"Tenang saja, Non. Aku tahu jalan pulangnya. Tapi apa non sudah yakin akan pulang? Bagaimana nanti kalau mereka tahu semuanya?"
"Itu urusan nanti, Bik. Intinya aku ingin pulang, aku ingin tenang dulu."
"Baiklah, kapan Non bersedia untuk aku antarkan pulang?"
"Kalau bisa nanti malam, Bik. Bisa kan?"
"Baiklah, kita tunggu semua tidur. Baru kita lakukan."
"Baik, Bik. Hem, ya sudah pijatnya. Aku sudah merasa enakan kok."
Tidak lama kemudian, Hasan mengetuk pintu. Dan pembantu itu membukakan pintu terlebih dahulu. Mungkin kali ini, Aisyah harus tahan untuk bersikap baik pada Hasan terlebih dahulu.
"Apa yang kalian lakukan? Kok sampai di kunci pintunya?" Tanya Hasan menatap curiga. Aisyah bingung hendak menjawab apa. Namun kali ini, pembantunya yang beranikan diri untuk bicara.
"Maaf, tuan. Tadi Non Aisyah minta pijati. Makanya harus di kunci pintunya. Katanya malu!"
"Oh, begitu. Ya sudah, keluar lah!" Perintahnya.
"Baik, Tuan!"