Télécharger l’application
11.71% CINTA SEORANG PANGERAN / Chapter 161: Menyerah

Chapitre 161: Menyerah

Cynthia benar-benar tidak bisa tidur. Ia melirik kearah Pangeran Thalal yang sebenarnya sama dengan Cynthia Ia juga tidak bisa tidur. Pikiran keduanya melayang-layang tak tentu arah hingga lalu Cynthia lalu bangun dan menatap Pangeran Thalal.

"Pangeran.." Cynthia memanggil Pangeran Thalal. Pangeran Thalal membalikkan badannya. Ia menatap Chyntia lalu bangun sehingga mereka duduk saling berhadapan.

"Apakah Kau sedang kebingungan tentang diriku?" Tanya Cynthia.

"Kau lebih tau dariku, Aku tidak mengerti apa-apa" Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya dengan lemah.

"Aku juga tidak mengerti. Mungkin waktu itu Aku tidak melakukannya karena kami sama-sama sangat mabuk. Kalau benar kami tidak melakukan berarti Aku masih virgin. Aku tahu pasti rasanya sakit. tapi Aku sudah menimbang-nimbang. Entah hari atau esok atau nanti Kau pasti akan mengambilnya. Jadi daripada Aku ketakutan terus menerus maka lakukanlah sekarang."

Mata Pangeran Thalal terbeliak. "Tidak..Aku tidak tega mendengar jeritanmu. Aku tidak mau" Pangeran Thalal malah membalikkan badannya dan mencoba tidur.

Cynthia jadi kesal. "Jangan menjadi orang yang pengecut. Aku janji tidak akan menjerit" Kata Cynthia dengan tegar.

Pangeran Thalal membalikkan badannya Ia malah menjadi semakinnpucat. "Kita coba lain kali saja ya .. nanti Aku takut lepas kendali dan menyakitimu."

"Tidak!! Sekarang saja!! biar Aku lega dan tidak ketakutan terus menerus."

Pangeran Thalal akhirnya mencoba bangkit. Ia jadi berandai-andai. Andaikan ada minuman air Salwahya pasti sekarang berjalan lancar. Sekarang Ia benar-benar tidak memiliki ketakutan untuk melakukannya. Ia tidak mau melihat Cynthia begitu kesakitan. Tapi karena Cynthia terus memaksa maka Ia pun menyerah

Pangeran Thalal lalu mendekap tubuh Cynthia. "Kalau Kau menjerit Aku akan menghentikannya seketika." Kata Pangeran Thalal sambil mencium bibir Cynthia yang gemetar ketakutan. Cynthia sebenarnya benar-benar ketakutan dan sebenarnya itu berakibat fatal karena membuat tubuhnya menjadi semakin tidak siap. Pangeran Thalal mencoba membangkitkan semangatnya sendiri yang sudah lenyap entah kemana.

Ketika beberapa saat kemudian semangatnya sudah bangkit kembali lalu Pangeran Thalal mencoba memasuki tubuh Cynthia lagi. Rasa sakit langsung menyelusup Cynthia menggigit bibirnya agar tidak berteriak. Padahal bPangeran Thalal mencoba memasuki tubuhnya sedikit demi sedikit dengan sangat perlahan. Tapi rasa perih dan sakit mulai kembali melingkupi Cynthia.

Bahkan kini Pangeran Thalal juga merasakan betapa Ketatnya milik Cynthia menjepit tubuhnya. Ia menggeliat diatas tubuh Cynthia yang sudah basah kuyup oleh keringat.

Tidak tahan karena miliknya terjepit sangat keras maka Pangeran Thalal merintih kesakitan. "saaakiit.. Cynthia. Milikku terjepit sangat kuat" Ia tidak mengira mengapa milik Cynthia sangat sempit. Pangeran Thalal terengah-engah sambil tubuhnya terus menekan. Cynthia sekarang percaya dengan perkataan Alena sahabatnya yang menceritakan Nizam juga merasakan kesakitan. Ia sekarang melihat tubuh Pangeran Thalal gemetar menahan sakit. Gerakannya jadi semakin bertambah bkaku dan sangat menyakitinya.

Cynthia mengerang sedikit, matanya sudah berkaca-kaca menahan derai air mata. Kenapa sangat menyakitkan. Aah... Pangeran Thalal sungguh tidak tahu cara menanggulangi kesakitan yang Ia alami. Cynthia juga akhirnya memahami mengapa teman-temannya banyak melepaskan kegadisan pada para pria yang berpengalaman dan bukan pada kekasihnya yang lugu. Tentunya untuk menghindari rasa sakit seperti yang Ia alami sekarang.

Cynthia sudah mencoba bertahan untuk tidak menjerit. Tapi kemudian rasa sakitnya melampaui batas ambang pertahanannya hingga akhirnya akhirnya menyerah. Mulutnya membuka dan mulai berteriak histeris.

"Aaaakh... saaakiit...Aku tidak kuat lagi. lepaskan!!" Mendengar jeritan Cynthia yang memekakkan telinganya, Pangeran Thalal tidak menundanya lagi Ia langsung mencabut miliknya dengan sekali sentakan. Lalu Ia kembali menekan nafsunya yang sudah terbangkit dan seakan-akan ingin membunuhnya ke titik nadir terbawah. Rasa takut menyakiti Cynthia lebih besar dari nafsunya.

Cynthia yang kesakitan langsung menangis dengan keras. "Hu..hu.. kenapa sangat sakit, Kenapa rasanya tidak enak. Malah sangat perih. Kau lakukan sesuatu agar sakitnya hilang, Kenapa Kau tidak tahu caranya bercinta yang menyenangkan tidak menyakitkan " Cynthia jadi mengomeli suaminya sendiri.

Pangeran Thalal mendengar Ia diomeli malah semakin ingin menyerah, bukannya merasa tertantang.

"Makanya, kita lanjutkan besok saja ya..Aku benar-benar tidak tega melihatmu kesakitan," Pangeran Thalal membujuk Cynthia. Ia juga sudah merasa sangat letih. Membangkitkan lalu memadamkannya kembali semangat tempurnya berulang kali membuat batinnya menjadi tersiksa.

Pangeran Thalal tetap menolak melanjutkan hingga akhirnya Cynthia menyerah membujuknya dan Iapun tertidur kelelahan. Pangeran Thalal mencium lembut pipi Cynthia. Terus terang Ia sangat bahagia menerima kemungkinan Ia adalah orang yang pertama menyentuh Chyntia tetapi rasa bahagianya menjadi terganggu dengan kenyataan bahwa Ia jadi menyakiti Istrinya sendiri. Pantas saja dikerajaannya para pengantin disuruh minum air Salwahya. Mungkin untuk memperlancar acara malam pengantin. Pangeran Thalal jadi ingin meminta minuman ini dikirim dari Azura untuk Ia minum.

Pangeran Thalal melihat tubuh Cynthia yang masih telanjang. Mukanya masih berkerut menahan sakit. Dengan perasaan menyesal Pangeran Thalal membelai pipi Cynthia kemudian Ia meraih pakaian tidur Cynthia dan lalu memakaikan pakaian tidur Cynthia sebelum akhirnya Ia ikut terlelap.

***

Cynthia terbangun sambil merintih merasakan bagian bawah tubuhnya masih terasa sakit. Ia melihat cahaya matahari sudah bersinar terang memasuki kamar nya. Ia melihat Pangeran Thalal sudah tidak ada disisinya. Ia hanya melihat dua orang pelayan yang berdiri disisinya hendak melakukan pelayanan.

Cynthia bangun ketika para pelayan langsung menghampirinya. "Kemanakah Pangeran Thalal?," Tanya Cynthia sambil turun dari tempat tidur.

"Beliau ke mesjid bersama Pangeran Nizam"

Cynthia hanya menganggukan kepalanya. Ia lalu bangkit dengan perlahan. Pelayan langsung memapahnya. "Aku mau ke kamar mandi"

Pelayan dengan sigap menuntut Chyntia ke kamar mandi. Lalu membantu membuka pakaiannya dan menyiapkan bak mandi. Chyntia perlahan memasukan tubuhnya ke kamar mandi dan menyuruh para pelayan keluar. Ia merasa pikirannya kusut. Malam pertamanya terasa gagal. Padahal Ia sudah merasa semua akan berjalan dengan lancar.


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C161
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous