"Ingin menjenguk pasien?" tanya seorang pria dengan jas putihnya, sudah bisa ditebak kalau ia adalah seorang dokter.
"O—ouh … i—"
"Anggota keluarganya?"
"Hmm … b—boleh saya ma—suk?" tanya Wat, ragu.
"Silakan, saya juga hendak memeriksa keadaan pasien," jawab sang dokter.
Dokter itu masuk bersama seorang suster dan diikuti oleh Wat di belakangnya.
Lin, Nam dan Khiel terdiam.
Bukan karena kedatangn dokter dan suster, tetapi karena kedatangn Wat yang terlihat seperti orang yang sangat merasa bersalah.
"Biarkan Lin istirahat," ujar Khiel, meminta Wat untuk keluar dari kamar inap dan tidak menemui Lin untuk sekarang ini.
***
"Makan yang banyak, ya …," ujar Wat, menyuapi sarapan untuk Lin.
Lin menurut dan terus menerima suapan dari suaminya.