Rasa sakit itu sangat menusuk sehingga membuat Calleb berhenti berlari dan terdiam di tempatnya. Napasnya seakan menjadi sesak dan ia merasakan udara di sekelilingnya menjadi lebih menegangkan dan lebih sulit untuk bisa ia hirup, membuatnya kesusahan untuk bernapas.
Tubuhnya gemetar dan kedua matanya berubah menjadi berwarna merah dalam waktu singkat.
Semua suara yang ada disekelilingnya seketika menjadi sangat mengganggu baginya, hanya suara dengusan dan geraman tak berarti.
Calleb merasa seakan tanah di bawah kakinya menghilang seakan ia tidak bisa lagi merasakan kedua kakinya. Hal itu seperti seakan ada seseorang yang menghisap seluruh jiwanya dan ia hanya makhluk yang tidak memiliki jiwa.
Semuanya menjadi tidak berarti, bahkan dirinya sendiri dan keberadaannya di dalam alam ini, perasaan itu sendiri sudah sangat menyiksa baginya.