tidak dengam ayahnya.

Hati Azazel langsung jatuh hati kepada putra Lilith itu.

***

Sembilan bulan berlalu. Perut Lilith sudah membesar hamil delapan bulan. Benar sialan si Stolas pria bodoh itu.

"Dia mau membuat adikku tersayang mati," pikir Azazel. "Putranya baru berusia satu bulan, lelaki itu sudah mengisi perut adikku dengan benihnya lagi."

Tapi kehamilan Lilith tidak seperti waktu ia hamil Malphas dulu. Waktu mengandung Malphas, Lilith sangat menderita. Azazel hanya bisa mengelengkan kepala melihat wanita cerdas menjadi bodoh karena cinta.

Saat melahirkan tiba. Proses persalinannya pun sangat mudah tidak seperti anak pertama mereka.

Saat Azazel melihat anak mereka, wajahnya benar-benar duplikat Stolas. Saat ia memberikan jari telunjuknya, bayi itu tidak bereaksi apa pun.

"Tidak setiap anak sama, jangan membandingkan," ujar Lilith seolah dia bisa membaca otak kakaknya itu. "Siapa pun mereka, aku menyayangi keduanya."

Setelah mereka pulang dari rumah bersalin, Azazel mengunjunginya lagi.

Malphas kecil belum genap satu tahun, menangis di gendongan ayahnya. Sementara ibunya memberikan air susunya untuk adiknya.

Entah kenapa tiba-tiba emosi Azazel memuncak, direbutnya bayi itu dari ayahnya.

"Inilah yang terjadi jika kau tidak bisa menjaga batangmu itu!" teriak Azazel marah. "Jangan sampai kuhancurkan batangmu jika kau berani seperti ini lagi."

Wajah Stolas memucat ketakutan, Stolas tidak menyangka Azazel akan sebegitu marah.

Rasa marahnya bukan karena anak yang baru lahir tetapi karena Malphas masih butuh air susu ibunya.

"Jangan lakukan itu kepada suamiku!" teriak Lilith yang terbaring.

Bayi yang Azazel gendong, diam tidak menangis lagi.

"Bagaimana dia tidak bisa menjaga nafsunya, sekarang kau tidak akan bisa menjaga Malphas!" Azazel berteriak balik.

"Sebelum marah ke Stolas, lihat dirimu sendiri, memangnya kau bisa menjaga batang sundalmu itu!" Adiknya tidak mau kalah. "Bahkan kau memiliki dua putra di bulan yang sama, pasti di waktu yang sama kau membagi benihmu di dua wanita, lelaki biadab."

"Para istriku tidak akan melahirkan lagi sebelum anakku berhenti membutuhkan air susu ibunya," Azazel teriak membalas.

Memang hal itulah yang terjadi. Azazel selalu menjaga setiap bayi dari benihnya. Ia ingin mereka menerima kasih sayang ibunya sepenuhnya, dan setiap wanita yang diberi benih selalu wanita cerdas dan latar belakang yang jelas, Azazel bukan pria yang asal mengumbar nafsu kebodohan yang bisa mencelakakannya di masa yang akan datang.

Bahkan, itu salah seorang istrinya yang sangat menderita saat melahirkan. Azazel tidak mengijinkannya untuk hamil lagi. Jika waktu mereka berhubungan dan istrinya di masa subur, ia rela membuang benihnya di luar. Azazel seorang yang bisa mengontrol diri sendiri. Atau mungkin itu hanya pendapatnya saja.

"Otakmu sudah gila! Aku tidak akan mengijinkan batang suamiku berada di lubang lain selain milikku, seperti dirimu yang mengobral cinta ke banyak wanita" ... "yang memasukan batang kotormu ke banyak lubang."

"Aku bisa mengontrol diriku, apa kau tahu kenapa Sierene tidak pernah hamil lagi bukan karena aku tidak sanggup mengisi rahimnya dengan benihku, itu karena aku tidak mau dia menderita seperti saat melahirkan Apollyon."

"Sesesungguhnya aku ingin memiliki putra darinya, putra secerdas Apollyon," nada Azazel tetap tinggi.

Didekapnya bayi di gendongan Azazel, tangannya menutup telinga bayi itu. Lalu, tembakan pistol terdengar mengarah ke guci keramik di sebelah Stolas. Lilith reflek memeluk putra di rangkulannya. Menutup telinga bayi kecilnya.

"Biar aku yang menjaga Malphas sementara," Azazel membentak keras.

Tepat setelah Azazel mengumandangkan bentakan itu, ia keluar. Tidak peduli ledakan pistolnya bisa merusak pendengaran bayi yang baru lahir. Meskipun jarak tembakan Azazel masih terhitung jauh dari Lilith terbaring bersama bayinya.

Pertengkaran antara kakak beradik itu memang sering terjadim mulai dari masa kanak-kanak, Lilith bukan seorang yang penurut tetapi adiknyq itu seorang wanita yang cerdas. Setelah bertengkar, hubungan mereka selalu membaik seperti tidak pernah terjadi pertengkaran.

Azazel dan Lilith selalu saling menyayangi. Ibu mereka hanya memiliki dua anak. Azazel merasakan kerinduan memiliki saudara lain. Itulah yang membuatnya ingin memiliki banyak anak. Mungkin ayah mereka banyak menebar benih kebanyak wanita, tetapi hanya kami berdua yang membawa nama belakang, Demon.

Azazel membawa Malphas ke rumah tempatnya bersama Sierene. Dia tahu istrinya ini ingin memiliki anak lagi tetapi Azazel selalu menolaknya. Sierene tahu Azazel benar-benar mencintainya. Sierene tidak mungkin berani menipu, dia selalu jujur jika mereka berhubungan di masa suburnya. Azazel sudah pernah mengancam akan membunuhnya jika dia sampai hamil.

Sierene adalah berkah Tuhan untuknya. Putri dari mafia Duke De Zepar. Meskipun nama de Zepar tidak sebesar nama belakang istrinya yang lain, tetapi Sierene memilih Azazel disaat ia masih belum berjaya.

God bless adalah istilah untuk para mafia yang terpilih untuk menjadi menantu dari boss mafia, biasanya seorang yang mendapat God bless, karirnya akan melesat cepat.

Azazel mencintai semua istrinya, mereka tinggal di rumah yang berbeda. Walau begitu, ia selalu setia mengunjunginya.

"Tolong kau rawat anak ini, adikku tidak sanggup menjaganya," Azazel berujar. "Carikan ibu susu pengganti dan pastikan, wanita baik-baik yang kau pilih."

Sierene tersenyum dia tidak mungkin menolaknya. Apollyon yang berusia tiga tahun terlihat senang seolah memiliki adik yang diinginkannya.

Setelah Sierene menidurkan kedua anak itu. Mereka melakukan rutinitas seperti biasanya, yaitu saling bercinta memenuhi kebutuhan. Malam ini seharusnya Azazel tidur di rumah lain, tetapi ia terlalu capek untuk berpindah rumah.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C1
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous