"Apa yang aku lakukan demi bayiku. Kau tak akan mengerti! pergi dari hadapanku," dia sedang memperjuangkan sesuatu yang menurutnya benar. Sesuatu yang sejujurnya pernah diperjuangkan dua perempuan sebelum kedatangannya.
Dulu, dulu sekali, seorang istri pernah seperti ini, walaupun caranya berbeda. Dan, seorang anak perempuan juga pernah bersimpuh di hadapan ayahnya dengan alasan yang sama. Namun, kegigihan bercampur amarah itu yang menjadikan keadaan serta merta semakin rumit adanya.
Sukma bangkit dari duduknya, seiring gerakan Gayatri berjalan mendekati menantunya. Dan, suara bergetar seorang pria terus mengalun mengiringi langkah dua perempuan tersebut, "Jangan begini, Aruna, aku mohon, kau membuatku hancur," Mahendra merasa dirinya gagal. Sekeras Aruna tidak mau meninggalkan selasar lantai, sekuat itu juga lelaki bermata biru berupaya keras meluluhkan kehendak hati istrinya.