Télécharger l’application
8.82% Cinta Cowok Dingin / Chapter 3: Teman baru

Chapitre 3: Teman baru

" Happy Reading"

.

.

.

"Baik buk" jawab Dwi yang langsung berjalan ke kursi yang akan dia tempati mulai sekarang.

"Hai Dwi" sapa Milla setelah Dwi sampai di kursinya dan duduk.

"Hai Milla" jawab Dwi

"Kamu tau nama aku?" tanya Milla heran karena merasa belum menyebutkan namanya pada Dwi.

"Tau dong kan tadi Buk Putri bilang aku harus duduk di meja ke 2 sama Milla" jawab Dwi

"Hahaha...Iya juga ya maaf aku lupa" kata Milla dengan ekspresi muka cutenya.

"Iya gak papa,kita temenan ya" kata Dwi dengan senyum di wajahnya.

"Boleh,Tapi ngomongnya bisa pakek lo gue aja gak biar lebih akrab gitu?" tanya Milla.

"Bisa kok" jawab Dwi masih dengan senyum yang tak pernah pudar.

"Ok, Berarti sekarang kita ngomongnya pakek lo gue aja ya" kata Milla lagi.

"Iya" jawab Dwi singkat karena di lihat Buk Putri.

"Sudah kenalannya" kata Buk putri yang dibalas anggukan Dwi dan Milla.

"Kalau belum lanjutkan nanti saja jam istirahat, kalau kalian tidak ingin membersihkan toilet sesudah pulang sekolah" lanjut Buk Putri sarkas, benar-benar cocok menjadi salah satu guru terkiller di sekolah ini.

"Ya, sudah ayo buka buku sejarah halaman 53" kata Buk putri menginterupsi seluruh kelas.

#10:15

kring kring kring

Bel istirahat berbunyi,Buk Putri sudah keluar dari kelas dan siswa siswi pun keluar guna makan dan minum untuk mengisi perut mereka di kantin.

"Dwi kekantin yuk" ajak Milla pada Dwi.

"Boleh" Jawab Dwi pada Milla.

Dwi dan Mille pun berjalan ke kantin bersama sambil mengobrol dan tertawa dengan ucapan mereka sendiri,saat tiba-tiba ada yang menabrak lengan kanan Dwi.

"Lambat" kata Fian dengan muka dinginnya dan tetap jalan tanpa melihat Dwi yang di tabraknya.

"Woi minta maaf kek" kata Milla marah sama Fian karena menabrak teman barunya dan tidak minta maaf.

"Udah-udah gue gak papa kok Mil" kata Dwi memenangkan Milla yang marah.

"Gak papa ya gak papa tapi kan seenggaknya dia minta maaf sama lo, ini bukannya minta maaf malah ngomongin orang lambat lagi" Kata Milla marah sambil mendengkus sedangkan Dwi hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan teman barunya itu.

Sesampainya di kantin Mille bertanya Dwi mau makan apa karena dia yang akan memesan makanan sedangkan Dwi yang akan mencari tempat untuk mereka makan.

"Dwi lo mau makan apa biar gue pesenin" kata Mille pada Dwi sesudah sampai kantin.

"Samain aja sama lo deh Mil"jawab Dwi

"Kalo gitu gue yang cari tempat duduk ya" lanjut nya.

"Okok" jawab Milla sambil berjalan untuk memesan makanan mereka.

Setelah mendapatkan tempat Dwi pun langsung duduk karena takut diambil orang lain,ya wajar lah walaupun kantin ini luas tetap saja siswa dan siswi di sini banyak.

Maklum saja SMA Tutur Bangsa ini adalah salah satu SMA terbesar besar di indonesia.

"Ni makanan lo" kata Milla sambil membawa nampan berisi 2 mangkok bakso dan es jeruk.

"Makasih"

"Iya santai aja kita kan temen" kata Milla dengan senyumannya.

"Karena ini hari pertama gue masuk gue yang traktir deh" kata Dwi pada Mille sambil melihat sekitar mencari keberadaan cowok yang menabraknya tadi.

"Kalo itu gak papa deh,hehehe" kata Milla sambil nyengir kuda kesenangan.

"Lo cari siapa sih dari tadi liat kiri kanan muluk?" tanya Milla sambil mengikuti Dwi melihat kiri kanan tapi tidak dapat menemukan yang sedang dicari Dwi.

"Gak ada kok" sangkal Dwi cepat.

"Bohong lo ya? ada apa sih?" tanya Mille yang penasaran dengan kelakuan teman barunya itu.

"Beneran gak ada apa-apa kok" sangkal Dwi lagi

"Yaudah deh kalo lo gak mau ngomong" kata Mille pasrah walau masih penasaran.

"Udah ayo cepet makan nya entar keburu bel lagi" lanjut Milla pada Dwi.

#10:45

Bel sudah berbunyi menandakan waktu istirahat habis dan pelajaran akan di mulai.Siswa siswi sudah masuk ke kelas mereka untuk menunggu guru dan memulai pelajaran selanjutnya dengan perut kenyang.

"Dia kemana,kenapa belum masuk kelas juga?" tanya Dwi dalam hati sambil melihat seisi kelas,tapi nihil tidak ada tanda-tanda keberadaan laki-laki itu.

"Cari apa cantik?" tanya Joe lembut pada Dwi yang sudah duduk di kursi milik Milla dengan kepala yang ditumpu pada tangannya.

"Hah, gak cari apa-apa kok"jawab Dwi sedikit kaget karena Joe tiba-tiba muncul.

"Bohong nih"

"Gak kok"

"Kalo gak ada yang dicari terus tadi ngapain?" ganya Joe lagi.

"Ah ada guru tuh" bohong Dwi pada Joe.

"Bohong lagi ya orang guru aja lagi rapat makanya kita di suruh pulang cepat" kata Joe memberi tau.

"Kok gak di umumin?" tanya Dwi mengalihkan pembicaraan

"Oh iya gue lupa" kata Joe sambil berlari ke depan kelas untuk memberi pengumuman.

"Oh iya temen-temenku yang aku cintai dan sayangi di karenakan guru lagi rapat dan di prediksi akan memakan waktu yang lama jadi kita di bolehkah pulang lebih cepat" kata Joe memberi pengumuman di depan kelas.

Semuanya pun bersorak kesenangan dan langsung keluar kelas dengan bahagia begitupun dengan Dwi dan Milla yang sedang bersiap-siap untuk pulang sampai sebuah tas di atas kursi mengambil alih perhatian Dwi.

"Lo liatin apa?" tanya Mille

"Itu" tunjuk Dwi pada 3 tas yang masih ada di kursi kosong tampa ada pemiliknya.

"Kenapa?" tanya Mille bingung karna menurutnya tas itu biasa saja.

"Kok gak ada orangnya?" tanya Dwi.

"Oooo...Biarin ajalah entar juga diambil sama yang punya" jawab Mille  santai tak perduli.

"Emang orangnya ke mana?" tanya Dwi pada Milla sambil berjalan beriringan keluar kelas.

Mille tidak menjawab hanya menunjuk ke atas.

"Rooftop" jawab Dwi dan Milla hanya menganggukan kepala pertanda jawaban Dwi benar.

"Ngapain mereka di sana?" tanya Dwi lagi.

"Ngerokok" jawab Mille singkat.

"Ooooo" Dwi hanya bisa ber Ooo ria membuat mulutnya membentuk huruf O yang sangat menggemaskan.

Sesampainya mereka di gerbang Mille sudah di jemput oleh supirnya.

"Ayo barengan aja nanti aku antar nyampe depan rumah deh kalo perlu sampe kamar juga boleh" ajak Millapada Dwi sambil cengengesan.

"Udah gak papa kok bentar lagi juga jemputan gue dateng" tolak Dwi halus.

"Beneran ni? gue balik ya?" tanya Mille memastikan

"Iya" jawab Dwi meyakinkan Mille dengan disertai senyum di wajahnya.

Setelah mobil Mille menjauh dari pandangan, Dwi menglihkan tatapannya ke arah atas gedung sekolah.

"Dia lagi apa ya? Dia masih ingat gue gak ya?" tanya Dwi dalam hati pada dirinya sendiri yang tentunya tidak akan ada yang menjawab dan itu membuatnya kesal sendiri.

TBC....


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C3
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous