Terpaksa Fathan kembali berjalan kaki. Malam ini ia berturut-turut sial, ia sudah lelah bahkan pakaiannya sengaja ia buka karena gerah dan keringat mulai bercucuran membasahi sekujur tubuh Fathan. Untung saja tidak ada orang yang melihatnya, kalau pun ada mungkin orang itu akan menganggap dirinya seperti orang gila. Jalan malam-malam dengan keadaan berantakan, lengkap sudah penderitaan untuk Fathan Gibrani.
Tidak lama kemudian, sampailah Fathan di depan rumah. Ia mendengus kasar, karena lelah dan kakinya sudah pegal-pegal. Untung saja ia dapat kembali dengan selamat, pasalnya Fathan orang baru di daerah ini dan ia tidak tahu bagaimana kondisi sekitar sini. Perlahan Fathan membuka pintu.
Klek.
Pintu terbuka dengan gampang, rupanya tidak dikunci oleh Alleta.
"Tidak dikunci, Alleta ke mana?" Fathan terhenti karena heran, semalam ini Alleta belum mengunci pintu rumah.