RANIA/2
"Aku tidak mencintaimu."
Kuharap tak ada dendam
Dan setelah ini kau bisa mengemban tugas
"Temukan alasan mengapa aku tak mencintaimu."
Jangan sungkan, Rania. Aku sudah merumus rindu agar meletup saat terobati. Dan bagiku bersamamu adalah anugerah, bukan sebab rupamu bak anindya, namun khusus pada pedulimu yang terus menghujamku.
Aksama akan ku persembahkan jika kau merasa
Bersalah Tak usah risau, senyum harsa itu pasti kembali pada wajah-wajah senja kita. Kini padika syahdu memang sudah mati, namun air mukamu masih melantunkannya. Bergerak melintang, mencipta pola-pola indah, terus mengucap kalimat percintaan.
Kemarin, netra sayu mu menyorot gurat wajahmu, sembari tanganmu menyambar sendok; memasukkan beberapa makanan ke mulutku. Aku melihatmu terluka, tapi wajahmu menahannya, seolah yakin berhasil tersembunyi. Aku tahu, apalagi dengan saku bajumu yang mulai menipis, susah payah dirimu menunggui seoongok daging ini tuk berlari mengikut lomba bernama "karir."
Aku ingin mengucap "bersabarlah"
Tapi rasanya telingamu enggan untuk menerima ucapan seindah apapun. Rasanya aku ingin melangkah tuk membuka jendela dan menggengam tanganmu agar kiranya bisa menatap malam bersama. Namun enggan, sebab obat-obatan masih ingin kupeluk. Maaf Rania, kau terpaksa di peluk angin malam.
Purnama hanya paksa,
bergantung di langit-langit malam
Tapi kiranya kau bosan, silakan untuk melihat sendiri
Aku mengizinkan, walau kita tak utuh saat ini.
Namun, kau enggan dan berkata "Tak bosan jika kau terus membercandaiku."
Aku semangat mendapat peran. Lalu ku mulai komedi indah bertema "Pasien koma yang mati." komedi ku sukses, menurutku. Dan kau malah menangis tak terima kepergian. Teramat bodoh diri ini merusak malam, tak sengaja aku membercandaimu tentang mati.
"MAAF--" kataku dengan tenaga yang tersisa,
Wajahmu sudah terbenam pada bantal sofa
Lirikanmu tak lagi terlihat
Kini badanmu membentuk pola ular
Melungkar dan butir bening itu tak segan keluar
Membanjiri kain bantal.
"Aku akan hidup." kataku, lebih terdengar lantang
Tiba-tiba Harsa kembali pada wajahmu
Sekarang kita menatap bak sepasang dayita muda
Kau bahagia dan tak ada usaha menutupinya.
"Aku berjanji, Rania."
2019