Nizam memegang keningnya yang berkerut, perasaannya sangat kacau. Ia bimbang untuk membicarakan hal yang sangat memalukan ini kepada adik tirinya tetapi jika tidak diceritakan Ia merasa kepalanya terasa mau pecah. Nizam perlu seseorang tempat Ia mencurahkan perasaannya dan yang jelas itu tidak mungkin Alena. Alena bukan tipe orang yang bisa menutup mulutnya rapat - rapat. Nizam juga tidak bisa berbicara dengan Arani karena Nizam takut kalau Arani benar - benar sedang mengandung. Nizam tentu tidak mungkin berbagi masalah dengan wanita hamil. Bisa - bisa Ia dihajar Jonathan.
Satu - satunya yang bisa diajak bicara adalah adiknya ini. Pangeran Thalal, adiknya yang selalu ada di sisinya. Calon perdana mentrinya. Nizam menghela nafas dan Ia mulai berkata,