Udara yang sejuk membuat Melani merasa lebih segar. Jam yang ada menunjukkan setenga tujuh malam. Meski sudah saatnya untuk dia pulang, rasanya Melani belum memiliki niatan untuk pulang. Memang, dalam udara yang terasa begitu dingin, dia bisa merasakan dirinya menggigil. Tetapi, dia tetap tidak ingin berjalan pulang. Pemikirannya sendiri terus teringat akan kakaknya yang sebentar lagi akan ke Bali. Mungkin karena merasa bersalah kepadanya, Jaya memutuskan untuk mengirimkan pesan terlebih dahulu, memberitaukan kapan dia akan berangkat. Bahkan tanpa segan dia memberikan foto tiket miliknya dan juga sang istri.