Singgah cerita, hari itu adalah hari ke 40 Adit meninggalkan dunia. Semua orang yang dia kenal masih sangat terpukul atas kepergiannya. Apalagi Rara, dia menjadi begitu pendiam dan tidak banyak bicara setelah kepergian Adit. Rara yang ceria dan selalu membuat orang tertawa kini menjadi orang yang dipenuhi oleh air mata kesedihan.
Saat itu acara 40 hari Adit sudah selesai, Rara masih diam di rumah Adit sambil memegang erat fotonya.
Mama : "Ra, ayo pulang Nak"
Ibu : "Nyonya, biarkan Rara disini dulu"
Mama : "Hmmm baiklah, Ra.. Mama sama Papa pulang duluan yaa"
Papa : "Nanti kalo kamu mau pulang telpon saja, Papa akan jemput"
Rara sama sekali tidak menjawab mereka, dia hanya diam sambil terus melihat foto Adit.
Mama : "Bi, tolong jaga Rara yaa"
Ibu : "Iya, nyonya tenang saja"
Papa dan Mama pun pulang...
Ibu : "Ra, kamu jangan berlarut larut dalam kesedihan seperti ini, Adit pasti sedih lihat kamu"
Rara : "Bu, aku kangen banget sama Adit:("
Ibu : "Ibu juga Nak, tapi bagaimana lagi:("
Saat itu Rara langsung pergi ke kamar Adit dan mengunci pintunya.
Rara : "Dit... Aku gak bisa tanpa kamu:( tolong bawa aku pergi" ujarnya sambil terus menangis
Tiba tiba ada seseorang yang memegang pundaknya dari belakang, dan ternyata...
Rara : "Adit???"
Saat itu ruh Adit datang menemui Rara, Adit tersenyum pada Rara, senyumannya begitu membuat hati Rara menjadi tenang.
Rara : "Dit, i...ini beneran kamu kan?"
Adit tersenyum dan mengangguk...
Rara : "Kenapa Dit, kenapa kamu pergi ninggalin aku?"
Adit : "Kenapa kamu menanyakan hal yang sudah kamu tahu jawabannya Ra?"
Rara : "Maksud kamu apa?"
Adit : "Semua orang akan mati, bukan hanya aku, tapi kau juga:)"
Rara terdiam...
Adit : "Semua orang sudah memiliki takdir hidupnya masing masing, kita sebagai manusia harus bisa menerimanya, kamu paham kan?"
Rara : "Tapi Dit, kenapa disaat aku menemukan kebahagiaan, Tuhan malah cepat cepat mengambilnya dariku?"
Adit : "Karna itulah yang terbaik, semua yang terjadi adalah yang terbaik untuk kamu:)"
Rara : "Nggak, ini bukan yang terbaik:("
Adit : "Sekarang kamu merasa ini bukan yang terbaik, tapi lihatlah suatu hari nanti... Kamu akan sadar Ra"
Rara : "Kamu datang untuk membawaku kan Dit?"
Adit : "Tidak mungkin Ra, aku datang... Untuk memberitahumu, jika kamu terus seperti ini, jiwaku akan tersiksa, karena aku tidak bisa melihat kamu berlarut larut dalam kesedihan. Aku menjadi terjebak di tengah tengah perjalananku, karena aku terus melihat mu ke belakang, jiwaku tidak tenang Ra"
Rara : "Maafin aku:("
Adit : "Sekarang, tenangkan dirimu, dan pikirkan baik baik. Apa kamu sadar? tindakan kamu sekarang sangat egois Ra:)"
Rara : "A...apa?"
Adit : "Ya, Kamu menahanku, dan kamu juga menyiksa dirimu sendiri:) Tolong Ra, jangan seperti ini. Dari awal, kamu sudah tahu konsekuensinya, jika hidupku tidak akan lama lagi"
Rara : "Kamu benar, aku sudah egois. Aku sudah menahanmu, dan aku sudah membuat jiwamu bersedih, maafkan aku:("
Adit : "(Tersenyum) Sekarang, kamu bisa memilih"
Rara : "Memilih apa Dit?"
Adit : "Kamu memilih merasa di tinggalkan, atau merasa di cintai:)"
Rara terdiam...
Adit : "Jika kamu memilih merasa dicintai, maka disetiap langkah, kamu akan melihatku, kamu akan merasa selalu dekat denganku, dan... Kamu akan terus merasa di cintai"
Rara : "Sekarang aku paham Dit, sudah jelas aku merasa dicintai"
Adit tersenyum dan mengangguk...
Adit : "Iya Ra, aku tidak pergi meninggalkan kamu, orang yang sudah tiada hanya raganya yang hilang, tapi jiwanya akan tetap ada dan abadi"
Rara : "Maafkan sikapku selama ini Dit:)"
Adit tersenyum dan mengangguk...
Adit : "Yang aku ingin, kamu tetap bahagia"
Rara menganggukkan kepalanya...
Adit : "Jaga dirimu, aku sangat sayang padamu Ra"
Rara : "Aku juga sayang banget sama kamu Dit"
Saat itu Adit langsung mendekat pada Rara lalu mencium keningnya, Rara memejamkan matanya saat Adit menciumnya, tetapi ketika dia membuka mata Adit sudah tidak ada. Tetapi setelah itu dia sadar, jika Adit menemuinya adalah untuk menyadarkannya, sikapnya yang selalu terpuruk dan berat melepaskan Adit pergi, membuat Adit tertahan dan tersiksa karena ikut terpukul melihat Rara.
Rara : "Aku sudah ikhlas Dit, aku merelakanmu" ujarnya lalu memeluk foto Adit.