Chapitre 44: Rentetan Tragedi #5

Brak ....

Tama menatap wajah Mina dengan raut pucatnya. Kedua matanya memancarkan ketakutan yang sangat nyata, sementara kedua tangannya masih gemetar hebat walaupun ia sudah mematikan sambungan telepon tadi.

"Ada apa?" tanya Mina, mendadak cemas melihat raut wajah suaminya.

"Sherly, telah meninggal dalam kecelakaan."

Deg ....

Mina terdiam beberapa saat sambil memandang wajah Tama yang juga takut dan cemas di saat yang bersamaan.

"Jangan bercanda!!" pekik Mina, duduk tegap dan menatap Tama dengan tajam.

Namun Tama hanya menggelengkan kepalanya sambil mendekatinya perlahan-lahan dan menatap wajah Mina yang hampir menangis setelah mendengar berita duka tersebut.

"Bagaimana bisa? Ia terlihat seperti bukan orang yang akan bunuh diri walaupun merasa bersalah, Tama!" jerit Mina, memukul dada Tama yang beranjak memeluknya erat.

Sementara Johan dan Azran malah diam termenung dengan satu pemikiran yang sejalan.