"Santai saja, biarkan aku yang bekerja. Kita harus berusaha keras agar kamu lekas hamil." Darren mulai melancarkan serangan cintanya dengan menjamah dan meraba tubuh mulus sang istri. Calista hanya bisa pasrah dan menerima apa saja yang diberikan sang suami. Mulutnya berkata tidak tapi tubuhnya tidak sesuai dengan mulutnya. Tubuhnya menyambut dengan senang hati setiap sentuhan yang Darren berikan.
Waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi. Calista sudah terbangun lebih dahulu. Tubuhnya remuk redam tidak bisa digerakkan dengan leluasa. Darren benar-benar mengerjainya semalaman. Disampingnya, pria bermata hijau tersebut masih tidur pulas dengan tubuh telentang. Calista perlahan bangkit dan ingin mandi. Gerakannya seolah-olah seperti pasukan tim gegana yang akan menjinakkan bom, pelan dan hati-hati.