Télécharger l’application
5.02% Biarkan Mata Berbicara / Chapter 12: Janjiku....

Chapitre 12: Janjiku....

Antoni...

Akhirnya kita berdua duduk diatas mobilnya, ditemani 2 cangkir kopi dan uli bakar. sebagai teman menanti pergantian matahari ke bulan.

Indah sekali terlihat lampu lampu yang mulai menyala bejejer dipinggiran jalan.

seperti badan ular yang berjalan berkelok kelok aku melihatnya dari atas sini.

kulihat mentari yang mulai turun perlahan seakan mengatakan sampai jumpa kepadaku.

Sungguh rasa hati ini begitu tenang dan senang.

Akhirnya , disini aku bisa melupakan semua permasalahan permasalahan yang sudah terjadi.

Dia memasangkan jaketnya ketubuhku.

Tatapan matanya begitu hangat dan sejuk bagiku, aku merasakan kenyamanan dan ketenangan bersamanya.

Terkadang aku bertanya , Apakah dia benar benar mau menikahiku ?.

jika benar , dia harus menungguku hingga tiba waktu itu. tiba tiba dia memecahkan keheningan malam ..

" Anjani.... gue tau, lo sampe saat ini belum tau nama gue kan..... dia berkata sambil memasang mimik muka yang meledek.

sesaat diri ini menjadi tertunduk malu, dan tersenyum merasa bersalah.

Dia tau kalo aku memang tidak tahu namanya, karena selama ini, aku tidak pernah perduli kepadanya.

Mungkin aku satu satunya wanita yang terbodoh di sekolah.

Dia adalah ketua Osis tetapi aku ga pernah mau tau tentangnya.

" Maaf , karena selama ini, gue ga pernah mau tau tentang lo "

Aku menjawabnya dengan nada datar dan tanpa rasa berdosa.

tapi memang jujur, aku memang tak perduli.

" Hehehehe...mmmmwwuuuach.

Tiba tiba dia mencium pipiku dan langsung melompat dari atas mobil. terkejut aku dibuatnya

Rasanya pipiku ini menjadi merah antara marah dan malu.

" Itulah hukuman buat lo !

karena lo selama ini ga pernah perduliin gue.

dan itu yang membuat gue semakin yakin buat milih lo...! hahaahaaahhha...

Kulihat ada raut bahagia juga di wajahnya, dia juga melupakan kejadian yang terjadi dengan mamanya. aku pun jadi merasa bahagia juga.

sebenarnya aku ingin bertanya kepadanya.

Ada apa antara dia dan mamanya sehingga aku melihat dimatanya ada amarah dendam yang terpancar kepada mamanya.

tapi waktunya belum tepat... mungkin nanti , lusa atau lebih baik aku tidak perduli.

Akupun melompat turun dari atas mobilnya, dan berlari mengejarnya.

" Aduch....!" tiba tiba dia berhenti dan tubuhku menubruk punggungnya.

diapun membalikan badannya dan berkata..

" Antoni...nama gue Antoni..."

Dia ngulurkan tangannya kepadaku, seperti hendak mengawali perjumpaan kita dari awal lagi.

Sesaat aku terdiam dan tersenyum menatapnya.... kulihat dimatanya ada binar binar bahagia.

dan hatikupun merasa senang , setelah ku mengetahui namanya adalah " Antoni "

Akupun mengulurkan tanganku.

Kujabat tangannya seraya aku berkata

" Anjani.. nama gue Anjani "

" yiiiipiiiiii.... gue bahaaagiaaaaa bangeeet sekarang.."

Dengan cepat dia mengangkat tubuhku seraya berteriak bahagia.

Saat ini kami merasa berdua benar benar bahagia, melupakan semua masalah yang terjadi di antara keluarga kami masing masing.

Dia dengan keluarganya .... dan ...

Aku dengan keluargaku...

Satu persatu kulihat bintang bintang dilangit mulai bermunculan. tanganku di raihnya,

Dia mengangkat tanganku keatas seraya berkata..

" Anjani ... gue Antoni "

sampai kapanpun gue akan selalu bersama lo.... sampe lo setuju gue nikahin...!" hahhahahaahhaah....

dia menatap langit yang bertabur bintang bintang dan berkata kepada mereka.

" Lo gila yaa... kitakan baru kenal masak lo dah berani ngomong gitu "

Kupukul pundaknya dan berkata sedikit kesal dengannya.

" Hahahahaaha..... Bagi lo, memang lo baru kenal gue, tapi bagi gue.... gue sudah kenal lo dari 3 tahun yang lalu... hahaahahha.."

Tawa yang lepas bebas dengan kata kata yang dia ungkapkan kepadaku .

membuat diri ini seperti ikut berada bersama bintang bintang diatas sana.

Sungguh saat ini kami berdua benar benar bahagia tanpa sadar merasakan waktu yang mulai menjadi malam.

" Antoni, sudah malam kita pulang yuk.. besok kita harus sekolah.. UAS tinggal 1 minggu lagi.

kita harus persiapkan itu.

Aku menyadarinya untuk segera kembali pulang, ada rasa gundah gulana kembali di hatiku jika aku berkata pulang.

Karena aku tidak tahu kemana aku harus pulang nanti , dan apa yang terjadi di esok hari nanti.

Kini aku hanya mampu melihat kerikil dan rumput rumput kecil di kakiku.

tidak berani kuangkat kepalaku untuk melihat bulan dan bintang diatas.

" Anjani, Lo pulang kerumah gue ya, masalah nyokap , dia tidak akan berani mengusir lo..

Dia menyandarkan tubuh ku di mobilnya ,dia tidak lepaskan tanganku dalam genggamannya.

" Anjani, dia sebenarnya bukan ibu gue , juga bukan istri sah bokap gue..."

Sontak aku kaget mendengarnya, karena ternyata masalah keluarganya lebih berpolemik dibanding keluargaku.

Dan akupun mulai beranikan diri untuk menanyakan kejelasan semua ini dengannya...

" Tapi lo tadi panggil dia mama... "

Bagaimana ini, gue bener bener ga paham,

maaf kalo gue bertanya terlalu jauh..

Dalam hatiku berfikir...

Mungkin dia akan marah dengan pertanyaanku kali ini.

" Dia gue panggil mama , itu sebagai tanda terima kasih gue karena telah menyelamatkan nyokap gue....

tapi ternyata.....

"Tuhan tetep saja berkehendak lain."

Kulihat di ujung matanya ada kristas kristal yang keluar ....

Aku melihat , ternyata dia menangis...

disandarkan tubuhnya ke sisi mobil dan berdiri disampingku.

ditengadahkan kepalanya menatap langit malam yang bercahaya.

Aku merasa dia sesungguhnya kesepian , pantas dia bilang bahwa sesungguhnya kita punya banyak kesamaan...

ternyata persamaan kita adalah Anak anak yang kesepian tetapi harus pintar bersandiwara.

Kugenggam tangannya erat erat, dan tetap setia aku menunggunya untuk mendengarkannya mengeluarkan isi hatinya..

" Anjani... cieeeee cieeeee.... sudah mulai remas remas tangan gue niih kayaknya..hahhahahaaha !

Sontak ku lepaskan genggaman tanganku, ternyata anak ini benar benar mengerjaiku,

" Eh..! Elo yaaa.... kurang asem !

" Awas lo ya... " ku pukul tubuhnya sebagai tanda kekesalanku kepadanya.

ternyata dia mengerjaiku.

Aku sudah serius menanggapinya, dan tenyata dia berkata seperti itu...

benar benar sialan... !

Kami pun tertawa lagi bersama sama.. hingga akhirnya dia merangkul tubuhku....

kami pun berhenti , mata kami saling menatap dan seakan akan mata kamilah yang berbicara, dia tempelkan keningnya dengan keningku, sesaat kami merasakan suara keheningan malam hanya jangkrik dan hembusan angin malam yang mengiringi pembicaraan hati kami.

Aku merasakan nyaman dan penuh damai bersamanya.

Dia memahamiku, seperti aku memahinya.

Dia percaya kepadaku, dia ceritakan semua tentang kisah hidupnya kepadaku.

Tapi aku....

aku masih belum berani bercerita tentang kisahku kepadanya...

karena aku malu kepadanya, akulah yang bersalah pada kisah hidupku.

" Anjani, tadi yang gue ceritain ke elo semua itu beneran..."

Gue ga mau bohong sama lo...

Lo orang pertama yang gue ceritain tentang hidup gue.

Bokap gue sampe sekarang ga mau nikahin dia, karena bokap gue sayang dan setia sama nyokap gue.

Makanya gue belajar dari bokap gue...

Mencintai wanita 1 sampai ajal menjemputnya.

Mendengar kata kata terakhir yang dia ceritakan, aku sangat malu dan benar benar malu...

karena Papanya berbanding 180° dengan papaku, aku semakin tidak tahu jadinya..

Apakah aku harus bercerita dengannya atau tidak.....

tapi aku ingin dia mengetahui kisahku...

seperti dia bercerita tentang kisahnya kepadaku..

Ku dekap tubuhnya erat erat, dan ku sandarkan kepalaku di pelukannya.

Aku merasa malu tapi aku juga merasa bahagia.

Aku malu akan kisah papaku

tapi aku bahagia disaat aku tahu bahwa dia hanya mencintaiku...

" Anjani, jangan tinggalin gue ya..

berjanjilah pada gue..."

Diciumnya kepalaku dengan penuh kelembutan. ku tatap wajahnya..

Aku berjanji dalam hatiku, aku akan selalu menemaninya sampai kapanpun.

Terkadang aku merasa, semua ini sesungguhnya belum waktunya.

Karena kami masih berumur 17th.

perjalanan kami masih panjang.

Entah apa yang harus kami lewati untuk hari esok dan hari hari selanjutnya.

Kupandang wajahnya dengan senyum kebahagiaan dan rasa percaya kepadanya.

ku usap usap kepalanya.

sambil ku bisikan di telinganya.

" Jadilah laki laki yang baik dan raih semua mimpimu, jangan takut aku akan selalu disampingmu."

kamipun semakin bersatu dalam pelukan ,seakan akan tidak mau terlepaskan dan tidak mau kembali pulang.

========== °°° ==========


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C12
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous