Télécharger l’application
5.03% Cinta Kontrak Kerjasama (LoCC) / Chapter 21: Menginap

Chapitre 21: Menginap

Written by : Siska Friestiani

LoCC © 2014

Re-publish Web Novel : 26 September 2020

💕Siskahaling

"Cha, cancel semua rapat ku untuk hari ini dan besok" ucap Alyssa yang kini tengah duduk bersandar di sofa rumah sakit. Dan oh, tentu saja ia berbicara melalui telepon dengan sekretarisnya.

"Kebetulan hari ini anda hanya rapat dengan Tuan Mario, Miss, pemilik Calvert Corp mengenai kontrak kerja sama hotel Alfa dan untuk jadwal besok anda tidak ada rapat, hanya perlu menanda tangani beberapa dokumen dari perusahaan yang ingin berkerja sama dengan Clovist Company" Jelas Acha di sebrang sana. Alyssa menghela nafas lega saat mendengar jadwalnya yang tak terlalu padat, setidaknya ia tidak perlu mengatur ulang jadwal, yang sudah pasti itu cukup rumit.

"Baiklah, mengenai rapat dengan Calvert Corp biar aku yang mengurusnya, dan untuk dokumen yang harus aku tanda tangani, kau bisa mengantarkannya ke apartemen ku besok, Mike akan mengantarmu"

"Baik Miss, saya mengerti" jawab Acha, dan setelah itu Alyssa memutuskan sambungan telepon.

"Drttt... Drtttt"

Alyssa mendengus kesal mendengar dering ponsel Mario yang ada di atas nakas. Hey lihat, padahal ia sama sekali belum mengambil napas untuk yang kedua kalinya. Namun suara ponsel kembali mengganggu, dan mau tak mau Alyssa menjawab panggilan itu melihat sang pemilik masih tidur di ranjang inapnya.

"MARIO!!" Alyssa buru-buru menjauhkan ponsel Mario dari telinganya sebelum suara itu memekakkan telinganya. Menghela napas, Alyssa masih mencoba bersabar mengingat Manda lah yang menelepon.

"Hallo Ma" jawab Alyssa dengan nada sopan.

"Apakah ini kau, Alyssa?" Tanya Manda di sebrang sana.

"Iya Ma, ini Al. apa Mama mencari Mario?" Tanya Alyssa mencoba berbasa-basi.

Mengenai panggilan Alyssa untuk Manda kalian tidak perlu terkejut, itu sudah pasti paksaan Manda yang menyuruh Alyssa memanggilnya dengan Mama, hanya karena ia dan Mario akan segera menikah.

"Awalnya iya, tapi sepertinya tidak perlu Mama akan menanyakan saja padamu? Apa benar Mario mengalami kecelakaan? Karena tadi Alvin memberi tahu Mama kalau Mario mengalami cidera di tangannya"

Alyssa menggigit bibir bawahnya mendengar pertanyaan dari Manda, sedikit merasa takut saat ingin member tahu bahwa Mario seperti itu karena menyelamatkannya.

"Iya Ma. Dan itu-"

"Ahhh, anak itu benar-benar ceroboh. Baiklah Al, apa Mama bisa minta tolong sesuatu pada mu? Tolong jagakan Mario untuk beberapa hari ke depan, karena Mama harus ke Prancis untuk menemani Papa mengurus cabang yang ada di sana"

"I- Iya Ma"

"Terima kasih sayang, kau benar-benar wanita yang tepat untuk anak Mama. Mama tutup ya Al. Bye sayang"

Untuk beberapa detik Alyssa masih terpaku setelah sambungan telepon terputus. Ia masih mencerna permintaan Manda yang langsung ia setujui.

Mengurus Mario untuk beberapa hari ke depan? Doa kan saja ia tidak gila setelah mengurus pria berotak mesum itu.

💕Siskahaling

"Sudah mendingan?" tanya Mario menyandarkan kepala Alyssa di dadanya. Alyssa mengangguk, walaupun napasnya masih terasa sesak.

"Tidurlah, akan aku bangunkan ketika kita sampai" bisik Mario sembari mengecup puncak kepala Wanitanya.

Ini bukan kali pertamanya melihat Alyssa yang ketakutan ketika melakukan perjalanan menggunakan mobil. Tapi tetap saja, debaran ketakutan yang Mario rasakan tidak berubah.

Mario membenarkan posisi Alyssa di pangkuannya, sedikit kesulitan mengingat tangan kirinya yang cidera. Bahkan tangannya yang nyeri pun Mario abaikan. Ia hanya ingin Alyssa nyaman di pangkuannya.

"Jalan Mike!" perintahnya dengan nada datar. Walaupun pikirannya kini berkecamuk memikirkan trauma Alyssa.

💕Siskahaling

Alyssa ingin sekali membunuh pria yang saat ini sedang berbaring di ranjang tidurnya dan masih dengan santai memainkan tablet. Bukan, bukan hanya itu yang membuatnya kesal. Masih banyak lagi tingkah menjengkelkan yang membuat ia kesal.

Adu mulut dirinya dengan Mario saat mereka tiba di apartemennya tadi juga salah satu pemicunya. Mario yang memaksa ingin istirahat di apartemennya dengan alasan bahwa ia tidak mungkin tinggal di apartemen seorang diri saat kondisi tangannya seperti ini, lagi pula Manda juga sedang ke Prancis untuk menemani Zeth.

"Oh ayo lah Hon, aku istirahat di apartemen mu, bagaimana mungkin aku tinggal di apartemen ku sediri dengan kondisi tanganku seperti ini"

Baiklah, baiklah. Untuk alasan yang itu cukup masuk akal dan ia akhirnya membiarkan Mario untuk tinggal di apartemennya.

Dan yang membuat Alyssa ingin segera membunuh pria itu adalah, saat Mario tidak ingin tidur di kamar tamu dan lebih memilh untuk tidur di kamar bersamanya dengan alasan…

"Aku tidak mau teriak-teriak untuk memanggilmu Hon, jika aku membutuhkan sesuatu"

Oh My God!!!

Beri tahu Alyssa apa yang harus ia lakukan dengan pria gila ini.

Bel berbunyi dan menyadarkan pikiran Alyssa yang dari tadi menyumpah serapahi Mario. Masih dengan wajah tak suka, Alyssa keluar kamar, sebelum itu ia sempat melirik Mario yang kini tersenyum-senyum sendiri melihat tablet miliknya.

'Apa yang si brengsek itu lihat di tablet ku' pikir Alyssa namun langsung kembali melanjutkan langkahnya membuka pintu.

💕Siskahaling

Alyssa menatap tak suka wanita yang kini tengah duduk santai di sofa ruang tv-nya sambil menikmati pasta yang tadi wanita ini bawa tanpa ada rasa bersalah. Hey, wanita gila ini tiba-tiba saja datang lalu dengan tanpa berdosanya duduk di ruang tv. Beri tahu Alyssa siapa pemilik apartemen ini sebenarnya.

"Kau tahu bukan dimana letak pintu keluar apartemenku berada?" ucap Alyssa buka suara, jengah juga dari tadi menatap orang yang tak punya rasa malu. Ingin sekali Alyssa melempar orang ini sekarang juga jika tidak mengingat siapa wanita gila ini sebenarnya.

Sivia –wanita itu- menoleh menatap Alyssa yang kini tengah menatapnya dengan tatapan membunuh. Ya tuhan, ia seperti bersahabat dengan iblis rasanya.

"Aku sudah menelpon mu tadi ribuan kali tapi kau tak mengangkatnya, jadi jangan salahkan aku jika aku datang kesini tanpa kau ketahui. Come on Al, aku ini sahabatmu, bahkan aku bisa kapan saja ke apartemen mu jika aku mau" Alyssa hampir saja melemparkan vas bunga yang ada di meja sofa saat mendengar pernyataan gila Sivia. Katakan apa yang perlu ia lakukan untuk wanita gila di hadapannya.

Alyssa memijat pelipisnya. Pusing tentu saja, bagaimana tidak pusing jika hidupnya di kelilingi oleh orang-orang yang selalu menguji kesabarannya. Mario si pria bar-bar yang selalu membuatnya pusing dengan segala sifat mesum yang pria itu miliki, dan sekarang Sivia wanita bar-bar yang selalu bertingkah semaunya sendiri. Cukup, iya cukup untuk membuatnya gila.

"Siapa Hon?" suara serak dan berat itu terdengar membuat Alyssa dan Sivia menoleh ke sumber suara.

"Mario?!!"


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C21
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous