Tiba – tiba Alena terbangun, Ia lalu duduk bersender ke bahu Nizam sambil menggosok – gosok matanya. Matanya yang cantik itu mengerjap - ngerjap. Tangannya masih memegang ujung selimut yang menutupi tubuh polosnya.
"Kalian sedang berbicara apa ? ribut sekali " Kata Alena sambil tengadah menatap wajah suami yang berkerut – kerut. Nizam baru tersadar kalau Alena sejak memiliki anak, telinganya jadi sensitif. Ia bisa segera bangun kalau mendengar keributan kecuali kalau sangat lelah.
"Ini adikku, Pangeran Husen. Dia kebingungan menghadapi Amrita. Katanya Amrita malah terdengar menangis keras ketika Pangeran Husen datang. Ia masih tergila – gila dengan pangeran Abbash " Nizam terlihat sudah sedikit putus asa.
Sebenarnya Ia sendiri tidak yakin dengan idenya. Ia tidak pernah berlaku romantis terhadap wanita. Ia bahkan sangat jarang merayu Alena. Ia mengatakan ide itu kepada pangeran Husen, karena terinspirasi oleh Edward.