Suara teriakan keras ini penuh dengan tenaga.
Langkah kaki Mu Xichen langsung terhenti dan berdiri membelakangi Mu Che.
Mu Che kelelahan secara fisik dan mental. Saat melihat anak laki-lakinya yang sudah lama tidak bertemu ini bersikap begitu acuh tak acuh seperti sekarang, hatinya merasa sangat sakit.
Kemudian Mu Che berjalan keluar dari belakang meja dan menghela nafas dalam-dalam lalu berkata, "Xichen, janganlah marah dengan ayah lagi. Ayah sudah tua dan juga tidak bisa mengatur kamu lagi. Sebaliknya kamu malah berjalan semakin jauh dengan selangkah demi selangkah ke tempat yang tidak bisa aku lihat."
Kata-kata ini tidak tahu apa sedang memuji atau sedang meratapi dan menertawakan dirinya sendiri.
Li Beinian menolehkan kepalanya untuk memandang ke arah sana dan langsung melihat wajah Mu Che penuh dengan ekspresi sedih.