Télécharger l’application
6.1% BABY YOU! / Chapter 16: Kejahilan Al Bikin Naik Pitam

Chapitre 16: Kejahilan Al Bikin Naik Pitam

"Cecilia! gue mau ke rumah Garanggong, ikut gak?" ajak Al dengan suara sedikit keras.

Cecil yang baru saja memunculkan dirinya dari dalam kamar, langsung berteriak.

"Gue gak ikut! Tapi bawain gue onta Afrika!" titah Cecil yang sukses membuat Al cengo.

"Yang! Mau gue cium?" tanya Al tanpa merasa malu, padahal Bi Surti baru saja lewat di hadapannya.

Cecil yang sudah berada di ujung tangga pun langsung melepaskan sendal yang tengah ia pake.

"Mau gue tabok pake nih sendal?" tanya Cecil dengan nada yang di buat imut.

Nada bicaranya memang imut, namun sorot matanya begitu membunuh.

Al menggeleng dengan raut wajah ngeri, masalahnya Cecil tak pernah main-main dengan ucapannya.

"Yaudah kalo gak mau gue cium, gue mau cium anak tetangga aja," kata Al, berniat untuk membuat Cecil kesal atau merasa cemburu, tapi yang di dapat Cecil terlihat masa bodo, bahkan tidak peduli.

"Yang!" panggil Al saat dengan santainnya Cecil duduk menyila di atas sofa, melewatinya begitu saja yang tengah berdiri.

"Apaan sih Al! Pergi aja lo sono, gue gak ikut!" kata Cecil dengan nada sebal.

"Gue selingkuh nih!" ancam Al yang malah membuat Cecil menatapnya dengan kening berkerut.

"Mau selingkuh? Sejak kapan gue jadi pacar atau istri lo?" tanya Cecil yang menskatmat Al detik itu juga.

"Cecil!" panggil Al sambil mendudukan bokongnya di samping Cecil.

"Yaelah nih anak tuyul! mau pergi tapi banyak bacot yah!" sebal Cecil yang hanya di balas kekehan oleh Al.

"Gue mau ngomong serius!" kata Al.

"Apa bego!" Cecil benar-benar bar-bar, tak bisa santai jika berbicara dengan makhluk seperti Al.

"Ihh apaan sih! Bagusan dikit napa!" ujar Al dengan sebal.

"Iya apa imut?" tanya Cecil berusaha sabar menghadapi Al.

"Taik! Alay, najis!"

"Yah terus paan bego! Lo bilang mau ngomong serius! Apaan?"

"Ya allah ngegas beb!"

"Al Rajendra!"

"Iya-iya! Nih serius! udah kan?"

"Astaga Al! Lo belom pernah di cebokin di depan ragunan yah!"

"Mending cebokin Gara, dia kan gak guna punya tangan juga."

"Al Rajendra setan!

Teriakan kekesalan Cecil benar-benar mengelegar di penjuru ruangan. Al yang ternyata mengerjai Cecil malah tertawa keras sambil menjauh dari Cecil, karna jika Al masih berada di sisi macan yang tengah mengamuk, bisa di pastikan ia akan berubah bentuk.

Cecil pasti akan menghajarnya habis-habisan, memukulnya, menjambaknya, mencakarnya, menonjoknya, meruqiahnya, menyantetnya, menamparnya, menendangnya, menggigitnya.

Dan bisa di pastikan Cecil akan menghisap darahnya, menyembornya dengan bisa, mengetok ubun-ubunya, dan lebih parahnya lagi, Cecil akan mencabut roh dari tubuhnya. Mengerikan.

"Gue pergi dulu!" Al ikut berteriak ketika ia telah berada di ambang pintu.

"BODO AMAT SETAN!" balas Cecil yang sudah kehilangan kesabaran, ia merebahkan tubuhnya di sofa, menutup wajahnya dengan bantal sofa berusaha menangkan detak jantungnya yang seperti tengah lari maraton.

Al benat-benar membuat Cecil naik darah.

****

"Cecil!"

Teriakan mengelegar sukses membangunkan Cecil yang ternyata tertidur di sofa.

Cecil menatap tajam orang yang sekarang tengah tertawa di hadapannya.

Kareta dan Lolita, mereka berdua sepertinya ingin di jadikan rendang oleh Cecil yang moodnya tengah buruk.

"Dasar setann!" umpat Cecil.

"Ya allah kasar! Dede gak syuka," ucap Kareta dengan nada alaynya.

Cecil hanya memutar bola matanya malas.

"Ngapain lo berdua kesini?" tanya Cecil dengan nada sedikit judes.

"Ya allah neng, judes amat. Kita temen baru Kamu tau," kata Kareta yang masih mode alay.

"Temen baru tapi sikap bangsatnya kaya temen lama!" balas Cecil.

"Ya allah jahat! Kita kesini cuman ngasih tau kabar gembira ke lo!" ujar Kareta yang di beri angguk oleh Lolita.

"Apa?" tanya Cecil yang terlihat tak peduli.

"TERNYATA KINI KULIT MANGGIS ADA EKSTRAKNYA Cecil!" teriak Kareta yang terlihat begitu bahagia.

Sedangkan Cecil hanya bisa menahan diri untuk berusaha sabar. jika ia tak bisa sabar, bisa di pastikan ia akan di larikan ke rumah sakit karna terlalu banyak berteriak dan ngebacot.

"Oke fiks! Lo ketularan gobloknya Gara!" kata Cecil sambil berdiri dari duduknya, berjalan ke arah dapur dan tentu saja di ikuti oleh Kareta dan Lolita.

"Canda Cecil hhhhe," Kareta mendudukan bokongnya di kursi, diikuti oleh Lolita.

"Jadi lo berdua ngapain ke sini?" tanya Cecil sambil meletakan dua gelas yang telah diisi air putih di hadapan Kareta dan Lolita.

"Ya allah sedih, dede di kasih air putih doang," ucap Kareta dengan dramatis.

"Ya maap, Al belom beli marjan," kata Cecil sambil mendudukan bokongnya di hadapan Kareta dan Lolita.

"Kita kesini mau numpang makan Ra," ceplos Lolita sambil cengegesan.

Cecil menatap Lolita dan Kareta dengan cengo, membuatnya kesal hanya karna ingin numpang makan saja? Astaga.

"Boleh! Kalian mau makan apa? gue jago masak loh. Rendang? Soto? Kari ayam? Ayam geprek? Iga penyet? Empal gentong? Sup buntut? Dendeng balado?" tanya Cecil dengan antusias.

Baru saja Kareta ingin membuka suara, Cecil lebih dahulu bersuara.

"Tapi dalam bentuk mie instan hehe," Cecil tertawa puas, bahkan terlihat seperti orang bodoh. Sedangkan Kareta dan Lolita hanya menatap Cecil malas sekaligus sebal.

"Gue gak bisa masak woy! Maklumin kek," kata Cecil dengan nada sebal.

"Calon istri Al gak bisa masak? Issssh... isssh.. isssh..." Kareta menatap Cecil dengan tatapan tidak percaya.

"Al selingkuh mampus lo," ujar Kareta yang berniat menakut-nakuti Cecil.

"Mau selingkuh kek mau apa kek, yah gue bodo amat! gue gak peduli," kata Cecil dengan masa bodo.

"Lah-lah? Lo gak takut Al di rebut sama cabe-cabean?" tanya Lolita.

"Takut apa? Bagi gue dia gak penting! Mau selingkuh, mau ngeduain gue, mau nikah sama yang lain, gue gak peduli!" jelas Cecil sambil tertawa pelan di akhir ucapannya.

Baginya Al memang tidak penting, Al hanya manusia idiot yang menyebalkan.

"Kalo nanti itu jadi kenyataan dan lo nelen ludah sendiri, mampus lo!" kata Kareta.

Cecil diam tak menjawab maupun ngebacot, ucapan Kareta barusan benar-benar terdengar mengerikan.

Ting.

Ponsel Cecil yang berada di saku celananya berdenting, cepat-cepat Cecil tersadar dan mengeluarkan ponselnya dari saku, membaca isi pesan yang ternyata Al yang mengirimnya.

[Saudaranya Setan]

Yang! gue ketemu cewek-cewek cantik, semok, plus montok.

Mau gue potoin gak? Nih gue lagi kencan sama mereka.

[CeciliaLauren]

Kencan sepuas lo! gue gak peduli!

Asal lo tau, gue juga bisa lebih dari lo!

Banyak cowok-cowok ganteng yang lagi nunggu cintanya gue terima!

Jadi gue gak peduli kalo lo selingkuh.

Hahahaha.

[Saudaranya Setan]

Bangsat!

Berani lo selingkuh dari gue, gue jebolin lo pas gue pulang!

[CeciliaLauren]

Heh anak konda! Siapa elo ngatur-ngatur gue?

Bebas lah gue mau selingkuh atau apapun!

Lo gak ada hak buat ngatur-ngatur!

[Saudaranya Setan]

Bener-bener minta di jebolin!

gue balik, lo bakal tek dung!

[CeciliaLauren]

Anak dugong bangsat!

"Ya allah Cecil! Serem, dede takut!"

Cecil terkejut, menoleh ke samping yang ternyata Kareta dan Lolita tengah kepo.

***

Bersambung. Terimakasih bagi pembaca yang sudah menyempatkan diri mampir ke karya saya. Saya akan sangat senang jika anda semua mendukung cerita ini dengan memberikan vote, review dan juga gift/hadiah di sini. Terimakasih sudah membaca. Sampai jumpa di part selanjutnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C16
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous