Chapitre 172: Pecahan Kaca Bertebaran

"Kamu bangun dulu ya... Kamu bisa terluka Mas, aku gak mau terluka"

Dengan sekuat tenaga Laras membantu pria itu berdiri, tapi saat berhasil membuatnya berdiri, Rafan langsung menarik tubuhnya dalam pelukan, memeluknya begitu erat seakan takut gadis itu pergi lagi. "Jangan ulangi lagi, jangan lakukan ini pada saya Laras" bisik Rafan dan mempererat pelukannya.

Bagimana aku harus menjawab Mas ? Aku tidak berani berjanji, aku takut Mas. Aku takut kalau aku tidak bisa menepatinya.

"Saya pikir setelah semua yang kita lakukan, bahkan sampai kita melakukan itu... Laras, saya.. saya..." Rafan seperti tidak bisa berkata-kata lagi yang dia lakukan hanya memeluk istrinya dengan erat, menghirup dalam-dalam aroma istrinya di ceruk leher gadis itu, bahkan tak peduli dengan tangannya yang tergores dengan pecahan Vas itu.