Nayla berkedip sambil mendengarkan kata-kata Edwin, dan kemudian dia tersenyum, "Oh, jadi maksud Kak Edwin adalah Kakak, ya."
"Ya!! Siapa lagi!?" Edwin hanya bisa memutar bola matanya saat melihat reaksi Nayla.
"Aku sebenarnya sudah membeli hadiah untuk kakakku." Nayla berbisik kepada Edwin, "Tapi siapa suruh dia mengatakan bahwa dia tidak ingin menikah denganku, jadi aku memutuskan untuk membuatnya marah dulu ... Huh."
"..."
Uh ...
Saat menyaksikan ekspresi wajah Nayla, Edwin tidak bisa berkata apa-apa untuk sementara.
Dia tidak mengira bahwa Nayla juga bisa tega melakukan hal seperti ini pada kakaknya!
Saat memikirkan hal tersebut, Edwin merasa lega karena tadi dia memutuskan untuk berada di pihak Nayla. Kalau tidak, dia bahkan mungkin tidak akan tahu bagaimana dia akan mendapat balasan dari Nayla di masa depan.
--