Télécharger l’application
4.54% AARAM & SANDRA / Chapter 15: Bab 15 (Kedatangan Richard)

Chapitre 15: Bab 15 (Kedatangan Richard)

Pintu terbuka lebar dan disana Amira melihat seorang pemuda yang seumuran dengan putrinya Sandra. 

"Maaf mau cari siapa ya?" tanya Amira kepada pemuda itu. 

Pemuda itu diam mematung,terlihat wajah kuatir di dirinya. Amira mengerutkan dahinya. 

"Sa-saya Richard,tante." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya dan disambut oleh Amira lalu Richard mencium punggung telapak tangan Amira. 

Amira pun tersenyum "apakah kamu teman Sandra?" Amira kembali bertanya kepada  Richard dan dijawab dengan gelengan kepala olehnya. 

"Bisa saya masuk dan bicara di dalam saja tante?" 

"Oh ya,mari silahkan masuk. Maaf tante lupa mempersilahkan kamu masuk. Kamu mau minum apa,biar tante buatkan minum dulu." 

"Air putih dingin saja tante,saya gak mau merepotkan tante." 

Amira hanya tersenyum dan berlalu meninggalkan Richard sendiri di ruang tamu. Amira mengambilkan air mineral dingin dan mengeluarkan beberapa cemilan untuk Richard. Richard berdiri dan melihat sekeliling ruang tamu itu,tak ada satupun foto suami Amira. Sedang asik melihat-lihat beberapa bingkai foto Amira dan Sandra,suara langkah terdengar dari arah dapur. Amira membawakan minum dan cemilan untuk Richard. 

"Ayo nak,diminum dulu minumnya." 

Richard tersenyum dan ia duduk kembali di tempat semula ia duduk "terima kasih,tante." Richard segera meminum air yang di bawakan oleh Amira. 

"Jadi,apa tujuanmu datang kesini,nak. Jika kamu bukan teman Sandra lalu kamu kesini ingin bertemu dengan siapa?" 

Richard menatap Amira "saya kesini ingin bertemu dengan tante." 

Richard menatap Amira "saya kesini ingin bertemu dengan tante." 

Amira merasa sangat bingung lalu ia mengerutkan dahinya "mau bertemu dengan tante?" jawabnya sambil menunjuk dirinya sendiri. 

Richard mengangguk "sebelumnya perkenalkan nama saya Richard Alvaro. Tante pasti tahu dengan nama belakang saya." Ucapan Richard mampu membuat Amira terkejut,ia menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Alvaro adalah nama belakang dari suaminya. 

"Ka-kamu.." Amira tidak melanjutkan ucapannya ia benar-benar begitu syok dengan kedatangan putra mantan suami dari istri keduanya itu. 

Richard segera bangun dan berlutut di hadapan Amira,ia menundukkan kepalanya. 

"Maafkan kami tante… Maafkan saya,daddy dan mommy. Saya akui kami sudah berbuat kesalahan yang mungkin tidak bisa kalian lupakan bahkan untuk maafkan kami pun mungkin akan sulit bagi kalian." Richard menangis di hadapan Amira,ia bahkan masih dalam posisi yang sama yaitu berlutut di hadapan Amira. 

Amira yang memang memiliki hati yang lembut tidak tega melihat Richard berlutut seperti itu di hadapannya. Amira menuntun tubuh Richard agar bangun dari posisinya yang berlutut di hadapannya itu dan membawa Richard untuk duduk disebelahnya. Richard masih menundukkan kepalanya dengan isakan tangis yang selama ini ia pendam. Amira menyentuh wajah Richard dan ia menghapus air mata yang keluar itu dengan jarinya. 

Senyum terbit di wajah Amira "tante sudah melupakan masa lalu,semuanya sudah kami kubur dalam-dalam. Memang tidak dapat dipungkiri kalau melupakan kejadian itu memang sangat sulit,kami harus bertahun-tahun untuk bisa melupakan semuanya. Apalagi Sandra,bahkan ia sangat menutup dirinya untuk semua pria. Sandra beranggapan bahwa semua pria itu sama seperti ayahnya yang tega mengkhianati istrinya demi wanita lain yang lebih kaya dari tante. Tante juga sangat sedih melihat di usia remajanya harus jauh dan tidak pernah bertemu lagi dengan ayahnya. Bahkan di hari kelulusannya tidak ada sosok ayah yang mendampinginya di acara perpisahan di sekolahnya. Walaupun Sandra tidak pernah mengeluh atas ketidak hadiran ayahnya itu,tapi tante yakin Sandra sangat menginginkan ayahnya ada di acara kelulusannya. Tante juga yakin kalau ia sangat merindukan sosok ayahnya itu. Sekarang kami sudah mampu melupakan semuanya, percayalah tante dan Sandra sudah memaafkan kedua orang tuamu nak. Jangan pernah selalu merasa bersalah dengan kesalahan masa lalu yang telah dilakukan oleh kedua orang tuamu. Kamu tidak salah dalam hal ini,yang salah adalah orang tuamu,dan kami sudah memaafkannya." 

Richard semakin terisak "Aku minta maaf tante… Aku tidak tahu jika ada dua orang yang sudah menderita diatas kebahagiaan kami. Maaf tante" karena tidak tega Amira segera memeluk Richard yang semakin terisak itu. Richard menumpahkan semua tangisannya dalam dekapan Amira. 

"Sstt,sudah nak. Tante sudah memaafkan kalian semua. Lupakan masa lalu yang sudah ada." Amira menenangkan Richard dengan mengelus punggung Richard. 

Cukup lama Richard memeluk Amira,akhirnya pun melepaskan pelukan itu. Richard segera menghapus air matanya,ia memandangi wajah Amira dengan sangat kagum. Selain cantik wanita di hadapannya ini pun sangat baik hatinya. Richard merutuki kebodohan yang dilakukan oleh daddy nya itu dengan bodohnya Ramon meninggalkan Amira dan putrinya hanya untuk memenuhi keinginan Laura. Ya,Laura yang sangat berambisi untuk memiliki Ramon dengan seutuhnya itu mampu melakukan apa saja demi mendapatkan Ramon. 

"Terima kasih tante…" ucap Richard yang masih sesegukan sehabis menangis dan dibalas senyuman dan elusan pelan pada lengannya oleh Amira. 

"Tante,bolehkah aku memanggil ibu?" tanya Richard yang ragu,ia takut Amira tidak mengizinkannya untuk memanggil ibu. 

Amira menganggukkan kepalanya "tentu kamu boleh memanggil ibu kepadaku" jawab Amira dengan senyuman.

Richard yang sangat bahagia langsung memeluk Amira. Pelukan yang sangat hangat yang baru pertama kali ia rasakan dari sosok ibu. Richard adalah anak yang tumbuh dari asuhan orang tua yang sangat sibuk dalam bekerja. Laura selalu menemani Ramon kemanapun daddy nya itu pergi,bahkan sampai mereka menetap di luar negeri pun Laura selalu menempel dengan Ramon. Karena ia takut Ramon akan mengkhianatinya dan kembali ke sisi Amira. Ramon dan Laura sudah menetap di London satu tahun lalu sedangkan Richard menetap di Jakarta karena ia masih penasaran dengan keberadaan Amira dan Sandra. Tapi,kini rasa penasarannya sudah terobati karena ia sudah berhasil menemui Amira. 

"Bu,bagaimana kabar adikku?" 

"Baik,Sandra sangat baik. Sekarang ia sedang bekerja part time di restoran milik Dira teman kampusnya." 

Richard mengangguk,sebenarnya ia sudah tahu semua tentang Sandra yang bekerja part time di restoran. 

"Bu, aku ingin selalu bisa dekat dengan kalian. Maka dari itu aku akan sering menemui ibu,tapi aku belum siap bertemu secara langsung dengan Sandra. Aku… Aku merasa malu jika harus bertemu dengannya." Richard kembali menundukkan kepalanya,Amira paham dengan apa yang dimaksud oleh Richard. 

"Memang Sandra terlihat sangat cuek dan dingin,tapi percayalah di dalam lubuk hatinya Sandra adalah sosok wanita yang lemah lembut. Ya, walaupun kadang sering membuat ibu kesal karena kecerewetannya itu." Amira terkekeh jika mengingat Sandra yang sangat cerewet ketika sedang mengingatkan Amira tentang menjaga kesehatannya. 

******

Apa fungsinya menyimpan amarah kepada orang lain. Jika sifat itu bakal membuatmu lebih menderita. Rasa benci, amarah, dan dendam hanya akan melukai diri sendiri. Sebab itu, pergunakan ketulusan hatimu untuk memaafkan dia.

Bantulah hatimu untuk memaafkan, meski ia belum meminta maaf sekalipun. Sebab memaafkan orang lain akan terasa berat apabila tidak berasal dari hati.


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C15
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous