Di dalam mobil, tidak ada yang bersuara kecuali Mayang yang sibuk bermain dengan si kecil Ziel yang ada di tengah mereka.
Bian yang sedari tadi merasa tidak dianggap, mencoba mencari perhatian Mayang dengan mengulurkan tangannya mecoba meraih bahu Mayang untuk disentuhnya.
Kesadaran Mayang cukup tinggi untuk segera sadar gerak-gerik Bian sebelum tersentuh olehnya. Mayang menggeser tubuhnya kemudian meliriknya. Bian tersenyum dan membalas lirikan tajam Mayang dengan kedipan sebelah matanya.
Mayang memutar matanya malas sambil bergumam dalam hatinya, "Dasar kurang ajar! Kenapa kau tidak mau menyerah, hah? Dia kira aku akan luluh, begitu? Ish, jangan harap!"
"Bos, kita mau ke mana?" tanya Mark sebagai pengemudi.
"Ben, kau cari tempat bermain yang aman dan menarik untuk Ziel, jangan terlalu jauh, aku takut Ziel lelah di perjalanan!" jawab Mayang.
"Yes, Boss!" jawab Mark dan Ben bersamaan.