Orlee menghembuskan nafasnya, ia merasa lega karena masalah perusahaan hampir selesai. Hari ini Orlee sudah mulai membereskan beberapa berkas miliknya. Ia berencana akan pergi ke New York setelah meeting terakhirnya selesai.
"Apa kamu benar-benar akan keluar dari perusahaan?" tanya Lexa, wanita yang setiap pagi biasanya menyapa Orlee. Lexa merasa kehilangan jika Orlee benar-benar keluar dari perusahaan.
Orlee adalah orang yang friendly terhadapnya di perusahaan ini. Orlee juga mengajarkan banyak hal pada Lexa.
"Aku sudah putus kontrak dengan perusahaan, jangan pasang muka jelek begitu," ucap Orlee.
"Apa tidak bisa perpanjang kontrak diperusahaan ini?"
Orlee menggeleng.
"Aku akan pergi ke New york, mau ikut?"
Lexa kesal, ia benar- benar mengueluarkan air matanya.
"Eh kok nangis?" Orlee mulai khawatir dengan Lexa, Lexa semakin merengek
"Gak boleh pergi..."
"Jangan nangis, kita masih bisa bertemu," ucap Orlee menenangkan sambil memeluknya.