Télécharger l’application
76.31% Date A Live: The Execution Spirits / Chapter 29: Chapter 29 Ntahlah

Chapitre 29: Chapter 29 Ntahlah

Seperti yang ada dijudul chapter ini aku tidak tau judul seperti apa yang harus kuberikan diatas. Karena jika kalian berpikir setelah pertarungan serta penyegelan Tohka yang menjadi Inverse, dan cerita selanjutnya akan berlanjut dimovienya yakni Mayuri Judgment kalian salah.

" wah berarti bakal lanjut cerita diseason 3 animenya dong arc Natsumi"

Siapa bilang? Ketimbang langsung loncat ke arc itu dan menceritakan kisah diarc Mayuri Judgment, dari terlahirnya sebuah energi Spirits yang disegel oleh Shido. Mungkin ada beberapa yang akan marah tapi tidak terlalu peduli juga sih

Bro waifu kok trial, cuman 1 jam 30 menitan lagi

***

Oke, mungkin ada beberapa yang kesal karena waifunya dihina dan untuk kalian yang tidak marah meskipun waifunya adalah Mayuri, sepertinya kalian sudah cukup dewasa ya. Jadi tanpa berlama lama mari kita mulai saja kisah yang kurasa tidak ada diLN ataupun animenya, yakni kisah diriku sendiri Jester The Grim Reaper itulah julukanku sebelum melaksanakan misi itu yang tidak bisa dibilang penyelamatan yang justru bersifat sebaliknya.

Saat itu diriku masih sekitar 10 tahun setelah dijemput ketua dari perusahaan D.E.M aka Isaac Westcott beserta Ellen aku brrsama mereka berdua pergi menuju perusahaan mereka yang berada di UK (United Kingdom)

Oberon kini sedang menyandarkan tubuhnya didekat pintu mobil melihat pemandangan kota London dimalam hari

"sebaiknya persiapkan dirimu, latihanmu kali ini akan jauh lebih sulit ketimbang dari orang itu" ucap Ellen yang melihat Oberon dari kaca sepion tengah.

Kondisi saat ini Ellen yang sedang menyupir mobil tersebut sedangkan Westcott berada disampingnya

"belum tentu juga Ellen, kita tidak tau latihan seperti apa yang diajarkan Axle pada dia untuk menjadi seorang Executor" ujar Westcott yang melirik dirinya sedang melamun.

'kayaknya bakal masuk arc sekolah dimana si MC bakal pura pura lemah sebenarnya raja iblis' ucap dalam hatinya

'ya lagi pula dengan mata ini seharusnya mereka bukanlah apa-apa.' lanjut perkataannya

Mobil berhenti yang menandakan mereka sudah sampai ditempat pelatihan militer D.E.M diLondon.

Memasuki sebuah gedung dan melewati beberapa koridor didalam, akhirnya ia pun masuk kedalam ruangan komandan bersama dengan Ellen beserta Westcott

"jadi dia orang yang anda maksud tuan Westcott? " ujar komandan

"ya tentu, setelah mendengar semua kejadian yang diceritakan oleh Axle dia benar benar anak yang berbakat" ujar Westcott

Komandan tersebut terus memperhatikan penampilan Oberon yang dari awal semenjak ia keluar mobil masih tetap memakai topeng rubah yang beli dijepang.

"bisa kau lepaskan topengmu itu. Kita sedang tidak latihan opera sekarang"

Bukannya menuruti permintaannya ia justru tetap diam dan berkata " tidak ada yang bisa kupercaya jika identitasku terbongkar jadi maaf saja, aku bahkan tidak peduli dengan pangkat apapun yang sedang berhadapan denganku"

Komandan tersebut langsung mengepal tangannya dan menghantamkannya ke mejanya sampai meja tersebut rusak berkat tinjuannya

"kau benar benar tidak sayang nyawamu sama sekali bocah sialan! " ujar komandan.

Oberon pun memiringkan kepalanya dan berkata "jika salah satu tanganmu itu kupotong apa kau bisa diam? "

Menerima provokasinya dengan begitu mudah ia langsung berdiri dari kursinya "oh berani juga kau, boleh saja jika kau bisa bocah ingusan" jawabnya.

Oberon pun mengambil pisau dan hanya mengayunkan keatas dengan cepat lalu kembali memasukannya kesarung pisau tersebut.

"aku pergi sekarang" ujarnya

Tanpa memberikan salam sama sekali, ia segera membuka pintunya dan melangkah keluar dari sana. Sampai saat pintunya ia tutup kembali

Ssraaaatttt!!...

"aghhhhh apa yang telah kau lakukan bocah brengsek!!"

Jari manis beserta kelingkingnya terputus disaat ia sudah menutup pintunya, membuat pemandangan yang mengejutkan dan terpukau diwaktu bersamaan bagi Ellen serta Westcott

'seperti yang dikatakan Axle. Anak ini sepertinya mungkin hanya datang 100 tahun sekali saja' ucap dalam hati westcott

Senyum sinis tersirat diwajahnya lalu ia meninggalkan komandan tersebut yang terus menahan luka dari yang diberikan oleh Oberon.

Ketika keluar dari sana, Oberon sudah bersandar menunggu mereka berdua keluar dari ruangan

"sudah selesai?" tanya Oberon kepada westcott serta Ellen

"ya aku tak menyangka kau akan memiliki musuh secepat itu disini nak" ujar Wesccott sembari mengusap usap rambut putih Oberon

"ya tak masalah, yang terpenting dari D.E.M seberapa efisien kita mengalahkan Spirits bukan? " tanya Oberon yang melirik Westcott yang masih mengusap usap rambutnya.

Westcott pun berhenti mengusap kepalanya dan berkata "ya tentu saja. Lagi pula nilai disini bisa saja dipalsukan tapi skill'lah nanti yang akan berbicara" ujarnya

Kemudian mereka bertiga pergi menuju ruang kelas militer.

Oke disini aku rada lupa nama anggota sementara kami ini. Dan seingatku rata rata diisi oleh para gadis yang lebih dominan ketimbang pria.

Dan ditengah perjalan didalam lorong, ia melirik seorang gadis kecil berambut putih tanpa berekspresi sedang dilakukan pemeriksaan didalam ruangan dari balik kaca

'bukannya itu Tobiichi Origami? Jadi dia langsung dipumut kesini untuk latihan militer ya?' pikirnya setelah melihatnya

Ellen yang melihat Oberon saat itu ia merasa jika dia mengenali gadis kecil itu tetapi dirinya lebih memilih tutup mulut.

***

Beberapa menit mereka berjalan, akhirnya ia sampai diruang kelas dan ia pun segera masuk kedalam.

Melihat ada seseorang masuk, mereka semua langsung berdiri dari duduknya

"selamat pagi madam! " seruan mereka semua

"selamat pagi semuanya, silahkan duduk"

Semuanya segera duduk ditempatnya masing masing

"jadi kali ini kita telah kedatangan anggota baru, kuharap kalian bisa saling belajar satu sama lain. Karena dalam pertempuran kerja sama itu sangat penting, terutama untuk melawan Spirits yang lebih kuat dari manusia" ucap Ellen

Semuanya terus memperhatikan Ellen dengan saksama lalu salah satu dari mereka pun mengangkat tangannya

"bisa tolong lepaskan topengnya, kita semua juga mau melihat wajahnya" ujatnya

Lalu Oberon pun menggerak gerakan jari telunjukannya ke kiri dan kanan berulang kali "tcih tcih... Tidak akan. Kalian tidak akan pernah mengenaliku saat didunia luar"

"hoo... sombong juga kau ya! " seruannya dari salah satu dari mereka

"Nick... Bisa'kah kau diam? Dia dibawa oleh madam Ellen dan tuan Westcott langsung memangnya kau tidak-"

"aku tidak peduli Artemisia! Aku tau kau baik tapi orang sombong seperti dia harus diberi pelajaran"

Ia yang baru sadar langsung memalingkan pandangannya kepada gadis berambut pirang dengan pupil berwarna biru lautan dimatanya

'lah... Kupikir dia bakalan satu regu disini dengan Origami. Memang tidak bisa ditebak alur dunia ini ya' ucap Oberon didalam hatinya.

"madam Ellen! Maaf jika aku tidak sopan. Untuk latihan persahabatan hari ini, aku mau melahan orang itu" ujar Nick dengan menunjukkan Oberon.

"tidak... Pelatihan hari ini harus-"

"tak masalah Ellen" ucap Westcott yang menyela perkataan Ellen disampingnya.

"Ike... "

"lagi pula aku ingin melihat kemampuan anak ini dalam pertempuran. Ketimbang dari apa yang terjadi sebelumnya aku masih belum cukup puas melihatnya" lanjut perkataan Westcott

"berbanggalah Nick. Kau akan jadi orang pertama menghadapi anak yang ku rekrut" ucapnya menatap Nick dengan tatapannya yang sedingin es

"ya terimakasih tuan Westcott" seruan Nick dengan posisi hormat kepada Westcott

Ellen pun menggeleng gelengkan kepalanya diiringi dengan helaan napas setelah melihat yang akan terjadi dihari pertama kedatangannya Oberon.

"oh ya aku belum memperkenalkan diri kepada kalian, namaku... Ya sepertinya kalian bisa memanggilku Jester mulai sekarang. Jadi kapan latihan persahabatan itu akan dimulai? " tanya melirik Ellen yang berdiri disamping kanannya

"latihan persahabatan akan dimulai 1 jam lagi dari sekarang. jadi persiapkan peralatan kalian dan setelahnya pergi menuju Aula latihan" ucapnya kepada semua yang berada didalam kelas.

"kelas bubar! " seruan Ellen

Jester segera keluar dari dalam kelas pertama dan ia pergi menuju parkiran karena koper yang berisi Azur Black Key berada disana.

Sedangkan itu Artemisia membungkuk kepada Ellen serta Westcott ketika seisi kelas sudah sepi dan berkata "tolong maafkan temanku itu. Dia memang memiliki sifat seperti itu" ucap Artemisia

"ah tak apa, lagi pula yang harus kalian khawatirkan semua disini bukan apa yang akan terjadi di pelatihan nanti, tapi apa yang setelah pelatihan nanti. " ucap Westcott dengan senyuman sinis menatap pintu keluar didekatnya.

***

1 jam telah berlalu dan karena permintaan dari Nike, ia menjadi pembuka pelatihan hari ini yakni Jester melawan Nike.

Pintu terbuka otomatis dari bawah keatas dan terlihat Nike yang memakai peralatan militer yang digunakan oleh AST yakni jetpack, pedang laser serta senjata api.

Namun disisi lain saat pintu Jester terbuka semuanya keheranan dimana ia tidak memakai perlengkapan sama sekali dan terlihat menggenggam sesuatu disela-sela jarinya.

"apa yang orang itu lakukan? "

"apa orang itu bodoh? Atau dia tidak bisa memakai peralatannya? "

Semua orang terus membicarakannya karena dalam pelatihan ini, seumur hidup sejak pangkalan militer D.E.M dibuat baru kali ini seseorang tak menggunakan peralatan militer sama sekali.

"oi! Kau ini bodoh atau bagaimana? Dimana peralatan yang sudah disiapkan D.E.M itu?" teriak Nike

Jester pun tersenyum dibalik topengnya dan berkata " tidak perlu, aku tidak perlu memakai peralaran primitif seperti itu untuk melawan kau ataupun Spirits nanti"

Mendengar hinaan darinya membuat Nike menggertakan giginya karena kesal. Merasa dirinya diremehkan, ia langsung melepaskan tembakan secara beruntun

"Jangan sombong!! "

"berani beraninya kau meremehkanku dan peralatan dari industri D.E.M!"

Teriakannya menggema mengisi kekosongan. Asap mulai mengepul disekitar Jester, dan ketika asapnya mulai menghilang secara perlahan, terlihat Jester yang memasang kuda kuda serta kedua tangan yang ia silangkan didepan kepalanya seakan akan ia menerima semua serangan tersebut tanpa ada satu pun darah yang keluar.

"teknik bela diri: Pengerasan tubuh. Inilah yang ku maksud dari primitif tadi, mana seranganmu yang terlihat membabi buta tadi? Tidak ada satupun yang melukaiku" provokasi Jester kepada Nike

Seakan tidak membutuhkannya lagi, Nike langsung membuang begitu saja senjata apinya ke samping kirinya dan mengambil pedang lasernya yang mulai dinyalakan

Suunggg...

"baiklah bagaimana jika ini! "

Nike pun ikut maju kedepan ditambah dengan jetpack membuat dirinya melesat begitu cepat.

"terima ini!!" teriak Nike.

Melihat Nike yang begitu nafsu untuk mengalahkan dirinya membuat banyak sekali cela terbuka pada Nike. Ia segera menggeser tubuhnya 180° dan ketika Nike sudah berada dalam jangkauannya, langsung menekuk siku dan menghantamkannya kepada jetpack milik Nike sampai membuat ia terbentur ditanah begitu keras.

Ghaagg!...

Darah keluar dari mulutnya setelah menerima serangan dari Jester. Ia berusaha untuk kembali bangkit tetapi tubuhnya terus menerus mati rasa

'sial... Bergeraklah bergeraklah!! '

Sementara itu Jester terus menatap rendah Nike yang sudah jatuh ditanah tak berdaya sama sekali.

Ia segera jongkok dan mengangkat kepalanya dengan meremas kuat rambutnya mengatakan sesuatu kepada Nike

"kau tau seharusnya ini sudah selesai. Tetapi karena kau bersikap angkuh hanya karena kau lebih lama disini, bukan berarti kau layak dihormati"

Buggh!!

Kepala Nike dibenturkan ditanah dengan begitu keras sampai mengisi kekosongan

Bughh!!

Bughh!

Bughh!

Bughh!!

Suara dentuman kepala terus berbunyi berkali kali membuat yang lain terutama para gadis disana tak sanggup melihat perlakuan Jester.

"Hentikan!! "

Terdengar suara teriakan didekatnya, Suara tersebut benar benar tak asing baginya suara teriakan seorang gadis dari anggota D.E.M dimasa depan nanti yakni Artemisia

Ia langsung menoleh cepat membuat suana begitu mencengkam dengan noda darah ditopeng rubahnya

" baiklah... "

Nike langsung diangkat naik oleh Jester yang mencengkram jetpacknya yang rusak, lalu melemparkannya di tembok disamping mereka dengan begitu keras.

Dari kejauhan tempat dirinya duduk ia tersenyum tipis dengan Ellen disampingnya dan berkata "sepertinya akan dimulai"

Jester pun merentangkan anggota tubuhnya dan menatap langit langit sembari berteriak "BAIKLAH!! MARI KITA MULAI BATTLE ROYAL. KELAS INI SEKARANG!!!... "

-To Be Continued-


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C29
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous