Chapitre 193: Sampai di Desa

Claretta merasakan udara di sana bagaikan membuka kulkas yang tertutup. Rasanya dingin layaknya daerah pegunungan pada umumnya.

Tak lama kemudian, Sari datang dengan dua teh manis panas di nampan yang dibawanya. Anaknya digendong dengan menggunakan jarik khas orang desa pada umumnya.

"Wah, padahal enggak usah repot-repot, Kak," ujar Claretta kepada Sari yang sudah menikah dan punya anak. Tapi, secara usia sebenarnya Claretta lebih tua daripada Sari.

Kabarnya Sari menikah saat usia masih enam belas tahun. Sementara Claretta sekarang sudah berusia dua puluh satu tahun, sebentar lagi juga ia akan wisuda S1.

Claretta mengambil satu gelas teh panas yang tadi disodorkan oleh Sari. Di udara dingin seperti itu, rasanya teh hangat begitu pas dan terasa menghangatkan tangan dan tubuh.

Ia kemudian menyeruputnya, padahal baru saja melewati perjalanan jauh. Tapi, rasanya teh hangat itu begitu nikmat di suasana dingin desa tersebut.