Sepeninggalan Rose yang pergi karena tidak digubris oleh Chanyeol, Baekhyun bukannya tenang tetapi semakin gelisah. Tetapi ia dengan baik bisa menyembunyikan ekspresinya sebagaimana Taeyong katakan.
"Para hadirin yang berbahagia, mari kita sambut sang putri cantik yang menjadi bintang di malam ini!" terdengar riuh para tamu memberikan tepuk tangan saat melihat tuan dan nyonya Kim berdiri mengapit Rose yang sedang berulang tahun malam ini. Tidak jauh dari sana, Baekhyun bisa melihat Joy terlihat berdiri bersama teman-temannya. Atensinya sejak tadi berkeliaran mencari keberadaan Taeyong, tetapi saat usapan lembut di pinggangnya mengalihkan perhatiannya apalagi saat melihat Chanyeol tersenyum menenangkannya.
"Relax, dear. Aku disini."
"Terima kasih untuk kedatangannya, malam ini putri kami sudah menginjak usia dewasa dan sepertinya kami sebagai orang tua mungkin harus rela jika nantinya Rose memiliki pendampingnya sendiri." sambut Tuan Kim sambil tersenyum pada Rose. "Dan ternyata Yeri juga sudah menjatuhkan pilihan calon pada seseorang ya. Daddy dan mommy akan sangat senang jika malam ini juga bisa tau siapa pria yang beruntung tersebut."
"Beruntung, apanya? Yang ada juga pria itu malah malang sekali bisa disukai oleh putri mereka." cibir Luhan pelan yang berdiri di samping Baekhyun.
Setelah sambutan singkat itu akhirnya dilanjutkan dengan pemotongan kue pertama Rose yang ia berikan pada kedua orang tuanya dan yang lebih mengagetkan adalah kue kedua ternyata Rose berniat untuk memberikannya kepada Chanyeol. Demi Tuhan, apa yang wanita muda itu pikirkan?
"Sunbae, terimalah kue spesial ini dariku." ucapnya malu-malu apalagi semua pasang mata memandang mereka. Baekhyun sudah benar-benar menahan emosinya, 'awas saja jika si Yoda ini malah menerimanya?!' rutuknya dalam hati.
"Maaf untuk perlakuan tidak sopanku, tetapi aku tidak menerima apapun dari orang lain selain keluarga, sahabat dan kekasihku saja." ucap Chanyeol tegas yang membuat Baekhyun tersenyum senang.
Dan Rose akhirnya beranjak pergi membawa kue itu tanpa ingin memaksa karena ia merasa dipermalukan. Dari jauh Rose terus saja menatap kearah Chanyeol dan Baekhyun yang terlihat mesra. Darahnya mendidih melihat semua perlakuan Chanyeol yang manis itu.
"Tenang saja, sebentar lagi si Jalang Byun itu akan kita singkirkan!" ucap Joy yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya.
"Ah, aku tidak sabar lagi!" ucap Rose berapi-api.
★★★
Para tamu diminta untuk berkumpul di halaman belakang oleh panitia acara karena acara selanjutnya adalah pesta kembang api yang sengaja dibuat untuk menyemarakkan malam ini.
"Sungguh, apa dia pikir ini pesta akhir tahun?!" cibir Kyungsoo yang sejak tadi menahan ngantuknya. Jujur saja sih Baekhyun juga sejak tadi menahan rasa kantuknya mengingat jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, ingin pulang terlebih dahulu tetapi jauh dilubuk hatinya ia penasaran dengan rencana Rose dan tidak ingin dianggap sebagai pengecut oleh gadis itu.
"Akan ada 2 hal yang akan mereka rencanakan. Hal pertama adalah membuatku terjatuh ke kolam berenang lalu setelah itu..."
Apalagi ia ingat dengan apa yang Taeyong katakan, semakin membuat penasaran. Katakan Baekhyun bodoh karena bukannya menghindar malah ia ingin rencana itu terjadi, ia tau jika teman-temannya juga Taeyong pasti punya rencana lainnya. Dan ia juga percaya jika Chanyeol tidak akan mungkin pergi dari sisinya sesuai janji pria tinggi itu.
"So, kita masih punya waktu 2 jam sebelum pesta berakhir. Selama itu sunbae harus mengikuti rencana pertamanya. Sunbae bisa berdiri di dekat kolam berenang dan menunggu apa yang terjadi selanjutnya. Saat rencana yang kedua, sunbae tenang saja karena aku akan membantumu."
Berbekal percaya pada juniornya itu, Baekhyun sekarang berdiri di garis kolam berenang. Beberapa temannya dn Chanyeol berada di sampingnya sedangkan sahabat-sahabat Chanyeol tidak terlihat sosoknya di dekat sana. Taeyong pun sedari tadi sudah bergabung bersamanya dan memberikan beberapa instruksi untuknya. Berharap Rose terlalu bodoh untuk mengikuti rencana yang sudah disusun dari awal itu dan memberikan Taeyong waktu untuk membantu Baekhyun.
Suara kembang api menyeruak dan menghiasi malam yang cerah itu. Para tamu dengan serempak mendongakkan kepalanya mengikuti satu persatu kembang api yang dinaikkan. Riuh dan pekik suara terdengar karena kaget membuat suasana disana lebih ramai. Baekhyun dan teman-temannya pun mau tidak mau merasa kagum akan acara kembang api tersebut. Beberapa kali mulut mereka mengumamkan seruan kagum, hingga saat...
Byuurrr!
"ADA YANG TENGGELAM!!"
"Siapa yang terjatuh?!"
"BAEKHYUN-AH!!!"
Dengan cepat saat Chanyeol ingin menyelamatkan Baekhyun, tetapi lengannya ditahan oleh seseorang dan salah seorang disana menceburkan dirinya lebih cepat dari Chanyeol dan menarik tubuh Baekhyun yang basah kuyup ke tepi kolam. Sedangkan Chanyeol meradang melihat seseorang yang tadi menahan tangannya itu Rose dan ia menghempaskan tangannya lalu berlari menghampiri Baekhyun.
"Omo! Baekhyun-ah.. Kau gak apa-apa?" Luhan yang dengan nada panik menghampiri Baekhyun. Untung saja Baekhyun masih dalam keadaan sadar tanpa luka apapun di tubuhnya.
"Sayang..!!!" Chanyeol dengan cepat melepaskan jasnya dan memberikan pada Baekhyun tetapi itu tidak membuatnya menjadi lebih hangat.
"Omo..! Kau tidak apa-apa, sunbae?" Rose mendekati mereka dan membuat wajah seolah-olah kaget. "Hmm, bagaimana jika kau berganti baju saja?" kata Rose yang melihat Baekhyun basah kuyup.
"Kau bisa memberikan baju ganti padanya?" tanya Luhan pada Rose yang dijawab dengan anggukan. "Lebih baik Baekhyun berganti baju, daripada nanti masuk angin setelah itu kalian bisa pulang." sambungnya lagi pada Chanyeol.
"Ayo, sunbae. Aku akan mengantarkan sunbae ke kamarku dulu." kata Rose yang langsung menarik lengan Baekhyun. Tetapi sebelum itu Taeyong langsung menarik tubuhnya lebih dulu sebelum Rose.
"Biar kubantu, sunbae. Rose, kamu bisa tunjukkan dimana kamarnya, kami akan mengikutimu." kata Taeyong yang membuat Rose memberikan pelototannya tanda tidak setuju tetapi Taeyong seolah-olah tidak menyadarinya.
"Baiklah."
"Pergilah, aku akan menunggumu sayang." kata Chanyeol sambil mengecup pelan kening Baekhyun sebelum ia dan Taeyong pergi.
★★★
"Kau bisa berganti di kamar ini saja, bajunya sudah aku simpan di atas ranjangnya. Dan kau.." kata Rose yang langsung menoleh kearah Taeyong, "Lebih baik kau berganti baju di kamar yang satunya lagi." sambungnya.
"Pergilah, sunbae. Setelah aku selesai, aku akan langsung menjemputmu." ucap Taeyong pada Baekhyun yang langsung disetujuinya dan langsung masuk ke kamar yang sudah ditunjukkan oleh Rose. Setelah Baekhyun masuk, Rose langsung pergi diikuti oleh Taeyong.
"Jadi, apa alasanmu untuk datang ke pestaku? Setauku, aku tidak pernah mengundangmu!" tanya Rose dengan nada dingin pada Taeyong.
"Alasanku? Hanya ingin membuatku kesal saja, tidak lebih." jawab Taeyong dengan santai.
"Setelah berganti baju lebih baik kau pergi dari sini, Baekhyun biar aku yang mengurusnya." kata Rose yang membuka pintu kamar untuk Taeyong.
"Aku tidak janji untuk itu." balas Taeyong yang berhenti di depan Rose, "Tetapi aku berjanji untuk membuatmu frustasi seumur hidup karena keberadaanku..." sambungnya lagi.
"sist."
"Bajingan sialan!!" ucap Rose yang langsung mendorong Taeyong masuk ke dalam kamar itu dan menutupnya dengan keras.
Disisi lain, Baekhyun merasa was-was saat dirinya berada di kamar itu untuk mengganti bajunya yang basah. Ia mengambil baju bersih di atas ranjang itu dan beranjak ke kamar mandi, setelah memeriksa keadaan kamar mandi itu ia langsung mengunci pintunya.
"Cek apapun yang ada disekitarmu, sunbae. Kita tidak tau pasti apakah Rose dan Joy mempunyai rencana lain selain mencelakakanmu." ucapan Taeyong saat mereka berjalan mengikuti Rose itu terngiang-ngiang. Dengan cepat ia mengobservasi di dalam kamar mandi, takut-takut jika ada benda sekecil kamera yang mengintainya.
Dirasa aman ia langsung membuka semua bajunya kecuali dalamannya dan menggantinya dengan baju yang baru. Dengan gerakan cepat akhirnya ia selesai dan berniat untuk beranjak pergi dari kamar itu, tetapi belum sampai ia di ambang pintu kamar itu terbuka dan terlihat sosok pria yang tidak ia kenal.
"Si—siapa?" ucapnya takut-takut. Tetapi pria itu hanya menyeringai ke arahnya.